Prolog

686 29 28
                                    

Hello, Guys! Kembali lagi ke Rezy! Oke, kali ini aku bawa cerita baru. Karena MNG mau tamat—Aku tinggal selesain Extra Chapter mereka aja—, kebetulan imajinasi aku penuh dengan alur cerita Gen Y The Series.

Bagi kalian penggemar Drama Thailand dan SBFive mungkin sudah terlalu familiar, tapi bagi yang baru saja mampir, aku sarankan untuk lebih dulu menonton Gen Y The Series-nya dulu meski pun tidak akan terlalu nyambung dengan cerita ini.

Anggap aja ini book ke-4 hahaha canda... ini hanya Fanfiction yang aku buat karena aku denger book3 yg destiny itu lebih fokus ke ThanuPhai. Jadi, karena gak mau liat Wayu sedih lagi, aku bikin ini, deh. Semoga kalian suka, yaaaa


Semua orang berkata sendirian tanpa ditemani oleh cinta itu sepi. Seolah tak ada lagi yang menyayangi dan memperhatikan. Meski waktu telah berlalu, hati tetap akan terasa sepi.
Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Wayu.

Setelah apa yang terjadi padanya, P'Tahun, dan N'Phai, hatinya tak mampu lagi mencintai. Atau hanya dirinya yang berpikir seperti itu. Mark selalu bersama P'Kit sehingga dia hanya bisa menikmati kesendirian. Wayu merasakan sepi yang teramat. Terlebih Ssaeb juga memiliki pasangannya. Rasanya hanya dia yang sendirian sementara yang lain bersama seseorang.

Sekarang Wayu juga sering tak terlihat bersama Mark. Karena bersama Mark, maka ada P'Kit. Ada P'Kit ada juga P'Thanu bersama N'Phai. Bersama dua pasangan itu, Wayu hanya bisa tercueki. Itu lebih sakit. Walaupun bibirnya tersenyum lebar dan mengatakan kalau dirinya bahagian melihat mereka bersama. P'Thanu juga canggung padanya. Hanya akan menjadi lebih buruk jika dirinya bergabung. Jadi... Wayu perlahan menjauh tanpa disadari oleh teman-temannya.

Sama seperti saat ini. Wayu lebih memilih memakan makan siangnya di kantin luar sekolah. Lebih ramai dan banyak orang tidak mengenalnya. Itu bagus karena dia tak ingin diganggu oleh junior atau senior yang ingin menggaetnya.

Menghela napas, Wayu memainkan susu merah mudanya. Kelasnya hari itu sudah berakhir dan tak ada lagi kegiatan. Wayu merasakan kesepian menghampirinya lagi. Tak berminat menghabiskan makanannya lagi, Wayu menaruh sendoknya dan menuju konter pembayaran.

"Phi, semuanya berapa?" tanya Wayu.

Penjual di sana menjawab, "533 bhat saja." Dan Wayu memberikan uangnya.

Malas memanggil taksi dan jemputannya, Wayu berniat berjalan-jalan. Mungkin itu akan membantu sepinya menghilang. Dengan dua kaki yang masih menggunakan celana kampusnya, Wayu melangkahkan kakinya entah kemana. Mungkin mengelilingi kampus atau mencoba beberapa makanan jalanan di sekitar.

Satu jam kemudian

Wayu melihat ke sekelilingnya dengan bingung. Peluh berlapis di keningnya yang putih dan mulus. "Astaga, sepertinya aku tersesat," gumamnya khawatir.

Dia salah jalan. Jalan yang sekarang sangatlah sepi. Hanya beberapa orang yang lewat. Lingkungan ini tak dikenalnya. Wajar saja karena Wayu lebih sering menaiki mobil. Dia tak tahu harus kemana dan bagaimana caranya agar bisa pergi dari jalan ini. Bagaimana kalau dia malah semakin tersesat?

Hatinya sedikit panik. Wayu lebih memilih menepi di sudut yang terasa lebih aman. Dia mengambil ponselnya, berniat menelpon P'Thanu. Namun, sesaat setelah telepon berdering, Wayu sadar apa yang dilakukannya. Jadi, dia mematikan telponnya pada P'Thanu dan memutuskan untuk menelpon Mark. Suara telpon kembali berdering.

Tak ada yang menjawab. Bahkan setelah Wayu menelpon beberapa kali lagi. Bibir Wayu mencoba tersenyum meski hatinya sedikit pahit. Kali ini kepada siapa dirinya meminta bantuan? Tepat ketika ingin memanggil Ssaeb... ponselnya langsung mati. Bagus, dia dalam masalah sekarang.

BLack And Wha(Yu)iteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang