Chapter 8

297 33 7
                                    

Non Phavirat adalah namanya. Pria yang merupakan anak seorang pengusaha hotel ternama itu memang dikenal menikmati hidupnya.

Sebagai anak kedua dari kerajaan bisnis Wachirawith, hidupnya cukup mudah. Dia bukanlah pewaris Keluarga sepeti Black atau Time. Dirinya dan Porsche juga tak berniat memperebutkan kekuasaan dengan saudara-saudara mereka.

Non memiliki karirnya sendiri dan hidupnya sendiri. Keluarganya tak mempersalahkan itu. Bahkan cenderung tak peduli mengingat dirinya adalah anak haram sang ayah yang tak diinginkan. Toh, Non juga tak begitu peduli dengan keluarganya. Well, dia hanya perlu tunjangan hidup mereka padanya dan modal untuk bekerja sendiri.

Non memiliki wajah yang tampan dan dia memiliki kekayaannya sendiri. Siapa yang tak mau dengan pria seperti itu? Sayangnya, Non memiliki kebiasaan buruk. Pergi ke Bar dan memiliki kekasih lebih dari satu sudah biasa baginya. Terkadang dia dan Porsche bahkan bertukar partner. Bukankah sahabat berbagi segalanya?

Brengsek memang adalah nama tengahnya. Meski dia seorang mantan bulan fakultas arsitektur, bukan berarti dia menjaga tabiatnya. Non  tak menutupi kalau dirinya jarang masuk kuliah. Yang penting tugas selesai. Itu sudah cukup. Yah, meski dia memang terkadang harus hadir di mata kuliah tertentu yang tidak begitu dipahaminya.

Baiklah, mari kita kembali ke tabiat buruk seorang Non Phiravit. Seperti malam ini, dia pergi ke Bar tanpa rasa khawatir. Suara dentuman musik di sana cukup membuatnya kembali tersadar akan kesenangan yang menunggu. Dia perlu menyegarkan diri sehabis bertengkar kembali dengan sang ayah akibat perilaku buruknya. Tidak tahu saja pria tua itu kalau Non sudah ikut terjun berbisnis di perusahaan Time. Sengaja Non sembunyikan. Dia tidak ingin Kakak tiri dan Ibu tirinya menganggu.

Seperti biasa, para wanita sudah menunggu kedatangannya. Ketika Non muncul di bilik pribadi sahabat-sahabatnya, tiga wanita di sana segera menggeser tubuh mereka. Entah lebih dekat dengan Porsche atau Time yang asyik ditemani minum.

"Kalian sudah datang!" Non menyapa, Time dan Porsche mengangkat gelas mereka. Pria itu langsung duduk di sana seraya memesan minuman pada salah satu dari tiga wanita berpakaian minim di sana.

"Kau telat," ujar Time, "bertengkar lagi dengan Ayahmu?"

Non mengangkat bahu seraya menyeringai. "Tentu saja. Aku membuat darahnya naik lagi."

Porsche tertawa terbahak. Dia sendiri tidak menyukai ayah Non yang selalu membandingkan Non dan membuat Non tersingkir dari rumahnya sendiri.

"Astaga, apa dia tidak akan masuk rumah sakit jika kamu terus mengganggunya?" tanya Porsche seolah bersimpati. Padahal dari gerlingan matanya saja sudah dipastikan dia menikmati kesenangan.

Non mengangkat bahu. "Bukan aku yang mulai. Kakak tiriku itu benar-benar bangsat. Dia tidur dengan wanita, tapi malah menyalahkanku. Apa maksudnya itu?"

Time mengangkat alis. Bukan sekali, dua kali kakak Non melakukan kesalahan, tetapi melempar kesalahan pada Non. "Dia terus saja melakukannya."

Non mengangguk lalu mengambil gelasnya yang telah diisi oleh wanita di dekatnya. "Aku bahkan tak mengerti mengapa dia melakukan itu. Hell, aku tidak berniat memiliki bisnis si tua itu."

Porsche menggelengkan kepalanya. "Baik, baik, lebih baik sekarang kau melupakannya."

Non tersenyum simpul setelah menenggak wine-nya. "Tentu saja." Dia lalu mengedarkan pandangannya. "Black tidak akan datang?"

Time mengecek arlojinya. "Sebentar lagi seharusnya. Dia mengirim pesan tadi kalau dia dalam perjalanan."

Non jadi mengingat bagaimana Black pergi dari kamarnya tadi pagi. "Berbicara tentang dia," Non mendengus sebal, "sedari kemarin Ai'Black menginap di kamarku."

BLack And Wha(Yu)iteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang