"Ah, ini sangat lezat!" seru Non menikmati daging perut Babi yang telah dimasak kuah pedas Mala.
Time tersenyum. Sebagai yang memasak, mana mungkin dirinya tidak bangga.
Wayu sudah memiliki peluh di keningnya. Bibir pria itu sudah membengkak dan sangat merah karena pedas. Dia menyuapkan peterseli dari kuah Mala yang panas ke mulutnya.
"Benar sekali! Aku gak nyangka P'Time jago masak!" seru Wayu memuji.
Porsche mendengus. Dia meminum bir yang sengaja mereka telah siapkan. "Sial, kalian sama sekali tak memujiku!"
Black memutar matanya. "Kamu tidak memasak Hotpot ini." Dia menyuap kembali mie Pad Thai-nya.
Mata Porsche menatap tajam pria itu. Dia menggertakkan giginya sebal. "Tapi, kamu memakannya."
Black mengangkat bahu. "Ini favoritku."
Wayu terkekeh. Dia kembali meminum bir di gelasnya. Hotpot pedas dengan bir adalah pasangan yang sangat sesuai! Wajahnya bahkan memerah karena itu.
Sayangnya Wayu tak begitu tahan dengan makanan pedas. Di tambah dengan bir, di gelas ketiga, pria manis itu sudah tak sadarkan diri. Padahal Hotpot Mala di pot panasnya masih tersisa setengah. Bahkan keempat pria besar lain di ruangan itu belum mabuk.
Wayu menenggelamkan wajahnya yang memerah di lengan. Dia duduk membungkuk ke arah meja karena kepalanya sangat pusing. Mata Wayu memberat karena rasa mabuknya.
Time terkekeh melihat pipi Wayu yang menonjol karena ditekan lengannya sendiri. "Kekasihmu sudah mabuk."
Black tersenyum kecil. "Jika tidak ada aku, mana berani aku membiarkan dia minum?"
"Sial, kamu benar-benar beruntung, Peng!" Porsche menyeru. Wajahnya memerah. Walau dia yang paling nakal, tapi Porsche juga yang paling tidak kuat alkohol di antara keempatnya.
Non mengangguk setuju. "Seperti yang kami duga. Wayu benar-benar pria yang sangat baik." Dia menatap wajah Wayu yang masih memerah seperti buah tomat segar. "Aku tidak mengerti mengapa Pha dan P'Thanu meninggalkannya."
Black sedikit menyingkap poni Wayu yang memanjang hingga ke alisnya. Dia mengusap lembut kening pria itu. Usapannya ringan seperti menyentuh air yang tenang.
"Aku tidak peduli. Mereka telah pergi dan aku tidak akan membiarkan mereka membawanya lagi," balas Black.
Time tersenyum mendengarnya. "Lalu bagaimana dengan Mark? Apa kamu sudah memikirkan itu?"
Black mengangguk. "Aku memikirkannya. Tapi, memang kenapa jika dia tak menyetujui kami? Bukannya kami tidak bisa bersama."
Non mendengus geli. "Kamu memang egois. Mark adalah temannya, sahabatnya."
"Aku tahu," balas Black, "tapi, aku tidak peduli. Pada akhirnya dia akan menerimaku sebagai kekasih Wayu."
Porsche mengangkat gelasnya. "Egois seperti biasa!"
Time tergelak. "Kalau bukan dia mana bisa egois."
"Oh benar!" seru Non, "kapan kamu akan meresmikan Wayu?"
"Aku rasa aku akan menungguh gipsku dilepas dulu," jawab Black, "aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak ingin seperti ini. Sekalian aku juga harus membuat perhitungan dengan Nan."
Mengingat pria itu, Black kembali bertanya. "Apa yang terjadi padanya?"
Porsche tertawa. Tawanya terdengar serak dan sangat bau alkohol. "Apa lagi? Dia koma!"
Tanpa sedikit pun merasa kasihan, Black tak bisa menahan tawanya. "Serius? Ah, setidaknya anjing itu mendapatkan balasan. Aku tebak yang membuatnya koma itu bukan apa yang terjadi di lintasan, tapi ulah Pamanku, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLack And Wha(Yu)ite
FanfictionDibuat untuk penggemar Gen Y Series, Fanfiction lanjutan setelah kisah cinta segitiga Thanu, Wayu, dan Phai. Ini adalah kisah cinta baru bersama orang yang baru. Tidak lagi membuat sakit, tapi juga belajar menjadi kuat demi orang yang dicinta. Blurb...