Kit memelototi Mark yang duduk santai di depannya. Minuman dan makanan mereka telah datang dan tersaji, tapi Kit masih belum puas mengomeli kekasihnya yang kurang ajar ini. Bagian bawah tubuhnya masih sangat sakit akibat pria itu, tapi lihat sekarang, Mark masih bisa nyengir tidak jelas!"Berhentilah menatapku, P'Kit," kata Mark menggoda, "nanti tambah sayang, lho."
Kit mendengus. Ia mengacungkan garpunya ke arah Mark. "Diam! Jaga mulutmu!"
Mark ingin membalas, tapi matanya melihat dua orang yang datang ke arahnya. Itu Phai dan P'Thanu. Mark melambaikan tangan, menyapa, bersamaan dengan Kit yang menolehkan kepalanya.
Phai dan P'Thanu tampak tegang. Hati Kit tiba-tiba merasakan hal yang tidak enak. Dia menarik Phai untuk duduk bersamanya. "Kau kenapa?"
Phai menghela napas. Ia menggeleng pelan. "Banyak tugas. Aku lelah sekali," keluhnya beralasan.
Kit menoleh pada P'Thanu. Pria yang merupakan kekasih adiknya itu menganggukkan kepalanya. Kit melepaskan kekhawatirannya.
Mark mengerutkan kening. "Kalian hanya berdua?"
P'Thanu tampak tahu apa arti pertanyaan Mark. Dia mengangguk. "Wayu pergi. Katanya ada kelas."
Mark mengangguk memahami. Namun, sekilas ingatannya tentang jadwal kampus Wayu yang selalu sahabatnya tempel di tembok kamar itu membuatnya mengerutkan kening. "Kelas?" beonya.
"Tapi, Wayu tidak memiliki kelas lagi setelah ini," gumam Mark pelan. Dia tak memperhatikan ucapannya yang untungnya tidak terdengar dua bersaudara di depan mereka. Namun, Thanu yang mendengarnya terkejut. Kalau gitu kemanakah Wayu?
.
Wayu mengubah pakaiannya menjadi pakaian santai. Cuaca sedang lumayan sejuk saat itu. Jadi, dia menggunakan sweater ungu yang oversize dan dipadukan dengan celana panjang berwarna pasir. Jam tangan versi edisi terbatas melingkar di pergelangan tangan kanannya. Bersama dengan tas punggungnya, Wayu tampak modis dan sangat tampan.Dia berdiri di depan pintu asramanya. Orang-orang datang dan pergi harus melihat Wayu yang selalu menarik perhatian. Mereka memperhatikan pipi Wayu yang putih memerah karena panas atau mungkin senang. Pria itu tampak bersemangat untuk pergi.
Wayu telah mengirimkan lokasi tempatnya berdiri ke P'Black. P'Black bilang dia akan menjemputnya dengan motor. Ini pertama kalinya Wayu menaiki motor setelah sekian lama menggunakan mobil kemana pun dia pergi. Dia bersemangat karena P'Black berjanji membawanya ke 7Eleven, tempat biasa bermain game. Sudah sangat lama dirinya tidak ke sana. Karena itu, Wayu sangat tidak sabar.
Suara mesin motor besar terdengar kencang. Wayu merasa suara ini adalah suara motor P'Black. Benar saja, setelah tak berapa lama, dia bisa melihat motor besar yang dipastikan sangat mahal menggerung ke arahnya. Memasuki area parkir di bawah tatapan mata penasaran banyak orang.
P'Black memberhentikan motornya di depan Wayu yang menunggu di pinggir. Pria berbadan jauh lebih besar daripada Wayu itu menggunakan kaos hitam lengan pendek dan celana Levi's panjang yang memiliki rantai logam dari lingkar pinggang kanan sampai ke saku kanannya. Beberapa gelang karya kerajinan tangan berwarna gelap melingkar di tangan kanan kirinya sementara tangan kanan terdapat jam tangan. Anting-anting bulat kecil terpasang di telinga kanannya.
Luka-luka di wajahnya tak lagi tampak menakutkan. Malah membuat wajah tampan P'Black semakin terlihat. Dia tersenyum setelah menaruh helmnya di atas motor. "Apa aku terlambat?"
Wayu menggeleng. "Phi tidak terlambat, kok." P'Black tertawa. Dia turun dari motornya.
"Syukurlah kalau begitu," ujarnya, "atau kalau tidak, kamu akan menunggu lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLack And Wha(Yu)ite
FanfictionDibuat untuk penggemar Gen Y Series, Fanfiction lanjutan setelah kisah cinta segitiga Thanu, Wayu, dan Phai. Ini adalah kisah cinta baru bersama orang yang baru. Tidak lagi membuat sakit, tapi juga belajar menjadi kuat demi orang yang dicinta. Blurb...