Bab 18

245 27 19
                                    

Suasana klub yang meriah tak membuat hati Black ikut gembira. Saat ini dirinya tengah berkumpul bersama Time dan yang lainnya, tapi walau fisiknya di klub, pikiran Black sudah melalang buana.

Time melihat Black yang sedari tadi diam saja. Padahal mereka berkumpul di klub untuk merayakan kesehatan Black. Tapi, si peran utamanya hanya diam sementara Porsche dan Non sudah pergi ke lantai dansa terlebih dahulu.

Tim menuang sampanye putih ke gelas anggur Black dan dirinya. Dentingan antara leher botol dengan gelas terdengar membuat Black sedikit tersadar dari lamunannya.

"Ai'Black, apa ada masalah dengan hubunganmu dan Yu?" tanya Time langsung bisa menebak wajah muram sahabatnya.

Black mengambil gelas anggur itu dan mengajak Time cheers. "Apa terlihat jelas?"

"Jika tidak ada, kamu akan mengajaknya kemari," jawab Time ringan. Keduanya menyesap sampanye itu dengan anggun.

Black menjilat bibir bawahnya sendiri. "Saat di rumah sakit, kami bertemu dengan Kit."

"Kit kekasihnya Mark?" tanya Time memastikan.

"Siapa lagi?" Black berdecak, "sejak dia membawa Yu pergi, aku tidak bisa menghubungi Yu. Line-ku saja tidak dibalas," jawabnya gusar.

Time sedikit terdiam. "Mereka, 'kan, tidak suka denganmu. Apalagi Mark. Aku dengar Mark sangat melarang Yu untuk dekat dan memiliki hubungan denganmu."

"Itu dia yang aku khawatirkan," lugas Black. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Yu saat ini membuatku khawatir." Tidak seperti biasanya, dia langsung menenggak sampanye di gelasnya hingga habis.

Time mengangkat alisnya dengan geli. Untuk pertama kalinya, Black mengaku khawatir. Dia menggeleng pelan. "Astaga, kalau begitu kamu hanya harus menghampirinya langsung."

Black mengerutkan keningnya dengan bermasalah. "Aku sudah memikirkannya. Tapi, aku takut justru mengganggu Yu. Bagaimana jika dia tambah menjauhiku?"

Mendengar pertanyaan polos itu, Time hampir saja tertawa terbahak. "Ai'Black, sejak kapan kamu menjadi bodoh?"

Black merenggut. Dia menoyor kepala Time dengan kasar. "Sialan, kau!"

Time mengusap kepalanya. Dia tak keberatan. Baginya itu pantas jika mendapatkan berbagai macam ekspresi dari Black sekarang ini. Dan itu semua hanya karena seorang Wayu.

"Kalau kamu memang penasaran, mending langsung tanya sama dia. Kalau dia menjauh, kayak kamu gak bakal diam saja," celetuk Porsche yang tiba-tiba datang.

Black dan Time terkesiap. Porsche datang langsung merangkul Black. "Jangan terlalu banyak berpikir ini itu, Ai'Black. Kalau kamu cinta dan mau dia, kejar. Mau Mark larang kalau kalian berdua sama-sama suka, kalian bisa bersama."

Mengernyit mendapati bau Porsche yang penuh dengan aroma parfum wanita, Black mengelak dari rangkulan Porsche. "Jauh, jauh dariku. Bau."

Porsche berdecak sebal lalu melepaskan rangkulannya dan duduk di samping Time. "Jadi, bagaimana?"

Black terdiam sejenak. Dia kemudian berdiri dan langsung mengambil jaketnya yang tercampur di pegangan kursi. "Aku pergi ke kamar Yu. Nanti, aku akan traktir kalian." Tanpa persetujuan yang lain, Black pergi meninggalkan mereka.

Porsche menggaruk kepalanya. "Cepat sekali dia langsung main pergi gitu aja."

"Lho kok Ai'Black pergi?" tanya Non yang baru saja tiba. Di lengannya ada seorang wanita berpinggul kecil yang seksi. "Dia, 'kan, peran utamanya."

"Pergi menemui Yu, " jawab Time. "Mark membuat masalah lagi."

Non meringis. "Sahabat yang merepotkan."

BLack And Wha(Yu)iteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang