Chapter 11

290 28 19
                                    

Malam itu hampir pukul sebelas saat Wayu sampai di bar. Suara dentuman musik terdengar semarak dari tempatnya berdiri. Melihat suasana ramai dan begitu banyak orang, Wayu sedikit merasa aneh. Pasalnya sudah lebih dari setengah tahun dia tidak pergi ke Bar. Tidak ada teman yang mengajak dan Wayu pun tak kepikiran untuk pergi bermain sendirian ke tempat hiburan ini.

Di sambut dengan hormat oleh pelayan serta penjaga di pintu, Wayu merasa lucu. Dia menoleh pada P'Black yang disampingnya sedang memberikan instruksi pada salah seorang pelayan. Dari sisi wajahnya, pria besar itu sudah terlihat seperti Bos yang biasa diandalkan para karyawannya.

Orang bilang pria paling tampan saat sedang bekerja. Wayu pernah melihatnya ketika melihat wajah sang ayah di kantor. Dia juga pernah melihat P'Pha atau P'Thanu. Tapi, lagi, lagi, Wayu harus mengakui pepatah itu benar. P'Black semakin tampan saat sedang bekerja. Bahkan jika suasananya di bar yang semarak sekali pun.

Pelayan itu mengangguk mengerti lalu memberi hormat sekali lagi pada keduanya sebelum pergi. Wayu menyikut sang senior.

"Bagaimana rasanya jadi Bos, Phi?" tanyanya menggoda dengan kedua alis yang terangkat.

Black tersenyum. Ia merangkul bahu juniornya itu. "Memangnya kamu bukan?"

Wayu bersidekap. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya agar P'Black bisa mendengar suaranya. "Aku masih muda. Tentu saja bukan."

"Tapi, hanya kamu yang dapat memerintahkanku selain Pho dan Daddy," celetuk Black yang mana membuat Wayu harus menahan napasnya.

Wayu memalingkan wajahnya agar semu merah di pipi tak terlihat. "Ck, Dasar!" umpatan itu segera disambut dengan kekehan ringan dan Black.

P'Black menggendikkan bahu. "Ayo, aku ajak kamu ke meja pribadi kami." Dia mengamit tangan Wayu untuk dituntun.

"Hm," Wayu mengangguk dan membiarkan dirinya dituntun.

Keduanya berjalan seraya menghindari beberapa orang. Khususnya para wanita. Black selalu membuka jalan bagi keduanya dengan Wayu di belakangnya. Tak membiarkan junior mudanya itu harus terdorong oleh orang.

Ngomong-ngomong tentang wanita, Wayu sadar kalau P'Black termasuk populer di klub malam ini. Terlihat sekali beberapa wanita berpakaian minim menggerling genit atau menghampiri mereka langsung. P'Black tak acuh pada para wanita itu. Apalagi pada yang datang. Dia segera menyingkir memiringkan tubuh saat wanita-wanita itu ingin bersandar.

Wayu menyembunyikan senyumnya saat P'Black menarik dirinya agar semakin merapat saat berjalan. Ada rasa senang saat mengetahui kalau seniornya itu memang seperti yang dikatakannya satu bulan yang lalu. P'Black menjaga dirinya sendiri dengan benar.

Tak butuh waktu lama, kedua pria itu berhenti di pinggir meja berisikan 3 pria. Tak ada wanita lain. Bahkan hanya ada beberapa botol sampanye dan bir di atas meja. Wayu sedikit mengernyit melihat ketiganya yang sama-sama terlihat tidak mabuk. Ini tidak sesuai dengan apa yang diceritakan P'Black. P'Black bilang setiap berkumpul selalu ada wanita di tangan sahabatnya. Bahkan bau alkohol sering menyengat.

Melihat kedatangan Black dan Wayu, tiga pria di meja itu berdiri. Black memberikan sapaan khas mereka sebelum menuntun Wayu untuk duduk di sebelahnya sementara dia di tengah antara Wayu dan Time.

"Aku yakin kalian sudah kenal dengan Wayu, jadi aku tidak akan memperkenalkannya," kata Black memulai. "Yang pasti jangan macam-macam," tegurnya saat mata Non mulai berbinar.

Non terbatuk. Tanpa diminta, dia segera menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan gebetannya.

"Non Phavirat," Wayu menyambut tangannya, "senang bertemu denganmu, N'Wayu."

BLack And Wha(Yu)iteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang