8

2.2K 234 5
                                    

Lisa sampai didepan rumah tujuannya rumah besar di dominasi warna putih itu dengan pilar yang besar berdiri tegak.

"Kenapa masih berdiri disitu ayo masuk" Jennie menarik tangan Lisa yang masih mematung berdiri

"Jangan terkagum begitu ini rumah orang tuaku" sambungnya membawa Lisa kesebuah ruang yang cukup besar kaca besar menyambut Lisa saat memasuki ruangan itu

"Yow...yow...Lisa selamat datang" Seru Jisoo saat melihat Lisa

"Hai Unnie"

"Aku akan mengambilkan minuman" Jennie pergi

"Mantra apa yang kamu berikan pada Jenduk" Jisoo menarik Lisa

"Apa maksudmu ?"

"Kamu jangan bersikap polos Lisa" tatap Jisoo menaik turunkan kedua alisnya

"Aa...aku tidak melakukan apa-apa" Jawabnya kikuk

"Hemmm...kamu tahu"

"Tidak tahu"

"Aku belum mengatakannya" sungut Jisoo kesal

"Ini pertama kalinya Jennie membawa orang lain selain aku dan Irene kerumah ini"

"Lantas" tanyanya polos

"Tidak ada" Kesal Jisoo karena Lisa tidak mengerti apa yang dimaksud ingin rasanya Jisoo memukul kepala Lisa agar sedikit bisa mengerti.

Lisa latihan menari dengan serius sementara Jennie dan Jisoo hanya duduk dan melihat dari kejauhan
Jisoo sesekali melirik kearah Jennie dan tidak repot repot menggangu

"Apa kamu menyukainya" tanya sambil mengunyah apel yang sudah masuk kemulutnya

"Tidak" jawabnya tanpa melihat kearah lawan bicaranya

"Matamu mengatakan hal berbeda"

Jennie berbalik menatap Jisoo bingung

"Matamu menjelaskan hal berbeda Jenduk aku mengenalmu dan matamu hampir tidak berkedip menatap Lisa" Jelas Jisoo

Jennie hanya diam dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya ini ia pun menyadari perubahan yang dia lakukan.

"Aku masih suka laki - laki "

"Sekarang aku meragukan itu"




................



"Bagaimana apakah kamu sudah menyiapkan semuanya"

"Sudah tenang saja aku sudah mengerjakanya"

Seulgi dan Lisa masuk kedalam kelas yang sudah ramai dengan anak-anak lain yang sudah mengisi tempat duduk mereka masing-masing

"Hai Kelinci ku" Seulgi menyapa Irene yang sedang asik membaca bukunya

"Kelinciku ?" Ucap Lisa duduk disebelah Seulgi "Sejak kapan ?"

"Sejak saat aku menatap matanya yang seperti kelinci itu sangat menggemaskan" Jawab Seulgi menatap Irene yang duduk didepannya.
Lisa hanya memutar matanya jengah akhir-akhir ini Seulgi berubah dari pembenci menjadi seorang pencinta

"Beruang dan Kelinci itu perpaduan yang aneh"

"Itu akan terlihat sempurna dimataku lihatlah betapa menggemaskannya Irene saat tersenyum matanya hampir tertutup saat dia tertawa dan itu membuat jantungku berdegub degub kencang" Jelasnya berbinar binar

FIGHT FOR LOVE || JENLISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang