7

2.2K 219 3
                                    

Jennie membawa Lisa ketaman duduk dibangku panjang dibawah pohon besar. Lisa hanya diam membiarkan Jennie melakukan sesuatu dengan kotak P3K yang didapatkan setelah menyuruh seseorang mencarinya.

"Tahan ini akan sedikit perih" ucap Jennie saat mengusapkan perlahan kapas yang ada ditangannya Lisa hanya diam dan menatap Jennie dalam diam ini pertama kalinya Lisa bisa dengan jelas menatap kedalam kedua mata coklat itu yang memberikan rasa nyaman dan damai

"Awwss" ringis Lisa reflek menyentuh tangan Jennie yang membuat mereka berdua saling bertatapan Jennie merasakan jantungnnya memacu lebih cepat dari biasannya Jennie menduduk

"Sudah aku bilang tahan" sungutnya menarik tangannya meletakan kapas yang sudah digunakannya "Makanya jangan menjadi pahlawan kesiangan" tambahnya

Lisa menaikan alisnya "Aku tidak, kalian menghalangi jalanku makanya berpacaran itu jangan ditengah jalan" balasnya sedikit meringis saat merasakan perih di ujung bibir.

Jennie menatap kearah Lisa dan tidak menjawab pernyataan dari Lisa

"Kenapa apa aku benar" tunjuknya diri sendiri

"arrggghhhh rasanya aku ingin mengacak-acak wajahmu hingga menjadi butiran butiran keripik" Jennie menahan tangannya agar tidak melakukannya kenapa manusia di depannya ini selalu saja menyebalkan "Ini lakukan sendiri" Meletakan kotak P3K dipangkuan Lisa dan pergi "Mentebalkan" gerutunya

"Hummm....cantik" ucapnya

.

.

.

Lisa membersihkan meja-meja yang kotor dengan cekatan. Ia sudah bisa mengatur waktunya untuk bekerja dan juga belajar agar dia bisa fokus dengan belajarnya dan juga bekerja. Lisa sudah memutuskan hanya bekerja di cafe milik Bambam mungkin uang yang didapat tidak akan cukup untuk memenuhi kehidupannya dan juga keluargannya namun sesekali Lisa akan mengambil pekerja untuk memotret. Yah memotret adalah keahlian lain yang Lisa miliki dengan camera peninggalan yang diberikan oleh ayahnya. Setelah selesai Lisa meregangkan otot-ototnya dan bersiap untuk pulang. Menelusuri trotoar jalan terlihat sudah mulai sepi orang-orang mungkin sudah terlelap tidur diranjang mereka yang nyaman.

"Aku pulang" Lisa membuka pintu rumahnya tidak ada yang menyahut mungkin Ibu dan adiknya sudah tidur

"Ibu..."Lisa melangkah kearah dapur dan menemukan ibunya sudah tergeletak tidak berdaya "Ibu...ada apa " Lisa bergegas mendekati Ibunya melihat wanita paruh baya itu tidak bergerak jantungnya berdetak dengan sangat cepat takut sesuatu yang tidak di inginkannya terjadi Lisa memeriksa nafas ibunya dengan meletakan satu jarinya didepan hidung ibunya ada rasa lega dihatinya karna ibunya masih bernafas Lisa membawa tubuh ibunya itu menuju kamar. Setelah beberapa saat ibu Lisa sadar dan membuka matanya perlahan menatap Lisa yang juga menatapnya tanpa melepaskan pegangan tangannya

"Ibu apa ibu sudah sadar" Ucapnya penuh dengan kecemasan "tadi ibu pingsan"

"ibu baik-baik saja" wanita paruh baya itu tersenyum

"Tolong jangan seperti ini lagi ibu membuatku takut" Lisa menahan air matanya agar tidak jatuh melihat ibunya seperti tadi adalah mimpi buruk untuknya "Berhentilah bekerja aku mohon ibu" tangisnya pecah suaranya bergetar "Aku tidak ingin ibu sakit dan.." ucapannya terhenti karena tangis Lisa adalah seseorang yang kuat namun saat berhubungan dengan keluarganya apalagi ibunya dia akan sangat rapuh seperti ini.

.

.

.

.

Seperti biasa setelah mengikuti perkuliahan Lisa akan melakukan latihan menari untuk nanti tampil dibabak final lawannya adalah Jennie dan Kai hanya akan ada satu pemenang dan Lisa akan berusaha mengeluarkan semua kemampuannya. Dia ingin mendapatkan uang dari hadiah kompetisi ini untuk membawa ibunya kerumah sakit. Kali ini Lisa ingin membuat sebuah tarian yang belum pernah orang lihat sebelumnnya. Karena Lisa tahu lawannya adalah penari yang hebat juga terutama Kai dia mempunya bakat yang luar biasa dalam hal menari seperti halnya Lisa ini akan sulit jika Lisa tidak berlatih sebaik mungkin.

"Wow....wow lihatlah siapa ini" Kai berseru sembari bertepuk tangan diiukut oleh beberapa teman-temannya Lisa hanya diam enggan membuat keributan. Kai menghalangi Lisa saat hendak berjalan keluar

'Apa yang kamu inginkan" Ucap Lisa menatap dingin

"Berhentilah untuk menjadi pemenang karena orang sepertimu tidak akan bisa"balasnya dengan tatapan sengit

"Let see, aku yang pantas atau kamu" tunjuk Lisa "Minggir" Lisa mendorong bahu Kai untuk memberinya jalan

"Sekarang" Teriak Kai dan kedua temannya dengan cepat menarik tangan Lisa membuat Lisa tidak bisa bergerak karena dua orang ini memeganinya dengan sangat kuat

'Apa yang kamu lakukan" berontak Lisa

"Orang miskin sepertimu bersikap sangat sombong bukankah itu tidak pantas lihatlah dimana posisimu" menatap dari ujung kaki hingga kepala "Pindah kesini hanya karena beasiswa kurasa kampus ini terlalu berbaik hati dengan orang-orang sepertimu' berjalan berkeliling seperti harimau yang sedang memantau mangsanya

"Dan sekarang aku akan menunjukan padamu akibat dari melawanku" Kai melipat kursi besi yang ada diruangan itu Lisa menatap lekat kearah Kai tanpa merasakan rasa gentar sedikit walaupun ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh orang dideepannya ini.

'Terima ini pecundang" Kai bersiap untuk memukulkan kursi itu kepada Lisa namun saat bersamaan Jennie dan Jisoo membuka pintu

"KAI !!!" Teriaknya saat melihat itu " apa yang kamu lakukan" Jennie mendorong Kai hingga kursi yang dipeganginya jatuh

"Apa kalian ingin mencelakai Lisa" tambah Jisoo "Betapa pengecutnya jika rektor tahu mengenai ini aku yakin kalian akan segera dikeluarkan dari kampus ini" seketika teman-teman Kai melepaskan pegangan mereka pada Lisa

"Jangan jadi pengecut karena kamu takut kalah Kai" Kai hanya bisa menahan amarahnya dia tidak akan mau melawan Jennie karena itu bisa membuat Jennie semakin membencinya

"Urusan kita belum selesai" Kai pergi

'Apa kamu tidak apa-apa " Tanyanya khawatir

"Tidak apa, terima kasih" senyumnnya kepada Jennie

" Kamu bisa latihan dirumahku jika mau" ucapan Jennie tersebut membuat Jisoo sedikit bingung ini tidak biasanya Jennie bersikap seperti ini apalagi dengan seseorang yang tidak lain adalah lawanya di kompetisi. Jisoo meletakan punggung tangannyadi dahi Jennie untuk memastikan apakah Jennie sedang tidak baik-baik saja.

"Apa yang kamu lakukan" Jennie menepis tangan Jisoo

"Apakah ini Kamu Jendukie atau orang lain yang sedang menyamar" ia memerikasanya

'Tapi jika kamu tidak mau tidak apa" Ucapnya dengan cuek ia pun merasa aneh kenapa dirinya melakukan ini. "Apa yang sudah aku lakukan dasar" benaknya berjalan keluar meninggalkan Lisa yang masih mematung

'Kamu memang hebat Lisa" Jisoo menepuk pundak Lisa sebelum menyusul sahabatnya itu. 



.

.

.

Happy New Year untuk kalian

Semoga di tahun 2021 ini Corona udah hilang ya dan kita bisa beraktifitas seperti sedia kala lagi. Aamiin.





FIGHT FOR LOVE || JENLISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang