26

593 68 0
                                    

"Huft...akhirnya" Lisa berhasil naik setelah beberapa saat bekerja keras untuk sampai keatas balkon kamar Jennie.

Krek...

Jennie membuka Kamarnya dan langsung di sambut oleh sosok Lisa yang beberapa hari ini sangat di rindukannya.

"Lisa..." Jennie berhambur memeluk Lisa dengan erat. Lisa membalas pelukan kekasihnya itu tidak kalah erat, jantung berpacu semakin cepat mengirup sebanyak banyak aroma perempuan yang memenuhi hatinya itu.

"Apa kamu baik baik saja" tanya Jennie setelah melepaskan pelukannya dan menatap lekat orang yang ada dihadapanya. Mata mereka saling bertemu Lisa bisa melihat mata cantik Jennie mata yang bisa menyesatkan dirinnya hanya dengan memandangnya. Tidak berbeda jauh dengan Jennie sudah terhanyut dengan tatapan penuh cinta dari mata coklat milik Lisa.


"Aku baik baik saja" jawabnya sembari jari jarinya mengelus manja pipi mandu Jennie.


"Dimana Jisoo ?"


"Jisoo unnie ada di luar. Masuklah aku tidak mau ada yang melihatmu" jennie menarik Lisa masuk menuju kamarnya.



Lisa memasuki kamar Jennie matanya menerawang melihat bagaimana kamar kekasihnya itu.


"Kamarmu seperti ukuran rumahku" ucapnya setelah melihat kamar Jennie yang mempunyai ranjang berukuran King Size sebuah lemari yang besar dengan meja belajar lengkap dengan laptop diatasnya ditambah warna cat kamar ini membuat kamar ini terasa hangat.


"Kamu kesini mau melihat kamarku atau aku" kesal Jennie yang sedari tadi sudah memperhatikan Lisa



Lisa tersenyum mendengar ucapan pacar mandunya itu dan dengan cepat menarik Jennie ke pelukannya.


"Aku tidak akan memanjat seperti monyet jika aku tidak ingin melihatmu" mencolek hidung jennie dengan jarinya gemas.


"Aku merindukanmu"


"Humm...aku juga sangat merindukanmu" Peluknya erat seakan tidak ingin dilepaskan



"Aku tidak tahu berapa lama Daddy akan melakukan ini" ucap Jennie menyandarkan kepalanya didada Lisa



"Apakah Daddymu melakukan sesuatu kepadamu" mengelus rambut halus Jennie



"Tidak, Daddy selalu berkata kepada Bodyguarnya. Jangan biarkan Jennie bertemu dengan Lisa" kesalnya saat mengingat apa yang dilakukan Daddynya itu


Lisa terdiam sejenak memikirkan apa yang harus di lakukannya untuk hubungannya ini dengan Jennie. Semuanya semakin terasa sangat rumit untuk Lisa. Haruskah ia berhenti atau melanjutkan ini semua.

"Lisa..."


"Lisa...." panggil Jennie lagi mencubit pinggang Lisa. Hingga wanita jangkung itu tersadar dari lamunannya.


"Aw...kenapa mencubit" jwrit Lisa ketika merasakan sengatan lebah di pinggangnya


"Karena kamu tidak mendengarkan aku. Jika kamu kesini hanya untuk melamun pergi saja" mendorong Lisa menjauh



"Hei...hei...nini sayang" bujuk Lisa mendekati Jennie memeluknya dari belakang.



"Tidak ada yang aku pikirkan selain kamu, tidak ada yang aku inginkan selain kamu, karena semua yang aku inginkan semua sudah ada bersamamu" bisik Lisa tepat ditelinga Jennie.



Sialan, kenapa monyet ini semakin pandai merayu- batin Jennie menahan dirinya agar tidak salah tingkah sembari menahan senyumnya.



"aku bisa berjanji demi bu..." ucapan Lisa terpotong karena Jennie dengan cepat berbalik dan menutup mulut Lisa dengan tangannya



"Tidak aku tidak mau kamu berjanji seperti bulan, karena bulan akan hilang ketika siang tiba. Aku tidak mau cintamu seperti itu" balas Jennie dengan tatapan penuh ketulusan membuat hati Lisa semakin tidak bisa membendung cintanya.



"Kalau begitu aku akan berjanji dengan nyawaku."


"Jangan berani hancurkan janji dan hianati aku Lisa. Jika itu terjadi semuanya akan hancur"


"Aku mencintaimu Jennie" ucap Lisa menaikan wajah Jennie dengan jari telunjuknya dan mencium perlahan bibir wanita mungil yang ada di hadapannya.


Lisa mengecup dengan lembut bibir merah Jennie melingkarkan kedua tangannya di pinggang. Jennie membalas ciuman itu dengan penuh perasaan bahagia. Menikmati manisnya cinta yang selama ini mereka cari.



Kedua bibir itu saling menyatu bertukar rasa manis yang membuat siapa saja akan melupakan segalannya. Lisa mengigit sedikit bibir Jennie hingga membuat Jennie membuka mulutnya.



Suasana sunyi dengan Suara angin malam yang berhembus menambah suasana panas antara Lisa dan Jennie semakin intens. Kedua tangan Jennie sudah melingkar erat dileher Lisa.
Keduanya bertukar ciuman mesra. Lisa menurunkan ciumannya ke leher putih Jennie membuat Jennie mencengkram rambut belakang Lisa.

"Uhhh...." desah Jennie saat Lisa memberikan ciuman ciuman basah di sekitar lehernya. Dan seakan ingin lebih Jennie membuat leher putihnya terbuka agar memudahkan Lisa untuk menikmatinya.



Bruk...

Suara keras pintu terbuka membuat Jennie reflek mendorong Lisa membuat perempuan bertubuh tinggi itu sukses menempatkan pantatnya di atas lantai yang keras.

"Awww....tulangku"Jerit Lisa kesakitan

"Ada apa Jisooya" melihat kearah sahabatnya itu yang langsung menutup pintu.

"Apakah kau tidak bisa mengetuk Jisoo"kesal Lisa berdiri

"Maafkan aku mengganggu moment hormon kalian, tapi Jennie Daddymu akan naik kesini" Jelasnya

"Apa....why.....bukankah kau sudah"

"Berhenti aku juga tidak tahu" potong Jisoo

"Lisa cepat sembunyi sembunyi" panik Jennie tidak mau sampai ayahnya tahu ada Lisa

"Dimana" bingung Lisa dan menyelipkan tubuhnya kebawah ranjang Jennie

"Dad...Daddy" Jennie melihat kearah Daddynya yang sudah berdiri tegak didepan pintu ditemani Jisoo yang ikut tegang dengan situasi ini

Mr.Kim tidak menjawab ucapan anaknnya itu dia berkeliling kesemua penjuru kamar Jennie, itu membuat Jennie semakin cemas. Apa yang akan terjadi jika Daddynya itu tahu bahwa ada Lisa.

"Daddy sedang apa" tanyanya dengan tenang agar Mr.Kim tidak curiga

"Hanya memastikan bahwa tidak ada siapa siapa disini"

"Hanya ada aku dan Jisoo"

"Be-benar" dengan gugup Jisoo menjawab

Mr.Kim tidak menjawab dan hanya menatap anaknya itu dengan seksama.

"Besok kamu sudah bisa mulai kuliah dan tetap dengan bodyguard" putus Mr.Kim berjalan keluar



Vote vote vote

FIGHT FOR LOVE || JENLISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang