Kita & Kanker - 05 🎗️

870 74 14
                                    

Aku tersenyum miris, ketika melihat wajah Rendy yang kini terlihat begitu terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum miris, ketika melihat wajah Rendy yang kini terlihat begitu terkejut.

"Kamu ngapain disini? Kenapa ga masuk sekolah tadi? Dan, siapa perempuan yang kamu rangkul ini?" tanyaku bertubi-tubi padanya. Aku masih mencoba berpikir positif, mungkin saja ini salah satu dari keluarga Rendy. Tapi, mengapa mereka terlihat sangat mesra?

Namun Rendy tidak menjawab, ia hanya terdiam.

"Sayang, ini siapa sih? Kok tiba-tiba tanya kayak gitu?" Tanya perempuan itu kepada Rendy.

Tunggu dulu. Apa? Perempuan ini memanggil Rendy dengan sebutan sayang?

"Ren, kenapa kamu diam aja? Siapa perempuan ini? Kenapa dia manggil kamu sayang?" tanyaku dengan emosi yang sudah hampir tiba di ubun-ubun.

"Aku tunangannya Rendy. Jadi tidak salah dong kalau aku memanggilnya dengan sebutan sayang? Yang salah itu sepertinya kamu, datang-datang main marah aja," jawab perempuan itu.

Emosiku semakin naik. Bagaimana bisa dia menyebut dirinya sebagai tunangannya Rendy, sedangkan aku saja pacarnya.

"Ren jawab!!" Aku tak mempedulikan lagi bagaimana orang-orang disekitar melihatku. Yang jelas sekarang, aku harus meminta jawaban dari Rendy.

"Iya, ini tunangan aku."

Kini Rendy sudah bersuara. Tapi? Jawaban apa ini? Perempuan ini tunangannya?

"Kamu jangan bohong Ren, ini gak benar kan? Ren kenapa kamu tega sama aku?"

Air mata sudah mengalir keluar dari mataku, membuat emosiku semakin tidak teratur. Tiba-tiba Rendy menarikku ke tempat yang lebih sepi dari sebelumnya.

"Key, aku bisa jelasin ini semua," ucap Rendy.

"Kamu mau jelasin apa lagi hah?" marahku padanya.

"Kamu dengerin dulu. Perempuan itu Nayla, dia anak dari sahabat papaku, dan ternyata, sedari kami kecil kami sudah dijodohkan dan aku tidak pernah tahu hal itu. Jadi, sekarang papa baru memberitahuku dan sehabis lulus nanti papa memintaku untuk menikahinya. Aku minta maaf, aku belum berani kasi tau kamu sebelumnya. Aku takut," jelasnya panjang lebar. Aku tak terlalu mendengarkannya karna sekarang hatiku sedang tidak baik.

"Jadi, sampai disini aja ya hubungan kita. Aku minta maaf," lanjutnya.

"Kamu tega Ren. Kamu tega, Rendy!" teriakku penuh amarah, lalu berlari meninggalkannya.

"Key!" Rendy berteriak memanggil namaku.

Sudahlah, aku tidak mau lagi mendengar apa-apa lagi dari dia. Tujuanku sekarang ingin cepat pulang. Tapi di tengah jalan aku bertemu dengan Okta dan Rina yang sepertinya sedang mencariku.

Kita & Kanker [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang