Kita & Kanker - 03 🎗️

1.1K 87 5
                                    

Setelah semalaman aku tidak tidur, yang lebih tepatnya tidak bisa tidur karena 1 kata yang terus-menerus menghantui pikiranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semalaman aku tidak tidur, yang lebih tepatnya tidak bisa tidur karena 1 kata yang terus-menerus menghantui pikiranku. Sehingga sekarang, dengan kondisi kantong mataku yang menghitam ini, aku dan papaku sedang berada di jalan menuju rumah sakit untuk mengambil surat hasil diagnosa mengenai kondisiku. Padahal aku belum sempat memberi tahu perihal kondisiku kemarin malam kepada papa. Ya, aku ingat betul, aku bahkan belum bertemunya semalam. Sehabis pulang dari rumah sakit kemarin, aku langsung mengunci diri di kamar, dan tidak keluar lagi untuk sekadar makan malam.

Akan tetapi, tadi pagi, saat aku baru saja membuka pintu kamarku, terdengar suara menginterupsi dari papa yang tengah duduk di kursi dekat balkon. Ia bertanya mengenai kondisiku, dan terdengar seperti sedikit marah. Ya, aku maklumi saja jika papa bisa marah padaku, karena siapa orang tua yang terima jika anaknya menyembunyikan hal seberat ini dari mereka?

Tidak usah kutanya lagi, darimana papa mengetahui semua tentang kondisiku. Aku sendiri dapat menebak darimana asal muasal papa mengetahui tentang kondisiku. Ya, siapa lagi yang memberitahunya, kalau bukan dokter Andrew.

Akhirnya, aku dan papa pun tiba di rumah sakit. Karena tadi pagi papa sudah memberitahu kepada dokter Andrew perihal kedatangan kami, maka kami berdua langsung saja menuju ke ruangan kerjanya. Alhasil, sekarang aku dan papa sudah berada di ruangan dokter Andrew.

Aku memilih duduk di kursi yang tepat berada di depan meja dokter Andrew, sementara papa berbincang sedikit dengan dokter. Terdengar beberapa sapaan dan candaan yang terlontar dari keduanya. Mungkin, efek sudah beberapa minggu terakhir mereka tidak bertemu, jadinya sedikit melepas rindu terlebih dahulu.

Setelah mereka berbincang selesai, papa dan dokter Andrew kembali serius. Papa duduk di kursi sebelahku.

“Ini hasil diagnosanya, silakan dibuka,” ucap dokter Andrew, sembari menyerahkan sebuah amplop berwarna putih kepada papa. Papa langsung mengambilnya, lalu sejenak menatapku dengan tatapan yang tak bisa kuartikan hanya dalam 1 kata. Ya, dapat kulihat bahwa rasa cemas, takut, khawatir serta penasaran bercampur menjadi 1 didalamnya. Perlahan, papa mulai menyobek salah satu ujung amplop putih yang membungkus kertas hasil diagnosa itu. Rasa-rasanya, jantungku seperti sedang lomba marathon, sedari tadi berdetak begitu kencang di dalam tubuhku. Kutarik dalam napasku dan kuembuskan kembali, setidaknya ini sedikit membuatku lebih tenang. Ya, sedikit saja.

Sekarang, kertas hasil diagnosa itu sudah tak lagi terbungkus dengan amplop. Perlahan papa membuka lipatan kertas itu. Sedangkan aku memilih untuk tidak melihatnya terlebih dahulu, sembari mencoba untuk ikhlas apabila hasilnya tak sesuai yang dikehendaki.

“Dok? Ini--”

Suara papa memecah keheningan yang terjadi beberapa saat lalu. Aku dapat menebak bahwa kali ini hasilnya tidak akan baik, karena suara papa yang mulai berubah, menjadi tidak tenang seperti biasanya.

Kita & Kanker [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang