Chapter 7

8 2 2
                                    


Chapter 7

. . .

Chap yang  ini di 'warning' ya..
Aku selalu ingetin buat sedia bantal untuk antisipasi kira² bosen trus ketiduran hahaha

. . .

Kendati Eunseol tak habis pikir atas sikap kurang ajar Eunbyeol terhadapnya, tetap saja ia bekerja keras membantu kepindahan wanita itu ke apartemen bari di Banpo, dia juga yang mencari bantuan dari Minju untuk mengantar mereka ke tempat baru, dan masih Eunseol yang harus membereskan semua barang-barang itu juga. Sementara sang penghuni baru malah asyik bertelepon ria mengundang para rekan kerja untuk datang ke rumah barunya, dia juga sudah memesan makanan dari restoran langganan mereka sebagai hidangan pesta kepindahannya. Tidak peduli dengan dua wanita yang membantu membereskan dan menyusun isi apartemen untuk siap di tinggali, seakan mereka hanya agen yang ia bayar untuk melakukannya.

“Aku tidak tahu selama ini kau memiliki adik perempuan. Apa dia adik kandungmu?” Minju menatap Eunseol yang hanya mengangguk, “Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?”

“Karena tidak ada yang perlu dikatakan, Minju-ya. Tidak ada gunanya memberitahukan hal ini pada orang lain, tidak ada pentingnya, bukan? Belum lagi, sekarang aku mulai mengantisipasi keadaan setelah berulang kali menghabiskan waktu hanya dengan Hwan. Aku hanya tidak ingin jika dia tahu aku mempunyai adik perempuan—yang cantik—pria itu akan memaksa untuk membawanya sesekali,” Eunseol menghela napas kemudian melirik si adik di ruang tengah, “Meski tidak ingin mengakuinya, tapi Eunbyeol adalah aset berharga keluarga kami, Minju-ya. Hanya dia yang memiliki riwayat pendidikan lebih baik, dia yang bisa membawa derajat orang tuaku naik. Sementara aku hanya bisa menjadi tameng agar nama baiknya tidak tergores.”

Aigoo... Kau memperlakukannya sebagai adik tersayangmu, tapi dia malah bersikap kurang ajar padamu. Lihat ini! Kau bekerja sejak pagi sampai matahari hampir tenggelam, membantunya pindah dan menyusun isi apartemen ini agar lebih nyaman, tapi dia malah sibuk bergosip dengan rekan kerjanya. Bukan hanya itu saja, dia bahkan tidak mau mengangkat dus berisi berkas-berkas pentingnya tetapi selama perjalanan terus saja mengoceh seberapa pentingnya tumpukan kertas itu.”

Hanya senyum masam yang bisa Eunseol tunjukkan dalam wajahnya.

“Kau sangat menyayanginya dan berusaha melindunginya dari orang-orang jahat dengan tidak mengungkap identitasnya dalam ruang lingkup kerjamu, tapi aku heran, Eunseol-ah, kenapa wanita itu justru menjadikanmu seperti budak?”

“Karena seperti itulah gambaran sosokku dalam benaknya sepanjang hidupnya,” jawabnya enteng, “Selama ini, Eunbyeol tidak pernah mengalami kesulitan apa pun, baik orang tuaku maupun diriku sendiri selalu berusaha membuat hidupnya lebih baik dari kami.”

Aahh... Sekarang aku tahu alasan di balik sikap kurang ajarnya itu. Sejak kecil dia sudah dimanja dan itu menjadi sebuah kebiasaan baginya. Dengar, Eunseol-ah, aku tidak tahu banyak tentang kehidupan pribadimu di luar ruang lingkup kerja, tapi kau harus ingat, jika hal ini terus berlanjut maka itu tidak akan berakhir baik. Sikapnya terhadapmu akan semakin menjadi. Jika kau selalu melakukan segala sesuatu yang harusnya dia lakukan maka dia tidak akan pernah menjadi wanita dewasa, dia akan sulit menjadi mandiri, Eunseol-ah.”

Ara, Minju-ya.. Karena itu aku mencarikan apartemen ini untuknya, ini adalah bantuan terakhirku untuk dirinya. Setelah ini, aku hanya akan memantaunya saja, dia yang akan memilih jalan hidupnya sendiri.”

Kepala Minju menggeleng, tubuhnya ikut bangkit dari kasur dan mengekori Eunseol ke dapur. Matanya melirik pada wanita di ruang tengah yang sudah berganti aktivitas menonton serial drama pada televisi berlayar dua kali lebih lebar dari tv kuno di apartemen Eunseol.

Run to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang