Chapter 2
'warning typo...'
*
Jang Ryushin, sosok pria yang baru saja mendarat di Seoul dua jam lalu bergegas menuju kawasan Mapo untuk memberi kejutan pada sahabatnya sejak sekolah menengah. Nafasnya terengah karena ia terlalu bersemangat dan akibat dari gerakan kaki yang begitu cepat saat turun dari taksi di ujung gang. Meski begitu, wajah lelahnya tetap terlihat sumringah saat gedung apartemen Eunseol berada di depan mata. Pria berambut gondrong itu mengeluarkan ponselnya untuk memotret dinding pagar penuh lukisan dengan angle yang pas, kemudian mengirimkan foto tersebut pada sang sahabat yang sudah sangat ia rindu sejak beberapa hari terakhir.
‘Tempat yang menyenangkan kurasa...’ tulisnya pada pesan bergambar yang baru saja terkirim.
Kaki Ryushin bergerak gelisah menunggu balasan dari Eunseol, tapi wanita itu tak kunjung membalas meski pesannya sudah dilihat. Tidak biasanya Eunseol memakan waktu lama untuk memberi tanggapan pada gambar yang ia kirimkan, terlebih jika wanita itu sudah melihatnya.
“Mwoya, Im Eunseol...” gumam Ryushin, “Kenapa kau hanya membacanya dan tak segera memberi tanggapan?”
‘Jangan bilang kau melupakan tempat ini, Im Eunseol..’
Sekali lagi Ryushin mengirim pesan pada Eunseol sambil berjalan mondar-mandir di bawah lampu jalan yang hampir redup. Sesekali kepalanya di dongakkan untuk melihat gedung kusam yang menjadi tempat tinggal sang sahabat beberapa tahun terakhir, tempat yang dulu sering ia kunjungi di saat dirinya butuh penghiburan dari sosok ceria penghuni sudut terpenting dalam hatinya. Pikiran buruk mulai menggerayangi kepalanya saat melihat pesan yang ia kirim sudah dibaca oleh penerima, namun tak kunjung mendapat tanggapan—seolah dirinya diacuhkan karena sebuah masalah yang tidak ia ketahui.
Ryushin menghela pelan dengan kedua tangan mendarat di sisi pinggang, “Apa dia sudah tidak tinggal di sini lagi? Aniya... Minggu kemarin dia mengatakan akan ada pelukis jalanan yang menorehkan karyanya di dinding pagar gedung dan memang benar ada. Artinya dia masih tinggal di sini. Tapi... Kenapa dia tidak membalas pesanku? Apa aku melakukan kesalahan padanya?”
“Jang Ryushin?”
Suara familiar yang sangat Ryushin rindukan akhirnya terdengar menyapa inderanya. Perlahan tubuhnya berbalik demi memastikan bahwa ia tidak berhalusinasi mendengar suara Eunseol hanya karena rasa rindu yang menggebu. Sontak senyumnya mengembang menampilkan deretan gigi putih, membuat dua cerukan kecil di pipinya menghiasi wajah, mata sipit itu memancarkan sorot kebahagiaan saat sosok mungil di ujung gang terlihat nyata. Ryushin membuka lebar kedua tangan sebagai aba-aba bahwa dirinya siap menangkap Eunseol yang berlari kencang ke arahnya. Kemudian ia memeluk posesif tubuh mungil wanita itu dengan sedikit mengangkatnya. Meresapi sebaik mungkin aroma parfum bercampur feromon khas Eunseol yang sudah menjadi obat penenang—yang membuatnya candu. Lingkaran erat tangan Eunseol di seputar lehernya menandakan bahwa bukan hanya ia saja yang memupuk rindu dalam hati, tetapi wanita itu juga sama.
“Astaga, Jang Ryushin...” Eunseol melompat turun dari pelukan erat pria gondrong itu, “Bagaimana kau bisa ada di sini? Apa ini mimpi?”
Dengan gemasnya Ryushin mencubit hidung wanita itu. Bukannya merasa kesakitan, Eunseol justru terkekeh geli. Nyeri di hidungnya pertanda bahwa dia tidak bermimpi, bahwa sosok tinggi di depannya memanglah nyata. Membuat Eunseol tak pikir panjang untuk memeluk Ryushin erat sekali lagi.
“Ya! Lihat dirimu! Kau seperti gelandangan sekarang,” Eunseol terkekeh geli setelah memperhatikan penampilan Ryushin yang semerawut, berbeda jauh dari terakhir kali Eunseol mengantar pria itu ke bandara, “Lihat bulu-bulu di sekitar dagumu ini, pipimu yang tirus, dan rambut panjangmu.. Ckckckck! Kau menyuruhku merawat diriku dengan baik di sini, tapi apa yang kulihat ini, eo? Kau sendiri tidak menerapkan kata-katamu pada diri sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Run to You
RomanceKetika kau takut dan sedih, ketika kau merasa ingin mencurahkan isi hatimu, panggil saja aku.. Di manapun itu, tidak peduli sejauh apapun itu, aku akan datang... Aku akan berlari padamu... Run to You, 23 Oktober 2020 Elbocel 😄