"ini kenapa tangannya kok luka luka gini heh."
Jaehyuk meringis kala Asahi memukul pelan punggung tangannya. "jangan dipukul dong cinta, ah sakit nih."
"maaf... Ini kenapa kok bisa luka?"
"tadi kegores aspal pas aku nahan lighting jatoh di tempat shoot." ucap Jaehyuk santai.
Tadi pagi Jaehyuk shooting, biasa, bikin film pendek karena dia masuk ukm perfilman. Ya gini namanya bulol, udah bucin banget sama alat alat shooting sampe gaboleh lecet sedikit pun. Jadi mending badannya aja yang luka.
"kamu tuh ya, lighting rusak bisa beli lagi. Tangan kamu luka ntar infeksi, nyebar, jadi zombie emang mau?"
Jaehyuk tertawa kencang mendengar penuturan pacarnya. "mana bisa sihhh kegores aspal jadi zombie, Sa."
Asahi ikut terkekeh, lalu menarik tangan Jaehyuk ke dekat semak-semak, "sini bersihin dulu." ucapnya lalu menyiramkan air dari botol minumnya ke atas tangan Jaehyuk yang terluka.
"nanti malem aku ada shooting lagi." ucap Jaehyuk selagi Asahi membersihkan lukanya.
"heem, jangan lupa makan. Jangan kemaleman."
"iya, shh—perih Saaa."
Jaehyuk meringis kala Asahi sedikit mengusap lukanya guna mengeluarkan pasir-pasir kecil disana. "tahan duluuu, biar bersih."
Selesai membersihkan luka Jaehyuk, Asahi kembali menarik lengan Jaehyuk untuk duduk di kursi kantin. Dia segera pergi ke minimarket di samping kantin, tak lama kembali dengan beberapa plester luka dan obat merah.
"sini pake obat merah dulu."
Jaehyuk nurut, biarin tangannya diobati oleh kesayangan.
"Jae, aku disuruh mama nginep."
"iya, mama sendiri di rumah soalnya. Papa pergi dinas, bang June juga lagi ke luar kota. Gapapa, Sa?"
Asahi mengangguk, masih fokus mengobati luka Jaehyuk, "gapapa, kamu juga pasti gak pulang kan malem ini."
"Sa, aku daftarin kamu ya."
"daftarin apa jangan aneh-aneh aku gamau ikut kepanitiaan—
"daftar jadi anggota keluargaku, ya? Jadi nama nomor dua di kartu keluarga kita."
Luka Jaehyuk ditekan cukup keras, membuat cowok itu memekik sakit. "Sa!!!"
"ngomong yang bener."
"beneran ya ampun, besok kita daftar ke kua deh."
Asahi tertawa kecil, "kamu kenapa sih suka banget ngomongin nikah nikah."
"ya emang kamu gamau nikah sama aku?"
"tergantung."
"hehhh."
Lagi-lagi Asahi tertawa, tangannya menempelkan plester luka terakhir di jari Jaehyuk. Segera dia membereskan sampah plester tadi. Lalu kembali duduk, bersamaan dengan pesanan makan siang mereka sampai.
Makan siang kali ini berlangsung seperti makan siang mereka sebelumnya. Gak terlalu banyak obrolan, tapi rasanya tetap hangat seperti biasa.
Hingga selesai makan siang, Jaehyuk mengantar Asahi menuju kelas selanjutnya. Beneran dianterin sampai depan kelas. Padahal Asahi udah bilang sampai gedung fakultas aja anterinnya. Tapi Jaehyuk maksa banget pengen nganter sampe kelas.
"pulang jam berapa?" tanya Jaehyuk sebelum Asahi masuk kelas.
"jam empat, gapapa gausah dijemput, aku mau ke kosan Mashi dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
modus. [jaesahi]
Fiksi Penggemar"Asa!" "jauh-jauh lo, gue tau lo mau modus." "yah ketauan." Cerita tentang si modus Jaehyuk yang berusaha setengah mati buat dapetin hati manusia paling tsundere, Hamada Asahi.