"Sa?"
Asahi tersenyum kecil, berusaha terlihat baik-baik saja walaupun jelas matanya bengkak karena menangis semalaman. Mempersilahkan Mashiho masuk kamarnya.
"hah-haha ancur banget lo." Ucap Mashiho, merasa miris melihat sahabatnya sehancur ini. Mata bengkak, wajah pucat serta rambut yang berantakan. Tampak lebih parah dibanding ketika mengerjakan skripsi dulu.
Tak menjawab apa-apa, Asahi bersingut masuk ke pelukan Mashiho. Ingin menangis lagi, tapi matanya sudah lelah mengeluarkan air mata.
"Mashi, gue jahat ya?"
"hushh, ngga lo gak jahat. Itu diluar kendali lo, lo gak sadar kan waktu itu?"
"iya..."
Kepala Asahi diusapi pelan, "nanti kalau lo udah siap, jelasin aja sama Jaehyuk baik-baik."
"telat Mashi... kita udah putus, dia gak mungkin mau dengerin penjelasan gue." Lirih Asahi.
"iya tau, tapi seenggaknya lo bilang kejadian sebenarnya kaya gimana. Kalau udah gitu terserah Jaehyuk mau percaya atau engga yang penting lo udah jujur semuanya." Jelas Mashiho. "atau lo mau gue yang bilang?"
"apasih ngga usah, nanti lo dibilang belain gue..."
Mashiho ketawa, "gue gak belain siapa-siapa??? Lagian disini bukan cuma lo berdua yang salah, bukan cuma lo yang jahat."
"gue laper..." Asahi yang udah cape mikirin masalahnya berusaha mengalihkan pembicaraan. Tapi dia gak bohong kalau dia lapar, dari sejak putus dengan Jaehyuk, dia belum menyentuh makanan sama sekali.
"yeee dasar. Yaudah yuk makan dulu, tadi gue bawa mie ayam depan sma Ruto." Mashiho juga gak ambil pusing kalau Asahi gak mau nurutin sarannya. Dia ngerti buat gak boleh terlalu ikut campur. "ayok ah gaboleh makan di kamar."
"ih lo juga sering???"
"kan gue di kosan??? Kalau di rumah gak boleh ntar dimarahin bunda, ayok dehhh sambil nonton tv biar gak galau terus."
Akhirnya Asahi menurut, mengikuti Mashiho keluar kamar. Menuju ruang tengah. Dia cukup kaget mendapati Junkyu dan Jihoon disana. Asahi menatap Mashiho kesal, kirain lo cuma sendiri???
Mashiho yang mengerti hanya terkekeh, langsung kabur ke dapur sekalian ambil mangkok. Meninggalkan Asahi bersama Junkyu dan Jihoon disana. Jihoon jadi orang pertama yang bertanya.
"Sa, beneran putus?"
Asahi mengangguk, "iya."
Tangan Asahi ditarik pelan untuk ikut duduk di sofa, kembali diwawancara. "kok bisa?"
Sebenarnya Jihoon udah tau kalau sepupunya itu putus, bahkan dia tau dari Jaehyuk. Kemarin malam, Jihoon memaksanya bercerita saat tak sengaja bertemu di minimarket. Dia penasaran karena sahabat sejak sma nya itu tampak begitu kacau. Ternyata putus. Dan ya, bekas merah yang hampir memudar di leher Asahi memang sesuai dengan cerita Jaehyuk.
Tapi Jihoon mau dengar cerita dari sudut pandang Asahi terlebih dulu, dia yakin masih ada jalan terang bagi hubungan dua sejoli yang seringkali membuatnya iri karena kemesraan mereka.
"Kak... lo percaya kan sama gue?" Tanya Asahi pelan, dia takut akan dinilai buruk oleh kakak sepupunya itu.
Jihoon mengangguk mantap, merangkul bahu sempit Asahi erat. "kapan sih gue gak percaya sama lo."
"cerita aja, disini gak akan ada yang nge judge lo." Timpal Junkyu yang juga siap menyimak cerita Asahi.
Selagi bercerita, Asahi berusaha keras untuk tidak menangis walaupun pada akhirnya pertahanannya runtuh. Dia semakin terisak kala Jihoon mengusapi lehernya, persis seperti apa yang dilakukan Jaehyuk dua hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
modus. [jaesahi]
Fanfiction"Asa!" "jauh-jauh lo, gue tau lo mau modus." "yah ketauan." Cerita tentang si modus Jaehyuk yang berusaha setengah mati buat dapetin hati manusia paling tsundere, Hamada Asahi.