XIV - Hotel Headquarters

671 106 12
                                    

"We're here

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"We're here."

Mulut Mira terbuka lebar, takjub dan sadar di saat bersamaan.

"Eh, lo ngancem gue mati disini kan?" canda Mira.

"Iya, di depan." kata Heeseung, memutar bola matanya.

"Gila, gue kira markas apaan. Markas hotel kali ini." ujar Mira main-main, sembari melangkah keluar dari mobil.

"Ini juga tempat tinggal kita." ucap Jungwon, menyengir.

"Eh, serius? Kalian tinggal di markas? KEREN BANGET ANJIR." teriak Mira sangat takjub, berlari sana-sini di area pintu depan yang amat luas.

"Dah dah, masuk." Jungwon mengarahkan Mira untuk masuk ke dalam mansion mereka.

Mira pun semakin tercengang, ketika melihat bagian dalam dari mansion mereka. Berdiri di depan ruang tamu, atau disebut ruang keluarga oleh mereka, Mira kagum melihat ukurannya yang bahkan lebih besar daripada ukuran satu ruangan apartemen Mira.

"Gue bisa tinggal disini aja nggak?" Mira mencoba bertanya, siapa tahu diperbolehkan.

Ketika beberapa member yang berada di sofa ruang keluarga menoleh ke sumber suara yang tidak familiar, Heeseung kembali dari dapur lalu berkata, "Nggak!"

"Ish, pelit amat." sindir Mira.

"K-kok ada cewe disini?" Jay yang sedikit bingung akan kehadiran orang baru bertanya kepada Jungwon.

"Ya iya lah, lo pikir kayak gini cowo?" ejek Mira, menunjuk dirinya sendiri.

"Anjir, bukan gitu maksud gue..."

"Dia salah satu korban dari bom Black Ghost yang mungkin bisa bantu kita." jawab Jungwon.

"Tumben banget Heeseung mau bawa saksi mata."

"Itu cuman karena dia temen Jungwon."

"Hah? Temen? Temen lari lo?" Jake, yang hanya menatap dan menyimak sedari tadi akhirnya bersuara.

"Iya."

"Oh, jadi gue cuman temen lari nih?" goda Mira, mencolek bahu Jungwon.

"Nggak gitu anjir-"

"Semuanya, kumpul di ruang rapat. Sekarang." perintah Heeseung dari lantai dua, yang terlihat dari bawah karena bentuknya yang seperti balkon.

"Termasuk Mira."

Sekarang suasana ruang rapat benar-benar hening, dan Mira pun hanya memperhatikan satu per satu detail wajah dari member geng yang lain, menyenderkan punggung di tembok dekat layar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang suasana ruang rapat benar-benar hening, dan Mira pun hanya memperhatikan satu per satu detail wajah dari member geng yang lain, menyenderkan punggung di tembok dekat layar.

Tidak tahu harus melakukan apa, Mira mendeham dan berkata, "H-hai, aku Mi-"

"Bukan waktumu untuk kenalin diri." tegas Heeseung, memotong Mira.

Biasanya Mira akan melawan, namun dalam keadaan dan suasana seperti itu, Mira tidak berani bersuara lagi.

"Black Ghost. Ini ulah Black Ghost, lagi." Heeseung menyilangkan lengannya.

"Hoon, tampilkan rincian member Black Ghost."

Sunghoon mengangguk, lalu menunjukkan foto-foto serta informasi dari anggota Black Ghost dan ketuanya, yang dikenal dengan nama samarannya, 'Noir'.

"Identitas Noir masih nggak diketahui?"

"Nggak. Dalam foto-foto, wajahnya nggak pernah jelas. Tapi, kemarin ada satu foto yang menunjukkan tato gambar kunci di pergelangan tangannya. Hanya itu informasi yang kita dapat." jelas Sunghoon dengan detail.

"Jake, sudah dapat data penghuni apartemen?"

"Udah, tapi nggak ada apa pun yang aneh atau mencurigakan." balas Jake, memasang muka tenangnya.

"Nggak ada apa-apa yang aneh juga tentang korbannya..." tambah Heeseung, frustrasi.

"Mira, kira-kira, ada alesan apa yang membuat mereka bom apartemen?" interogasi Jungwon kepadanya, tiba-tiba.

Mira terlempar dari lamunannya, lalu berusaha berpikir. Ditatap oleh anggota geng, Mira akhirnya sadar akan sesuatu.

"Kalian udah cari data tentang pemiliknya...?"

"Ya ampun, iya. Ada info kemarin, pemilik apartemen beli banyak morfin." Sunoo pun ikut sadar dan menyeletuk.

"Jangan-jangan...?" mau memastikan, Jay mencoba ikut dalam percakapan.

"Wait a minute." ujar Jake dan Sunghoon, mulai mencari-cari informasi dengan tablet milik mereka.

"Yoo Taehyun, pria berumur 31 tahun, pemilik apartemen di perempatan jalan Hongjae."

"That sounds about right." ucap Mira membenarkan perkataan Sunghoon, menghendikkan bahunya sembari melihat layar yang menampilkan foto seseorang yang Mira cukup kenali.

"Oh, dia pernah ada riwayat penggunaan narkoba waktu dia remaja." kata Jake, membuat yang lain mengangguk mengerti.

"Mungkin, Black Ghost dan dia memiliki hubungan yang buruk. Toh, mereka meng-handle narkoba juga, kan?" jelas Ni-ki, menghubungkan semua informasi itu. Semuanya terdiam, karena pada dasarnya, semuanya sudah tahu jawaban akan perkataan Ni-ki.

"Bingo." Heeseung menyengir puas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
gunshot ↷ lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang