Beberapa hari telah lewat, dan frasa 'make yourself at home' sepertinya sudah Mira lakukan begitu cepat. Dia sudah mulai akrab berbincang dengan para member, dan dia sudah menganggap mansion itu rumahnya, menggunakan fasilitasnya seperti seorang penghuni tetap.
Hingga suatu pagi, setelah ia menyelesaikan segala urusan di kamar mandi, ia turun ke area ruang tengah dan dapur untuk mengisi perut, masih dalam keadaan baru bangun.
"M-mira?"
Mira menoleh ke sumber suara itu, dari sofa ruang tengah ketika ia melewatinya. Di situ, ada satu sosok familier yang kehadirannya tidak terlalu disukai oleh Mira, yang menatapnya dengan heran.
"Pak Taehyun?" dengan suara serak, ia mengucek-ucek matanya untuk memastikan. Ternyata, memang betul bahwa disitu ada mantan pemilik gedung apartemen tempat tinggalnya, Yoo Taehyun, beserta dengan Jake dan Sunghoon yang terduduk di kursi seberangnya.
Setelah melihatnya dengan terkejut, Pak Yoo memasang muka hangat, dan dengan nada ramah berkata, "Apa kabar?"
"Um... Saya baik kok Pak." jawabnya. Mira tidak berani bertanya balik, karena sudah tertera jelas bahwa kondisi dia tidak baik-baik saja.
"Kamu kenal dengan para pemuda ini?" tanya Pak Yoo sekali lagi, dan melirik mereka. Ia kembali melihat Mira dengan heran.
"Iya, semacam itu..."
"Syukurlah kamu aman. Maaf atas kejadian itu." Pak Yoo pun meminta maaf karena merasa bersalah. Ia pun berdiri dan membungkuk sejenak ke arah Mira.
"E-eh, nggak usah minta maaf..." Mira salah tingkah dan melambaikan tangannya. Pak Yoo kembali menegakkan badan, dan memegangi kedua bahu Mira.
"Saya nggak tahu kenapa saya dibawa kesini, awalnya saya agak takut, namun setelah tahu kamu kenal sama mereka, saya yakin mereka nggak ada niat jahat."
Mira tersenyum canggung mendengar hal itu.
"Pak Yoo, silakan kembali duduk, kami ingin berbicara." ujar Sunghoon dari tempatnya, dan Pak Yoo pun melepaskan bahu Mira dan duduk lagi di seberang Sunghoon dan Jake.
Mira yang penasaran memutuskan untuk diam disitu dan mendengarkan percakapan mereka.
Jake meluncurkan suatu berkas diatas meja ke arah Pak Yoo, dan dia pun membuka berkas itu, mata melebar setelah melihatnya.
"Kita tahu mengenai riwayat narkoba anda." kata Jake singkat.
Pak Yoo terkaget mendengar itu, dan dengan putus asa segera berlutut, memasang muka mengemis, "Tolong jangan hukum saya! Saya akan membayar hutang saya!" mohonnya. Dia pun memberikan Mira tatapan takut dan sakit hati di saat bersamaan.
"Tenang Pak, kita bukan dari pihak mereka." dengan kalimat singkat dari Heeseung yang muncul entah dari mana, Pak Yoo pun perlahan mendongakkan kepalanya, melihat kehadiran orang yang baru di ruang tengah.
Heeseung pun duduk di sebelah Sunghoon setelah itu, dan memberikan suatu kertas yang digenggamnya.
"Kita ingin membuat kesepakatan dengan anda. Berikan informasi tempat anda membeli narkoba anda, dan kita akan mengirim anda ke tempat aman dimana anda bisa melakukan terapi." jelas Heeseung dengan datar dan cepat.
Mira yang sedari tadi hanya menyimak, tanpa sadar berjalan menghampiri Pak Yoo dan duduk di sebelahnya yang melihat kertas di tangannya dengan sedikit bingung.
"Pak Yoo akan benar-benar aman dari jangkauan mereka, jangan khawatir. Mereka nggak akan pernah menemukan anda, kalau anda beri kami informasinya, ya?" Mira mencoba menenangkannya dengan nada menghibur.
Heeseung yang awalnya ingin mencegat Mira, dihentikan oleh Jake, penasaran akan aksi tiba-tiba yang dilakukan Mira.
"T-tapi, saya tidak tahu! Saya beli dari pengantara saja..."
"Pengantaranya bagaimana, Pak?" tanya Sunghoon.
"Kalian yakin, saya bisa aman? Bagaimana kalau kalian ternyata dari pihak mereka?"
"Percayalah, kalau kami di pihak mereka, pasti saya nggak akan ada disini, Pak." ucap Mira mengingatkan, mengelus-elus punggung Pak Yoo dengan halus.
"Betul kata Mira, Pak." Heeseung pun melanjutkan perkataan Mira.
"Um... Saya disuruh mengambil dari anak buahnya, di tempat parkir mobil."
"Apakah anda ingat mobil jenis apa?" Jake pun lanjut bertanya.
"Oh, sebuah Camry biru tua, keluaran 2013 kalau tidak salah."
"Mobilnya diparkir dimana?"
"Kalau terakhir kali, dimana ya..."
"Tenang Pak, coba diingat-ingat lagi..." hibur Mira sekali lagi.
"Terakhir kali, mungkin seminggu yang lalu, di tempat pemarkiran mobil... Ada di ujung jalan Hongjae."
Sunghoon pun segera sibuk dengan tabletnya setelah mendengar perkataan Pak Yoo.
"Ada dua. Yang mana ya, Pak?" Sunghoon dengan reflek memperlihatkan layar tabletnya kepada Pak Yoo.
"...Yang kiri."
"Baik. Terima kasih, Pak." balas Jake, mengajaknya berdiri.
Jake, Ni-ki, dan Pak Yoo terlihat pergi keluar mansion bersama, setelah Pak Yoo pamit kepada Mira dengan membungkuk singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
gunshot ↷ lee heeseung
Fanfiction ❛❛ when his danger meets her recklessness ❜❜ 〘 ft. enhypen's lee heeseung ↝ 이희승 〙 mafia au • © aeonights, 20.09.2020