Chapter 2 : Pregnant

190K 11.3K 2.8K
                                    

Satu bulan kemudian...

Tangan Saira bergetar saat dirinya memegangi sebuah stik. Kakinya pun ikut gemetar. Ia duduk di closet sambil terus memandangi dua garis biru di stik tersebut.

Tubuh Saira lemas seketika. Ini bukan kali pertama ia melakukan tes kehamilan tapi sudah lima hari berturut-turut dan hasilnya masih sama! Dua garis biru! Saira langsung memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.

Oh god!

Bagaimana bisa ia hamil anak bajingan sialan itu?

"Saira, kau masih di dalam? Semua menunggumu!" Suara Shezan mengagetkan Saira.

"Y-Ya... sebentar..."

"Sudah tiga puluh menit kau di dalam!"

Saira menelan ludahnya lalu memasukkan stik itu secara asal ke dalam saku celana jeans nya. Merapikan rambut dengan buru-buru, Saira pun keluar dari kamar mandi dengan sebuah senyum lebar yang ia paksakan.

"Ada apa denganmu?" Tanya Shezan, sang adik yang berusia delapan belas tahun itu heran.

Shezan dan Saira tak hanya kakak dan adik tapi mereka bersahabat sangat akrab sehingga Shezan tau betul bahwa ada yang tidak beres dengan Saira. Dan Saira segera menghindari adiknya lalu bergabung dengan ayah dan ibunya di ruang tengah.

"Happy birthday Saira, happy birthday Daddy, happy birthday happy birthday happy birthday to you!" Rhea segera bertepuk tangan sambil memeluk putrinya lalu menciumi kedua pipinya.

Oh hari ini adalah hari ulang tahun Saira dan Javier. Dan ibunya, entah sampai kapan akan bertingkah seperti anak kecil setiap kali mereka berulang tahun.

"Thankyou mommy."

"Happy birthday princess." Kata Javier sembari mengecup kening Saira.

"Happy birthday daddy." Jawab Saira lemas namun ia terus bersikap layaknya tak ada masalah.

"Sayang topimu." Kata Rhea sambil memakaikan topi ulang tahun di kepala Saira dan Javier.

Javier sungguh muak dengan kelakuan sang istri tentang merayakan ulang tahun semacam ini. Hei disangka Javier masih bocah lima tahun apa? Untung Javier seorang budak cinta. Jadi ia rela memakai topi metalik berwarna hijau neon dengan senang hati demi sang istri.

"Happy birthday my devil."

"Thankyou my angel." Javier mengecup bibir istrinya dengan mesra sementara Shezan bersiul.

"Ugh romantisnya tidak hilang-hilang nih mommy sama daddy."

"Shezan, berapa kali daddy harus melarangmu bicara dengan logat Indonesia?"

Shezan segera melipat bibirnya sambil membuat gerakan mengunci lalu ia melirik Harry dan Rosie.

Oh dua manusia itulah yang sudah mengajari Shezan bicara bahasa Indonesia.

Ya tuhan.

"Daddy potong kuenya." Kata Shezan menyodorkan pisau plastik pada Javier.

"Saira kau saja yang potong kuenya, princess." Javier malah menyodorkan pisau plastik itu pada Saira yang sedang melamun sambil masih bertepuk tangan lemas.

Javier mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh putrinya itu.

"Saira?"

"Eh ada apa dad?"

"You okay?"

"Yah! I am okay! Apakah kita akan potong kue? Make a wish?"

Rhea pun menyadari ada yang tak beres dengan Saira tapi ia berusaha untuk tak menunjukkannya.

BASTARD FROM CALIFORNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang