A i d e n

294 43 7
                                    

• Hanya beberapa adegan kilas balik dari sisi Jevano dan Revano •

•••

"Lu yakin cuma ini doang? Lu di sekolah gak apa gitu? Apa kek, kayak nongkrong atau gimana gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu yakin cuma ini doang? Lu di sekolah gak apa gitu? Apa kek, kayak nongkrong atau gimana gitu." Ucap Revano menatap heran kertas di tangannya.

Jevano mengangguk yakin. "Gua gak terlalu suka bergaul, jadi untuk apa juga gua tulis banyak." Jawab Jevano.

"Cewek, gak ada cewek yang lu suka?"
Pertanyaan Revano membuat Jevano terdiam.

"Ada." Jawab Jevano singkat.

"Yaudah cepet tulis, biar gua bisa tau juga." Ucap Revano kembali menyerahkan kertas yang tadi diberikan Jevano.

Jevano menggelengkan kepalanya. "Gak perlu, dia juga gak tau kalau gua suka dia."

"Gini, lu kalau suka sama orang tuh dikejar, kalau diem gini gimana lu tau dia suka atau gak ke lu." Ucap Revano.

Jevano terkekeh pelan. "Gua gak peduli, gua gak bisa buat dia bahagia, untuk apa gua nyatain hal itu?" Ucap Jevano.

Revano hanya terdiam.

"Kalau gitu, gua balik ke kamar deh. Udah ngantuk banget ini. Thanks ya udah mau bantu gua." Ucap Jevano kemudian menepuk pelan bahu Revano dan pergi berlalu dari kamar Revano.

***

"Gimana sekolah di sana?" Tanya Jevano saat menyadari kehadiran Revano.

"Seru, gua bisa bebas ngapain aja di sana. Orangnya sih asik parah." Jawab Revano.

Jevano memutar tubuhnya yang sedari tadi berkutat di meja belajar dan kini menatap saudara kembarnya itu.

"Lu bisa sekolah di situ sampai lulus kalau lu mau."

Ucapan Jevano membuat Revano mengubah posisinya dan kini menatap ke arah Jevano.

"Gak akan, karena itu kewajiban lu. Abis lulus nanti kita kuliah bareng. Lu yang bilang, Jen." Ucap Revano dengan nada datar, Ia cukup kesal dengan kembarannya ini.

Jevano terkekeh. "Kalau gua gak bertahan lama, kan lu bisa di sana."

"Bacot." Ucap Revano kemudian pergi meninggalkan kamar Jevano.

***

"Itu, namanya siapa sih?" Tanya Revano kepada orang di sebelahnya, Dion.

"Oh itu, kalau gak salah sih Alena." Jawab Dion sambil menyipitkan matanya melihat seseorang yang dimaksud Revano.

"Ohh Alena."

"Dia ngeliat ke arah sini terus, lu risih apa gimana?" Tanya Dion, Revano terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya.

"Nggak, cuma nanya doang. Risih juga buat apaan, kali aja dia emang lagi bengong ke arah sini." Jawab Revano.

"Baru kali ini gua ngobrol sama lu sepanjang ini Jev." Ucap Dion, Revano hanya terkekeh pelan.

"Jeno gila, ada yang segemes itu kok gak dilirik. Gila aja." Batin Revano.

***

"Lena, udah ya nangisnya? Jevano nanti malah sedih lu nangis terus begini. Udah satu bulan loh." Ucap Revano yang masih setia memeluk Alena dan membiarkan gadis itu menumpahkan tangisnya.

"Gue cuma nyesel aja, seharusnya gue confess lebih cepat. Gue nyesel." Ucap Alena.

"Udah ya, Jevano nanti marah kalau lu sedih terus begini. Nanti gua yang kena tampol."

"Biarin, lu ini."

"Jen, gua emang suka sama Alena, tapi gua gak suka kalau dia terusan sedih. Jen, seharusnya lu gak pergi secepat ini." Batin Revano, bahkan tak terasa air matanya terjatuh begitu saja.

"Gue kangen Jevano."

"Gua juga."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you.

AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang