1. Alena

703 71 1
                                    

[Alena PoV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Alena PoV]

(2020)

Pagi ini, aku terdiam di bawah pohon dekat perpustakaan sambil menunggu bel masuk. Ini hari pertama aku belajar sebagai anak kelas 12. Tidak terasa, terhitung beberapa bulan lagi aku akan meninggalkan masa SMAku. Melupakan semua yang terjadi, kecuali sepotong memori berisi kenangan yang tak mungkin ku lupakan.

Jevano Aiden.

Nama yang terlintas di pikiranku ketika sedang melamun. Tidak juga, mungkin setiap waktu selalu ada namanya yang terlintas. Ia selalu bisa dihubungkan dengan apapun.

Teringat pertama kali aku menatapnya yang sedang sibuk berlari ke sana dan ke mari untuk menyiapkan acara sekolah. Hari itu, hari di mana aku baru mengetahuinya, mengetahui bahwa ternyata ada seseorang yang begitu indah di tempat ini.

Sayang waktu itu aku tidak dapat menghabiskan banyak waktu untuk sekadar memperhatikannya karena waktu juga sudah cukup sore.

Jevano, seseorang yang berbeda dari yang lain. Ia unik, Jevano memiliki caranya sendiri untuk melakukan suatu hal untuk dirinya. Itu yang aku lihat selama setahun belakangan ini sebagai pengagum rahasianya.

Pengagum rahasia, kalau kata google bisa disebut juga secret admirer, artinya 'perasaan suka pada orang lain tapi hanya dirinya dan Tuhan yang tau soal perasaan itu'

Atau ku artikan, menyukainya dalam diam tanpa Ia ketahui.

Melamunkan tentang Jevano, membuatku lupa bahwa ini di sekolah, beruntung suara bel masuk menyadarkanku. Segera aku kembali ke dalam kelas sebelum guru masuk.

“Alena, Lena.” Panggilan seseorang membuatku memberhentikan langkahku. Ternyata Haikal, sahabatku sedari SMP. Biasanya aku memanggilnya dengan sebutan Ical, terasa lebih akrab.

“Kenapa, Cal?” Tanyaku, Haikal tersenyum kemudian memberikanku sebungkus roti dan juga susu, aku tersenyum kemudian menerimanya. “Kebiasaan deh, tapi terima kasih ya. Oh iya, hari ini gue bawa bekel, nanti kita makan bareng ya kayak biasa.” Ucapku, Ical menganggukkan ucapanku.

“Siap babuku!” Jawab Ical, aku terkekeh, “gue pamit deh ya, kan udah bel, takut bu Dewi udah masuk.” Pamitku, Ical mengangguk dan membiarkanku pergi untuk ke kelas.

“Mau nitip salam gak?” Teriak Ical, aku menatapnya kesal, “berisik!”
Setelahnya aku membiarkan Ical tertawa sendirian karena meledekku. Perasaanku kepada Jevano, Ical tau, bahkan Jenar dan Zoya juga sudah tau.

Mana bisa aku menutup rasa kagumku terhadapnya? Ia terlalu indah untuk disembunyikan, dan terlalu rahasia untuk disebarkan.

Jevano Aiden, benar-benar membuatku jatuh terhadapnya.

[Author PoV]

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, jam istirahat pun tiba. Alena sudah siap dengan bekal makan siangnya. Hanya perlu membeli beberapa camilan di kantin kemudian kembali dan makan bersama dengan ketiga sahabatnya.

“Alena, ayok jajan.” Ajak Jenar dengan semangat untuk pergi ke kantin, Alena menganggukinya kemudian mengikuti langkah Jenar.

“Joy gak ikutan?” Tanya Alena. Jenar menggelengkan kepalanya, “Zoya ada panggilan ke ruang OSIS, makannya cuma kita berdua.” Jawab Jenar.

Alena dan Jenar sudah sampai di kantin, keduanya langsung memilih ke warung teteh, yang menjual banyak camilan. Namun kegiatan Alena sedikit terganggu karena kehadiran seseorang di belakangnya

Firasatnya seakan mengatakan bahwa Alena harus memutar tubuhnya, dan betapa terkejutnya Alena saat melihat orang di belakangnya ini. Ada Jevano berdiri tegap di belakangnya dan ingin mencoba mengambil jajanan juga, andai Jevano tau seberapa gugup Alena saat ini.

“Terima kasih teh.” Ucap Alena kemudian pergi begitu saja, seakan melupakan Jenar yang juga sedang bersamanya.

“Alena! Tungguin ih!” Teriak Jenar.
Seakan tidak mendengar, Alena tetap melanjutkan jalannya.

“Kebiasaan deh anaknya. Pasti ada sesuatu.” Ucap Jenar lalu membayar jajanannya kemudian pergi menyusul Alena yang sudah mematung di bangku kelasnya.

“Gu-gue gugup banget.” Ucap Alena dengan suara yang bergetar, Jenar menghela nafasnya pelan. “Pasti si itu lagi, ngaku!” Ucap Jenar, Alena mengangguk.

“Dia tadi berdiri di belakang gue, indah banget, Nar.” Ucap Alena dengan tatapan kosong.

***
1. Alena

 Alena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


■■■

Hi, aku kembali dengan sebuah fiksi baru tentang Jeno dan Yeji. Semoga para pembaca menyukainya dan terbawa suasananya juga. Ini hanya cerita singkat, karena waktu itu ini sempat menjadi tugas sekolah, hahaha.

Idol yang aku pakai as karakter aku sesuaikan dengan apa yang menurutku cocok untuk karakter tersebut, dan karakter akan bertambah seiring berjalannya waktu.

Thank you, hope you enjoy it.

AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang