4. Jevano?

274 50 1
                                    

Satu bulan telah berlalu, Alena selalu penasaran dengan kondisinya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan telah berlalu, Alena selalu penasaran dengan kondisinya sekarang. Bagaimana sekarang perlahan Ia mengenal Jevano, bukan hanya sebagai pengagum rahasia, melainkan teman. Perlahan juga Alena belajar agar tidak gugup jika berdekatan dengan laki-laki itu, walau keduanya memang masih sedikit canggung saat bertegur sapa.

"Alena, bangun woi."

Sekarang sudah jam 8 tepatnya hari minggu, bagi Alena ini adalah kegiatan rutinnya untuk bangun siang. Namun Abrisam, kakaknya, mengacau rutinitasnya dengan panggilannya. Mau tak mau, Alena membuka kedua matanya walau terasa berat.

"Alena, temenin gua yuk ke toko buku yang di pusat kota itu. Gua mau beli barang kuliah nih." Ajak Abrisam, Alena mengehela nafas kasar kemudian terduduk dan menatap malas kakaknya ini.

"Jomblo sih lu, kan jadinya gak ada yang nemenin. Ganggu runitias gue tau!" Kelas Alena lalu mengusap wajahnya, Ia masih terlalu mengantuk.

"Ayok lah, nanti pas idola lu comeback atau apa lah itu, gua beliin album deh, tapi satu aja. Gimana? Gua lagi butuh banget nih." Ucapan Abrisam seketika membuat Alena tersenyum,

"Ok, deal! Tungguin Alena ya, cuma 15 menit kok. Wait ya kakakku sayang." Ucap Alena kemudian pergi ke kamar mandi. Abrisam hanya menatap malas karena kelakuan adiknya itu.

"Idolanya aja langsung gercep." Gumam Abrisam kemudian memilih keluar dari kamar adiknya ini.

***

Kini Alena dan Abrisam sudah sampai di toko buku yang berada di pusat kota. Konon katanya toko buku ini adalah toko buku terbesar di negara ini. Alasan Abrisam mengajak Alena ke sini juga karena toko buku ini adalah toko buku terlengkap.

"Gua ke sana ya. Kalau mau pisah, nanti ketemuan aja di moonbucks, kabarin kalau lu juga udah selesai." Ucap Abrisam kemudian berlalu setelah mendapatkan jawaban dari adiknya.

Alena yang bingung harus ke mana akhirnya menuju lemari buku novel, setidaknya Ia menghilangkan bosannya.

Alena memilih untuk membaca buku yang memang sudah terlepas plastik segelnya, tidak begitu mendalami karena Alena sendiri tidak terlalu suka membaca novel. Bagi Alena ini semua hanyalah sebuah karangan yang dilebihkan, tidak ada yang nyata baginya.

"Tidak ada yang tidak mungkin, bagaimana jika seseorang yang diam-diam kau suka, juga menyukaimu?" Gumam Alena membaca sepotong sinopsis yang ada pada salah satu novel, kemudian Ia terkekeh pelan. "Mana mungkin." Batin Alena berucap.

"Lah mas, saya bisa kok ganti ini. Yaudahlah, namanya juga gak sengaja, keponakan saya juga mana paham."

Samar-samar Alena mendengar sebuah kegaduhan dari rak sebelah. Namun Ia berusaha tidak mempedulikannya mengingat ini bukan hal yang harus Ia campuri.

"Kakak, bantu mamas dimarahin abang toko."

Alena tersentak kaget saat anak kecil yang mungkin berusia 5 tahun menarik pelan bajunya.

AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang