Alena masih setia memeluk Abrisam dan menumpahkan tangisnya pada malam itu. Ia tidak dapat menahan kesedihannya lagi. Baginya, Haikal, Jenar, Zoya adalah bagian dari keluarganya dan itu berlaku untuk Jevano dan Revano. Terlebih Jevano yang memang memiliki tempat sendiri di dalam hidupnya.
“Alena, adek gua yang cengeng ini, pasti kuat.” Ucap Abrisam mengusap pelan punggung Alena untuk menenangkan.
“Lena, besok gua juga ikut nemenin lu kok. Mama sama papa juga kalau bisa dateng bakalan dateng. Jangan nangis lagi.” Lanjut Abrisam menenangkan adiknya itu.
Alena melepaskan pelukannya pada sang kakak kemudian menutup kedua wajahnya dan masih setia terisak pada tangisnya.
“Gi-gimana gue bisa tenang, ka-kalau besok hari te-“ belum juga Alena menyelesaikan kalimatnya, hatinya kembali merasakan sesak. Abrisam kembali membawa Alena ke dalam dekapannya.
“Gua yakin apa yang Jevano pilih itu juga untuk kebaikannya, dia juga mau sembuh, Na.” Ucap Abrisam.
(Flashback)
Alena menatap Jevano yang kini masih memejamkan matanya. Ia mendapatkan izin dari pihak rumah sakit untuk menemui Jevano atas permintaan Jevano yang telah sadar 1 jam yang lalu.
“Alena.” Panggil Jevano dengan suara yang parau membuat Alena tidak dapat menahan air matanya di balik masker yang Ia pakai.
“Alena, sebentar lagi gua sembuh.” Ucap Jevano diiringi senyum tipisnya namun matanya masih terpejam.
“Gua mau liat lu, tapi mata gua ngantuk.” Lanjut Jevano, Alena memilih memegang tangan Jevano walau awalnya ragu.
“Sebentar lagi lu juga bisa liat semuanya, ayok sembuh.” Ucap Alena dengan suara yang bergetar.
“Gak janji kalau liat langsung.” Balas Jevano.
Alena terisak tanpa suara, dadanya benar-benar begitu sesak. Jevano adalah cinta pertamanya, bahkan saat ini Alena sudah menganggap Jevano adalah segalanya, saudara, kakak, adik, Jevano benar-benar segalanya untuk Alena."Gua udah bilang semua ke Revano."
"Gua bilang gua mau udahan dengan ini semua."
"Gua masih kuat."
"Alena, gua suka sama lu."
Alena membiarkan Jevano mengucapkan segalanya, yang Ia butuhkan hanya mendengar Jevano dan berada di sisinya.
"Alena, biarin gua liat lu lewat Revano." Ucapan Jevano kali ini membuat Alena tidak dapat menahan tangisannya. "Ngomong apa sih." Ucap Alena, Jevano tersenyum simpul.
"Biarin gua tidur ya." Ucap Jevano yang kini berusaha membuka kedua matanya dan menatap ke arah Alena. Hanya sepersekian detik Alena dapat menatap mata itu lagi, kemudian Jevano kembali memejamkan
kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden
Fanfiction"Itu semua cuma perasaan sementara, kita masih terlalu dini untuk tau itu semua. Sekarang lebih baik lu lupain gua. Gak ada yang harus lu pertahanin lagi." Aiden dan semua tentangnya. ▪︎baku - non baku ▪︎lokal ▪︎Lee Jeno as Jevano Aiden ▪︎Hwang Yeji...