Chapter 19

1.2K 75 19
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Naruto dengan wajah polosnya.

Shion langsung menutupi wajahnya saat mendengar hal itu dari Naruto, "M-mungkin karena ak-!"

Shion diam.

Jika ia bilang panas, ia takut Naruto akan tersinggung. Padahal disini memang tidak panas, karena ditutupi oleh pepohonan yang membuat rumah Naruto menjadi sejuk.

Naruto menarik tangan Shion dan membawanya ke luar rumahnya,

"E-eh?" Shion tidak dapat menyembunyikan wajah merahnya.

Detak jantung Shion semakin jedag-jedug, saat Naruto melihatnya dengan senyuman manisnya.

"KAMI-SAMA, TOLONG AKU!!" Teriak Shion didalam batinnya.

"KAMI-SAMA, TOLONG AKU!!" Teriak Shion didalam batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE : maap klo blur 👽.

"Kau mirip dengan Temari, Shion!"

'Deg!'

Seketika senyum shion runtuh dengan cepat, "T-temari ya?" Ucap Shion dengan nada pelannya.

Naruto terkekeh pelan, lalu mengacak-acak rambut Shion dengan lembut. "Kau seperti imouto ku sendiri Shion, Arigatou karena telah membuatku merasakan apa itu seorang kakak!" Ucap Naruto dengan senyuman manisnya.

Lalu ia memakai kacamata yang berada disaku celananya.

Shion tersenyum miris, "Imouto, ya?" Shion tak dapat membendung kedua air matanya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shion tersenyum miris, "Imouto, ya?" Shion tak dapat membendung kedua air matanya lagi.

Air mata itu runtuh tanpa pertahanan sedikitpun, "Shion kenapa kau datang kesin- eh ada apa!" Kaget Naruto yang melihat Shion menangis dibelakangnya.

"Hiks, D-daijobu mataku hanya kelilipan debu!" Ucap Shion dengan tersenyum tipis.

"Tidak mungkin jika kelilipan debu bisa membuat air mata sebanyak itu Shion! Tunggu disini biar aku membaw-" Ucapan Naruto terhenti saat melihat perlakuan Shion kepadanya.

Shion memeluk dirinya.

"S-shion?" Ucap Naruto dengan pelan.

"Hiks, izinkan aku memeluk mu untuk sebentar saja, hiks!" Ucap Shion dengan terisak.

Naruto tersenyum tipis, "Apa kau ada masalah?" Lembut Naruto.

Shion menggelengkan kepalanya, "Kenapa? Kenapa kau hanya menganggapku imouto? Kenapa? Kenapa? Kenapa?" Batin Shion dengan menangis keras, saking kerasnya ia reflek mencengkeram baju yang Naruto pakai sekarang.

Naruto mengusap rambut-rambut halus dikepala Shion, "Jika kau ada masalah, ceritakan saja padaku ya, anggap saja aku Aniki mu!" Ucap Naruto.

Shion tidak menjawab, ia hanya meremas kuat baju yang dipakai Naruto.

"Jika kau mencintai Temari, kenapa kau membuatku merasakan apa itu cinta? Jika kau menganggapku adik? Mengapa kau membuatku seperti kekasihmu? Kenapa? Kenapa Naruto!" Batin Shion yang sedang berperang.

"Pelukan? Rangkulan? Senyuman? Kedipan? Apa aku saja yang terbawa perasaan padamu?" Shion mengepalkan tangannya.

"Hiks!" Isak nya.

Tanpa mereka berdua sadari, Temari melihat semuanya. Temari meremas kuat pakaiannya. "Temari, kau kenapa?" Tanya Gaara dengan heran.

Temari memalingkan wajahnya, "Tidak, kau cepatlah beli kue ulang tahun untuk kaa-san, aku di mobil saja!" Dingin Temari.

Gaara hanya menganggukan kepalanya, "Hm, baiklah!"

Temari tersenyum miris melihat Naruto dan Shion yang sedang bermesraan diluar rumah toko kue tersebut.

"Apanya yang cinta? Sialan kau Naruto, aku membencimu!" Ucap Temari sambil menatap tajam mereka berdua.

Naruto melepaskan pelukan mereka, "Ini sudah siang, aku antarkan kau pulang sekarang!" Ucap Naruto.

Shion menggelengkan kepalanya, "Aku sudah memberitahu supir ku untuk menjemputku sekarang, Arigatou atas pelukanmu, aku pergi dulu, ja ne!" Ucap Shion lalu dengan cepat berbalik pergi.

"Eh, Matte! Ah, padahal aku bisa mengantarnya hingga kedepan!" Ucap Naruto yang melihat Shion memasuki mobilnya.

"Apa tadi aku merasakan ada Temari disini ya?" Ucap Naruto yang melihat mobil berwarna putih baru saja pergi dari rumahnya setelah Shion.

"Hm, mungkin hanya perasaanku!" Ucap Naruto sambil mengalungkan kedua tangannya dibelakang kepalanya.

"Kaa-chan, apa ada yang bisa aku bantu?"

•••

"KEJAM!"

"ARGH!"

"KENAPA?"

"ARGHH!" Shion melempari semua boneka yang berada di kamarnya. Kamar Shion bagaikan kapal yang terpecah belah sekarang.

Rambut berantakan, bajunya yang kusut, dan matanya yang sembab.

"ARGH, KAU JAHAT NARUTO! TAPI MENGAPA? MENGAPA AKU TIDAK BISA MEMBENCIMU!" Ucap Shion dipojok kamarnya.

Ia menangis hanya karena seorang lelaki, lelaki yang menyelamatkannya. Lelaki dengan senyuman manisnya.

Sedangkan disisi lain, Temari meminum coklat hangatnya di balkon kamarnya.

Menatap dingin bulan yang menyinari dirinya bersama sekelilingnya.

"Cinta itu memang palsu. Dan aku membencinya!" Ucapnya entah pada siapa.

Note : gomen karena author telat update hehe, author bingung + materi sekolah ga ngerti + gaada ide karna author pusing sm materi sekolah hihi!

𝗔𝗰𝗰𝗲𝗽𝘁 𝗺𝘆 𝗹𝗼𝘃𝗲, 𝗦𝗮𝗯𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗮𝗻?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang