Chapter 20

1.4K 75 12
                                    

•••

"Ohayou, Temari-Chan!" Ucap Naruto dengan riang.

Temari hanya menatap datar Naruto, lalu melewatinya dengan sinis.

Naruto tetap mempertahankan senyumannya. Ia tidak peduli dengan tatapan sekitar, yang ia pedulikan adalah Temari yang mulai menatap wajahnya.

Walau dengan tatapan dingin/sinis.

"Ohayou, Naruto-kun!" Ucap Shion dengan riang. Ya, Shion tidak dapat membenci/marah pada Naruto. Cinta memang membuatnya buta akan hal itu.

"Yo, Ohayou!" Ucap Naruto sambil tersenyum tipis.

"O-ohayou, Naruto-kun!" Gugup Hinata yang sedang di rangkul Kiba.

"Yo, Naruto, Sasuke, Sakura!" Sapa Kiba dengan lambaian tangannya.

"Hn!" Dingin Sasuke, lalu merangkul Sakura sama seperti Hinata dan Kiba.

Sasuke hanya tidak ingin, kekasihnya iri dengan siapapun. Tidak akan ia biarkan hal itu terjadi.

"Dasar possesive!" Bisik Sakura sambil menjulurkan lidahnya.

"Sepertinya kau ingin dihukum ya?" Dingin Sasuke yang mendekatkan wajahnya pada Sakura.

'Bugh!'

Sakura memukul pelan lengan Sasuke.

"Dasar mesum!"

"Hahahaha!" Kiba menertawakan wajah Sasuke yang muram.

"Urushai, Kiba!" Sinis Sasuke.

Shion hanya menatap miris pemandangan yang berada didepannya, sedetik kemudian ia menatap Naruto.

Namun hatinya kembali memanas, saat melihat tatapan Naruto ke arah Temari.

"Sedikit saja, biarkan aku berada didalam hatimu, aku mohon. Walau hanya sebentar, aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai oleh pria yang aku cintai!" Batin Shion dengan berharap.

•••

Ulangan tengah semester 1 dimulai.

Naruto dan Sasuke hanya menatap santai ulangan yang berada didepannya. Sedangkan Kiba? Ia sudah berkeringat dingin saat melihat ulangan yang dibilang sangat ingin mengajak bunuh diri.

Namun ia kembali menatap Hinata yang sedang sangat serius mengerjakan ulangannya. Sedetik kemudian ia tersenyum tipis, lalu kembali mengerjakan ulangan bundirnya.

Isi pikiran Shion sedang kacau sekarang, Naruto telah menyelesaikan ulangannya terlebih dahulu dan diizinkan keluar oleh petugas ulangan.

Shion tidak dapat mengerjakan ulangannya dengan baik, padahal ia sangat pandai dalam ulangan ini.

Ia menatap Naruto yang sama sekali tidak meliriknya. Ia kembali tersenyum miris, Naruto kembali membawa kue yang pastinya untuk Temari.

"Dasar aho, sampai kapan kau akan melakukan itu Naruto?" Ucap Shion tersenyum tipis.

"Tapi aku akan terus berusaha, jangan meremehkanku kami-sama!"

Naruto tahu jika Temari tentu akan berada di rooftop sekarang. Karena saat melewati kelas Temari, hanya kursi Temari yang kosong.

Dengan perasaan berharap, Naruto membuka pintu rooftop itu.

'Cklek!'

"Kenapa kau selalu mengangguku!"

Pemandangan pertama yang Naruto lihat adalah tatapan dingin Temari. Tatapan marah yang sangat ia tujukan pada Naruto.

"T-Temari?" Pelan Naruto, lalu mendekat ke arah Temari.

"Dousta? Mengapa kau menangis?" Tanya Naruto dengan khawatir.

"BUKAN URUSANMU!" Bentak Temari, Naruto mendekat ia tak mempedulikan suara tinggi dari Temari.

"JANGAN MENDEKAT!" Naruto tetap tidak peduli dan kembali mendekat ke arah Temari.

'Greb!'

Ia memeluk Temari dengan hangat. Ia bahkan tidak tau jika dirinya sendiri yang melakukan hal itu.

Temari tidak dapat bergerak, tubuhnya sedang lemah sekarang. Hangat, itu yang ia rasakan. Sangat hangat.

"Hiks!" Isak Temari disela tangisannya, Naruto tersenyum tipis, lalu mengusap pelan kepala Temari.

"Ada apa? Mengapa kau menangis disini?" Lembut Naruto.

Tidak ada tenaga sama sekali. Bagaikan hipnotis Temari membalas pelukan Naruto dengan erat. Saking eratnya membuat jantung Narufo marathon.

"Hiks, sebentar saja, sebentar saja aku mohon luangkan waktumu untukku!" Ucap Temari dengan aliran mata yang terus saja mengalir.

'Deg!'

Naruto tersenyum tipis, "Baiklah, sekarang tidurlah. Aku akan menjagamu!" Ucap Naruto dengan hangat.

Beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halus dari wajah Temari, Naruto tersenyum hangat lalu kembali mengusap puncak kepala Temari.

"Sebentar lagi, biarkan Temari seperti ini kami-sama. Sebentar lagi, walau sekarang aku sangat bahagia!" Ucap Naruto yang tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.

"Walau aku tahu saat dia bangun nanti, dia akan berubah menjadi seperti awalnya!" Ucap Naruto tersenyum miris.

Sedangkan disisi pintu rooftop itu, terlihat seorang gadis manis sedang mengelap air matanya yang terus saja berjatuhan.

"Nande? Nande Kami-sama? Mengapa? Mengapa kau tidak bisa membuatku bersatu dengan orang yang aku cintai?" Ucap Shion dengan air mata yang terus saja berjatuhan.

"Nande? Apa karena aku kurang cantik? Apa karena aku kurang berisi? Atau apa? Hiks?"

"Padahal Temari sm sekali tidak menginginkannya justru aku yang menginginkannya, tapi mengapa Temari yang selalu mendapatkan kehangatan dari Naruto!" Batin Shion dengan sedih, bahkan ia tidak mempedulikannya bajunya yang kusut karena remasannya.

"Nande, Kami-sama? Nande?" Shion memerosotkan tubuhnya di dinding disampingnya.

"Mengapa? Mengapa aku tidak pernah mendapatkan kehangatan dari orang yang aku cintai!"

Mengingat kenangan bertahun-tahun lalu dari Shion. Kenangan bersama sahabat kecilnya, Sai. Pria dengan wajah datar dan sikap dingin membuat Shion tertarik padanya.

Dari kecil, Shion selalu bersama Sai kemana pun, bahkan mereka pernah tidur bersama. Namun saat Sai menyatakan cintanya pada perempuan lain membuat hati Shion tersayat.

Sai sama sekali tidak mencintainya. Ia hanya mencintai sahabatnya itu sendiri. Sai tidak pernah melihat kebelakang nya.

Sekarang, luka lama kembali terbuka. Dengan pembukanya yang sangat mengkagetkan, dan berisi pemandangan yang menyakitkan.

Bagaimana kah penutupnya nanti? Shion pun tidak tahu. Yang hanya ia lakukan sekarang ia hanya bisa berusaha.

Berusaha mendapatkan seseorang yang ia cintai, tidak peduli bahwa ia dibilang egois atau apapun itu.

•••

NOTE : Gomen satu chap dulu, author mau marathon dulu, hihi ><, buat kalian yang lagi daring semangat yaa !!

𝗔𝗰𝗰𝗲𝗽𝘁 𝗺𝘆 𝗹𝗼𝘃𝗲, 𝗦𝗮𝗯𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗮𝗻?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang