Sebelum baca, follow dulu dong akunnya(≡^∇^≡)
Azzilia tidak pernah membayangkan jika dia akan berada di situasi macam itu, Azzilia rasa sesuatu dalam dirinya— atau mungkin hatinya kini telah meledak. Azzilia mungkin kurang bersyukur dalam hidupnya, sehingga dirinya masih merasa kurang dengan segala yang dirinya dapat selama ini dari keluarganya. Azzilia harusnya tau, memang sebanyak itu hal yang seharusnya ia dapat, kasih sayang mereka pada dirinya hanya sebatas itu.
Teriakan Nenek masih saja terngiang di telinganya, dan berputar putar dalam pikirannya. Sampai Azzilia rasa, kini ia sedang dalam keadaan tidak sadar dan hanya bisa terdiam dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Seterkejut itu dia.
"Ibu! Ibu kenapa ngomongin itu?!" tekan Arkan, membuat Azzilia akhirnya sadar.
Azzilia meraup begitu banyak oksigen, karena entah mengapa, gadis itu tiba-tiba saja merasa susah bernapas. Mendengar ucapan Arkan, Azzilia jadi percaya satu fakta baru tentang dirinya.
Azzilia menunduk pelan, kedua tangannya terkepal, Azzilia baru merasakan sensasi sakit hati separah ini. Mungkin sejak dulu ia memang sering sakit hati, namun itu jelas berbeda karena dulu ia iri pada Kanya yang mendapat apapun dengan mudah. Namun kini, Azzilia benar-benar dikenalkan dengan rasa sakit yang benar-benar menyakitkan.
"Diam kamu Arkan! Sudah waktu yang tepat untuk memberitahu anak ini, Ibu sudah berencana sejak dulu untuk memberitahu nya, tapi kamu selalu saja melarang. Lihat, sekarang anakmu yang mendapat imbasnya, cuma gara-gara anak pungut tak tau diri seperti dia!"
Azzilia ingin sekali melemparkan satu pot disampingnya kearah Nenek, namun Azzilia menahan keinginan nya itu, Azzilia disadarkan dengan kalimat fakta yang diteriakkan Nenek padanya.
Nenek bicara satu hal yang mengejutkan, namun bisa saja itu memang satu fakta tentang dirinya. Azzilia adalah anak adopsi.
"Adopsi.. " gumam Azzilia, sedari tadi mungkin Azzilia bisa menahan segala nafsu dan amarahnya tanpa airmata, namun kali ini bagaimana bisa ia menahannya lagi?
"Bu, tapi harusnya Ibu nggak kasih tau— "
"Dan biarin Azil hidup diatas kebohongan status?" sengaja, Azzilia sengaja memotongnya, tak peduli walau itu berarti ia tak sopan pada orang tuanya.
"Azil, bukan begitu, nak, tapi—" ucapan Katya terpotong lagi.
"Bukan begitu apanya?" sentak Nenek, kini atensi Azzilia beralih pada wanita tua itu.
"Kamu itu memang anak adopsi, diadopsi karena orang tua mu meninggalkan kamu dan menitipkannya pada Arkan. Saya nggak pernah setuju, karena itu saya nggak pernah anggap kamu cucu saya meskipun dalam keterangan apapun kamu sudah anak Arkan. Karena pada dasarnya, kamu tetap anak orang lain, kamu anak dari wanita—"
"Bu, cukup! Ibu nggak bisa omongin itu!" sentak Arkan.
Katya berlari mendekati Nenek, "Ibu, Katya mohon, jangan omongin hal ini."
Azzilia dapat melihat betapa Katya memohon pada Nenek, apa ada satu hal lagi yang tidak Azzilia tau?
Azzilia mengelap air matanya, dan menarik ingusnya, merasa sudah tak kuat berada disana, Azzilia memilih berlari untuk meninggalkan tempat itu, namun saat melewati Kanya yang sedari tadi berdiri tak jauh dari pintu, wanita itu menahan tangannya.
Azzilia menatap Kanya dengan tajam, dadanya naik turun cepat, Azzilia ingin sekali menampar wajah Kanya yang kini dihiasi senyum ejekan.
"Jangan sedih ya, Ibu kamu itu jalang," bisik Kanya, Azzilia dengan keras menyentak tangan Kanya yang memeganginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY KING
Teen Fiction[End] "Guling gue kok gede banget" "Eungh.. diem, jangan gerak gerak " ☽☽☽ Menurut Azzilia, hidupnya sangat sial, pelik, dan menyedihkan. Dimanfaatkan temannya, dikekang orang tua, dan sekarang, terikat dengan cowok tampan. Bukankah bagus jika cowo...