Selamat! Udah update lagi, wkwk.
"Assalamu'alaikum, Azil!" Diva menyelipkan kepalanya dibalik pintu apartemen, tampak sepi, namun Diva tau temannya itu ada disana.
"Masuk ajalah kita," sahut Dava, laki-laki itu ada dibelakang Diva. Kebetulan dua remaja itu sudah menyelesaikan masalah mereka jadi Dava mulai bersemangat lagi menjalani hari harinya.
Memilih masuk saja, Diva dan Dava mengedarkan pandangannya mereka, ruangan itu tampak sangat rapi, mungkin Azzilia dan Delvin bersih bersih pagi ini. Diva terus menyerukan nama Azzilia, tapi gadis itu sama sekali menyaut.
Tapi setelah didengar baik baik, tampaknya Azzilia tengah mandi, terdengar suara shower dari dalam kamar mandi dikamar. Tapi kedua remaja itu heran juga, Delvin tampak tak ada disana, apa laki-laki itu sudah keluar? Atau jangan jangan.. Delvin dan Azzilia sedang mandi bersama? Ah, hanya Dava yang mikir sampai kesana.
"Kita tungguin aja deh, paling bentar lagi," Dava mendudukkan bokongnya disofa, lalu pemuda itu memainkan ponselnya, bermain game.
Tak lama, Azzilia keluar dari kamar, gadis itu memang terlihat segar setelah mandi, namun sorot matanya tampak sayu dan sedikit bengkak.
"Zil, laki lo mana?" tanya Dava.
Azzilia hanya menggeleng dan ikut duduk disana, gadis itu tampak tak bersemangat, "Kalian kapan datang? "
"Mungkin sekitar sepuluh menit lalu," Diva memperhatikan Azzilia, gadis itu sungguh tampak tak bersemangat, tampaknya memang ada sesuatu yang terjadi.
"Ada apa, Zil? Ada sesuatu lagi?" tanya Diva, Dava mulai tertarik dengan topiknya, laki-laki itu menyimpan ponselnya dan ikut menatap Azzilia.
"Si Evin mana? Jangan bilang dia ninggalin lo Zil?"
Azzilia menggeleng, "Dia, dia dibawa Bunda."
"Hah? Dibawa gimana?"
"Pagi tadi, subuh subuh, disini udah ada keributan. Delvin dibawa paksa, Bunda bawa dua orang gede buat nyeret Delvin," Azzilia mengusap rambutnya kasar, "sampai rumah ini kayak kapal pecah karena pemberontakan gue sama dia."
Diva mengusap pelan pundak Azzilia, gadis itu ikut merasa sedih dengar apa yang terjadi, "Jadi, sekarang lo mau gimana?"
"Gue sekarang mau kerumah Bunda, gue akan coba buat bawa Delvin lagi. Lo tau kan, gue cuma punya dia sekarang."
Diva dan Dava sama-sama mengangguk, "Tapi, wanita kemarin, bukannya dia Ibu lo, Zil?"
Azzilia menggeleng kecil, "Gue gak yakin, kalaupun iya, kalian pasti tau gimana kecewanya gue, lo bayangin dia bahkan gak urus gue selama gue hidup."
Betul juga, kalaupun itu Dava, dia gak bakal bisa percaya gitu aja sama orang asing, apalagi selama ini dia belum pernah bertemu, mungkin untuk saat ini, Dava hanya bisa membantu temannya itu, setidaknya agar Azzilia tidak merasa sendirian.
"Kebetulan gue bawa mobil, lo bisa ikut kita, Zil," ajak Dava.
Azzilia mengangguk, gadis itu tersenyum kecil, "Makasih."
♔ ♔ ♔Kanya mengatakan, dia akan sangat berhati-hati saat bertingkah, namun kejadian kemarin tak membuktikan itu, bisa bisanya Kanya melakukan tindakan kriminal seperti itu. Nenek sampai menjewer telinganya karena Kanya tak juga menurut. Arkan bahkan sempat akan menampar anaknya itu, namun dengan cepat Katya menghadangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY KING
Teen Fiction[End] "Guling gue kok gede banget" "Eungh.. diem, jangan gerak gerak " ☽☽☽ Menurut Azzilia, hidupnya sangat sial, pelik, dan menyedihkan. Dimanfaatkan temannya, dikekang orang tua, dan sekarang, terikat dengan cowok tampan. Bukankah bagus jika cowo...