Sebelum baca, follow dulu dong akunnya (≡^∇^≡)
Persiapan perpindahan Delvin dan Azzilia tidak sampai seharian. Dari pukul sembilan pagi keduanya sudah berangkat dari rumah Arkan menuju rumah Ryan untuk membawa baju Delvin. Meskipun sebelum pergi Azzilia sempat terpekik karena merasa tidak rela harus pisah rumah dengan kedua orang tuanya. Tapi dibantu bujukan Delvin, akhirnya Azzilia terpaksa menerima.
Setelah dari rumah Arkan pun, keduanya pergi ke rumah Ryan, untungnya disana tidak banyak drama yang terjadi, dirumah hanya ada Laras. Geby dan Rafiz pun tidak ada dirumah, pasutri itu sedang memeriksa kandungan Geby. Sedangkan Ryan sendiri terlalu sibuk meeting dengan klien sejak pagi tadi.
Dan kini Delvin dan Azzilia sedang berada dalam mobil menuju apartemen. Azzilia sebenarnya tidak mau tinggal di apartemen, tapi entah kenapa kedua orang tuanya sangat ingin Azzilia tinggal disana. Rupanya kedua orang tuanya itu sudah sangat ingin dirinya pergi dari rumah. Apartemen nya pun merupakan apartemen keluarga Delvin, dimana kejadian yang membawa mereka ke jalan ini terjadi disana.
"Nanti gimana Vin, disana kan kamarnya cuma ada satu, lo nggak ada niatan buat cari apartemen yang lain, gitu? Yang kamar nya ada dua?" tanya Azzilia. Gadis itu sejak tadi terlihat tidak tenang, sangat tidak nyaman dalam duduknya.
"Lagian kenapa juga harus ada dua kamar, kita tinggalnya juga cuma berdua, kecuali nanti dimasa depan kalo kita udah punya anak, baru kita cari rumah yang gede" sahut Delvin.
Azzilia menggerutu pelan, "apa apaan ngomong anak segala"
Delvin menoleh sambil terkekeh pelan, "kenapa? Salah ya gue bahas anak, kita kan udah nikah, nggak masalah lah ngomongin anak"
"Masalah nya itu kita kan masih sekolah, sah juga baru kemarin, gimana sih" Azzilia menoleh kan kepalanya, menatap ke luar jendela, terlalu sial jika harus bertatap muka dengan Delvin.
Delvin tertawa pelan, "ngomong ngomong, rencananya lo mau punya anak berapa?"
Azzilia refleks menoleh dengan wajah garangnya, Delvin yang melihatnya hanya cengengesan sinting, "jangan bahas anak sekarang bisa gak? Kita masih muda Vin, masih sekolah, otak gue terlalu pusing mikirin rumus, apalagi mikirin anak diumur segini."
Delvin tertawa pelan, lalu tangannya terulur mengusap puncak kepala Azzilia dengan gemas, "becanda Zil, jangan terlalu serius ah"
Azzilia menepis tangan Delvin dan mengubah posisinya menyamping memunggungi Delvin yang tengah menyetir. Delvin yang melihat nya tergelak tawa, sangat menggemaskan sekali Azzilia ini, dan berapa beruntung nya Delvin karena Azzilia adalah istrinya.
"Jangan ngambek dong, ayo keluar, udah sampe nih" Delvin membuka pintu mobil nya, dan berjalan mengitari mobil untuk membukakan pintu Azzilia.
"Ngapain sih dibukain segala, gue bisa sendiri ya!" ucap Azzilia sewot, lalu gadis itu dengan tergesa keluar, tapi keningnya malah terpentok pintu mobil.
"Aduh!"
"Bwahahaa" Delvin tak dapat menahan tawanya, melihat ekspresi Azzilia saat terpentok sangat lucu.
"Malah ketawa lo! Ini sakit tahu!" Azzilia mengusap keningnya yang terasa sakit.
"Sok sokan sih lo, kepentok kan" tangan Delvin tergerak mencapai kening Azzilia dan mengusapnya pelan, sesekali ditiup pelan, Azzilia mengerjapkan matanya.
"Udah, sekarang bantu bawa barang tuh di mobil" Delvin berjalan pelan menuju bagasi dan membukanya.
Azzilia mendengus, merutuki dirinya yang malah diam saat Delvin mengusap ngusap keningnya barusan, kemudian dengan setengah hati Azzilia mengambil koper miliknya dan berjalan dengan kaki yang dihentak hentakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY KING
Teen Fiction[End] "Guling gue kok gede banget" "Eungh.. diem, jangan gerak gerak " ☽☽☽ Menurut Azzilia, hidupnya sangat sial, pelik, dan menyedihkan. Dimanfaatkan temannya, dikekang orang tua, dan sekarang, terikat dengan cowok tampan. Bukankah bagus jika cowo...