19: i'm your love

719 140 68
                                    

Wonjin terduduk bersama Allen di bangku taman sekolah dengan jarak diantara keduanya. Tatapan Wonjin melihat kearah depan tanpa mau melihat kearah Allen.

Begitu juga sebaliknya, Allen juga terlihat menatap kearah depan tanpa mau melihat kearah Wonjin.

"Hyeongjun sudah kembali" gumam Wonjin

Allen mengigit bibir bawahnya dengan mata nya yang berkaca melihat kearah lain.

"Sepertinya aku tidak harus mengatakan apa yang aku tau kepadamu" ucap Wonjin menyerahkan dokumen yang Taeyoung berikan padanya "-kau sama seperti mereka"

Allen tersenyum tipis lalu menoleh kearah Wonjin "Hyeongjun... Bagaimana keadaan nya?" tanya Allen

"Kau masih bisa bertanya seperti itu?" tanya Wonjin melihat kearah Allen

Mata merah sebab keduanya bertemu.

Keduanya sama-sama tengah menangis dengan alasan yang berbeda saat ini.

Wonjin yang merasa sesak karena dia tau jika Hyeongjun tidak lagi mengingatnya dan Allen yang merasa sesak karena penyesalan yang berada di dalam dirinya.

"Hyeongjun... Adalah teman yang sangat baik. Jika kau berfikir aku tidak menyayanginya kau salah. Aku sangat sangat menyayanginya. Dia satu-satu nya orang yang mengerti apa yang aku inginkan, Hyeongjunie sosok teman yang selalu melindungiku—"

"LALU KENAPA— kenapa kau melakukan nya?" tanya Wonjin dengan nada lirih di akhir

"Apakah kau tau? Bagaimana rasa nya ketika kau bahkan tidak bisa mengambil keputusan di dalam hidupmu sendiri? Bukan kah sangat menyedihkan ketika kau hidup, tapi kau seperti tidak hidup. Kau hidup bukan untuk dirimu sendiri adalah kalimat yang tepat untukku dan yang lain. seberapa keraspun kami mencoba, namun semuanya terasa sulit dan salah. Aku sudah mencoba untuk bertahan dan mencoba menjadi apa yang mereka mau meskipun aku tidak mau, tapi semuanya terasa tetap sulit" ucap Allen

"Lalu menurutmu? Setelah itu orang tuamu akan bangga kepadamu? tidak. Mereka akan semakin menganggapmu tidak berguna" ucap Wonjin

"Lalu aku harus apa? Karena faktanya mereka memang tidak pernah menganggap aku manusia yang hidup, mereka hanya menganggap aku barang yang bisa mereka pertotonkan. Wonjin, aku tidak pernah sekalipun ingin berbohong tentang semuanya tapi melihatnya tersenyum ketika membanggakan ku, aku ingin melihatnya" ucap Allen

"Hyeongjun datang dan mengulurkan tangan nya padaku, mendorong ku kearah yang benar dan menyadarkanku jika apa yang aku lakukan salah. Aku sudah mencoba nya, menjadi diriku sendiri dengan tidak melakukan hal jahat itu lagi tapi mendengar suara Aboji yang rendah setelah sekian lama membuatku merasa jika apa yang aku lakukan dengan Hyeongjun bukan sesuatu yang tepat saat ini. Ingatan tentang ucapan Serim yang mengatakan jika semua ini terjadi karena Hyeongjun membuat ku sesaat berfikir jika itu semua benar, malam itu tidak tau apa yang aku fikirkan tapi... Tiba-tiba aku mendorong Hyeongjun—" lanjut Allen menunduk dalam dengan isakan yang terdengar dari bilah bibirnya

"Aku juga merasa bersalah. Aku— aku merasa bersalah hingga rasanya aku ingin mati, aku merasa menyesal melakukan nya" ucap Allen

Wonjin menghembuskan nafasnya kemudian melihat kearah lain, dia juga merasa sesak dengan apa yang terjadi.

Bahkan air mata terus berlomba berjatuhan dari kedua mata Wonjin.

Allen mengusap cepat air mata nya lalu melihat kearah Wonjin "aku tau... Mungkin Serim sudah memberitaumu tentang drive yang dia temukan pada ponselku. Jika kau ingin tau, aku tidak pernah benar-benar mau menghapus bukti itu karena aku ingin suatu saat mempertanggung jawabkan semuanya meskipun aku takut"

My Lovely GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang