Sudah hampir empat jam mereka berdiam diri dibangku mereka sambil mendengarkan guru yang sedang menjelaskan didepan sana, entah itu masuk kedalam kepala mereka atau hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Fiona sedari tadi juga selalu menyimak penjelasan sang guru dengan khusu-nya sampai sampai ia tidak menyadari bahwa teman sebangkunya sedang tertidur sambil memasangkan kedua kuping nya dengan earphone yang sudah sedari awal pelajaran ia kenakan.
Tidak hanya Vani yang melakukannya, hampir semua teman sekelas Fiona termasuk Arkan dan teman teman nya melakukan hal yang sama.
Dan akhirnya terdengar suara yang amat sangat ditunggu tunggu oleh seluruh siswa/siswi SMA Wijaya 1, apalagi kalau bukan bel pulang sekolah.
Kringg....
Mendengar suara yang amat sangat dinantikan itu pun membuat yang sedang tertidur langsung merapihkan peralatan belajar mereka.
"Baiklah semuanya cukup sampai disini materi kita, sampai bertemu senin depan dan kita akan ulangan lisan nanti. Terimakasih." setelah berbica seperti itu guru itu pun langsung keluar dari kelas itu diiringi tawa kecilnya.
Sontak para penghuni kelas itu seketika membeku ditempat berbeda dengan Fiona yang tengah sibuk memasukan semua bukunya kedalam tas.
"WOYY! MTK ULANGAN LISAN?! KEGIMANA ANJYYY!" teriak satu teman sekelasnya dengan kencang.
Dan terjadilah adegan teriak teriakan yang membahas tentang ulangan lisan itu....
~~~
Kini Fiona sedang berjalan sendiri menuju parkiran.
Saat sudah dekat, ia memberhentikan langkahnya tiba tiba karenna seseorang yang keluar secara tiba tiba.
"Wah... Kita ketemu lagi ya ternyata." ujar orang itu sambil tersenyum miring.
Fiona pun hanya berjalan mundur secara perlahan.
"Oiya, gimana sama kaki lo yang satu ini? Keliatan nya udah sembuh nih, mau gua bikin gak bisa jalan lagi gak?" tanya orang tersebut sambil tertawa dan dikikuti oleh kedua temannya yang ada dibelakangnya.
"Iya kaki aku udah sembuh, terus kamu gimana? Tengkuknya masih sakit?" tanya balik Fiona.
Mendengar ucapan Fiona membuat orang tersebut menjadi emosi, "Jangan lo kira gua lemah Fiona, gua bisa aja hajar lo sekarang kalau gua mau." ujar nya dengan nada sombong.
"Adinda... Kamu perempuan tapi kasar banget si." ujar Fiona sambil menggelengkan kepalanya.
"Gila, tengil banget ni anak baru." ujar teman Adinda dengan nada tak sukanya.
"Jangan sok lo! Gua bisa aja ngeluarin lo dai sekolah ini anak baru." kini temannya yang satu lagi berbicara dengan nada tak sukanya juga.
"Loh? Kok gitu? Aku kan sekolah disini juga siduruh sama ayah aku, aku juga mau belajar disini." jawab Fiona dengan tampang polosnya.
Melihat tampang Fiona membuat Adinda berdecih tak suka, "Gak usah sok polos lo! Jijik gua liatnya." ujar Adinda sengit.
"Aku gak polos tau aku cum_" ucapan Fiona terpotong karena suara seseorang di belakang nya.
"Siapa lo? Seenaknya bisa keluarin orang dari sekolah ini? Lo pemilik sekolah emang?" ujar seseorang yang ternyata laki laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Brother
Teen Fiction[On Going] (FOLLOW SEBELUM BACA) Kehidupan Fio memang tidak mudah. Dia yang tinggal bersama dengan sahabat nya di kota terbesar ke 4 di indonesia (Bandung), dia yang selalu berkerja setiap pulang sekolah sampai larut malam untuk bertahan hidup. Mema...