Part 9 || Bayangan Kejadian

101 7 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mika dan Kinan sampai di depan rumah bercat putih yang megah itu. Mereka berdua mengikuti taxsi yang ditumpangi oleh Qilla. Mereka tidak tahu rumah siapa yang di datangi oleh sahabatnya itu.

Tadi, Mika dan Kinan melihat Qilla langsung masuk dan berlari ke dalam rumah dengan wajah paniknya. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan Qilla? Mika dan Kinan ikut merasa khawatir.

Dilihat dari berbagai arah sudut, rumah besar ini nampak sepi. Tanpa basa-basi lagi Mika dan Kinan melewati gerbang tanpa penjaga itu. Mereka berdua berlari agar segera masuk ke dalam rumah dan menemukan keberadaan Qilla.

Di tengah perjalanan Kinan berhenti memanggil Mika. "Tunggu dulu atuh Mik! Gue cape huh ... Hu ... huh."

Kinan rasanya tidak sanggup untuk masuk ke dalam rumah, belum sampai pintu utamanya saja kakinya sudah seperti mati rasa. Bayangkan saja dari depan gerbang sampai pintu utamanya saja luas seperti Istana Bogor. Astaga ... Kinan lelah ... sangat lelah sekali, jika harus terus berlari seperti ini.

Mika ikut berhenti memutar bola mata malas "Lemah lo!"

Kinan menghampiri Mika memukul pundaknya, "Mata lo lemah, liat ini kita udah lari sejauh ini, kita gak sampai-sampai ke pintunya!"

Mika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya juga ya, ini rumah atau lapangan bola si? Luas banget heran gue?" ucapnya dan langsung menarik Kinan agar berjalan kembali.

Setelah memakan waktu 3 menit berjalan, akhirnya mereka sampai di depan pintu bercat coklat yang menjulang tinggi itu.

"Astaga ... Mika ini pintu rumah atau pintu surga, gede banget!!!" heboh Kinan. Matanya berbinar melihat pintu yang menjulang tinggi dan besar.

"Norak lo! Rumah orang kaya emang begini bentukannya, kaya yang pernah ke surga aja lo segala nyebut-nyebut pintu surga."

"Yeu," kesal Kinan lalu menonyor kepala Mika.

"Bego, apaan si lo!"

"Ketuk pintunya coba," ucap Kinan polos.

Mika pusing dengan tingkah Kinan yang tiba-tiba polos, tiba-tiba bijak seperti orang dewasa dan tiba-tiba juga menjadi seperti bocil.

"Mau lo ketuk sampai lebaran monyet juga gak bakal ada yang bukain, siapa yang mau denger si? Rumah segede ini pintu masih di ketuk, zaman old ya kali," geram Mika yang sudah lelah menghadapi manusia aneh di sampingnya ini.

Mika berjalan menuju sisi pintu itu, ia menekan bel rumah selama beberapa kali, ketika menunggu akhirnya pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang mengenakan seragam pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" tanyanya dengan ramah.

"Maaf Bi, tadi sahabat saya masuk rumah ini. Apa bibi melihat keberadaannya?" tanya Mika balik.

FUCKBOY VS FUCKGIRL (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang