[CHAPTER 21 - SAVE KIRANA]
Happy Reading
Kirana memegang tanganya yang gemetar, tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Dia sedang berada di depan ruang pertemuan, di dalam sana bundanya sedang rapat bersama komite sekolah. Kirana berusaha tenang, ini bukan kali pertama bundanya berurusan dengan komite sekolah. Di sekolahnya dulu juga seperti ini, bundanya tidak terima jika dirinya menjadi korban bully dan mengajukan tuntutan pada sekolahnya yang dulu.
Kirana kembali melirik jam tanganya, waktu seolah berjalan sangat lambat. Kirana mendongak setelah melihat dua sepatu berhenti di depanya.
"Reygan? Ada apa?" Kirana menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada siswa lain yang melihatnya bersama Reygan.
"Tenang aja, ini masih KBM," ucap Reygan mengerti kerisauan Kirana. Setelah mengatakan itu Reygan memberinya permen coklat.
"Coklat bisa menenangkan pikiran,"
Kirana tersenyum menerima coklat itu.
"Tenang, gua pastikan semua anggota OSIS dukung lo sampai kebenaranya terungkap, gua yakin temen kelas lo juga bakal bela lo, dan semua ketua organisasi di sekolah juga dukung lo, jadi jangan merasa sendiri, kita ada untuk dukung lo,"
"Gua percaya sama lo, Kirana,"
"Makasih Rey," Reygan tersenyum, tangannya bergerak mengelus rambut Kirana. Walau tahu hati gadis itu tak bisa dia miliki, tapi dia sudah bisa tenang melihat gadisnya baik-baik saja.
Andai temanya dulu seperti ini, andai saja ada yang membelanya walau hanya Naura dan Rania, andai Juna... sedikit mau percaya padanya pasti dia tidak akan keluar dari sekolahnya yang dulu, mungkin Kirana masih di sana, masih berteman baik dengan mereka.
"Kirana, silahkan masuk," kata Bu Nila membuka pintu pertemuan. Kirana menatap Reygan, Reygan mengangguk meyakinkan Kirana semua akan baik-baik saja.
Kirana tersenyum tipis pada Reygan lalu memasuki ruang pertemuan. Penglihatan Kirana tertuju pada sebuah meja memanjang di tengah-tengah ruangan dengan kursi yang ada di sekelilingnya. Semua mata mengarah padanya, ada beberapa orang yang menatapnya tidak suka. Kirana tahu itu wali murid dari siswa yang cukup berpengaruh di sekolah.
Bunda menyambut Kirana dengan rangkulan, sekarang dia dan Melody berdiri di depan banyak orang. Kepsek, Wakepsek, dewan guru, wali kelas, dan tiga orang wali murid.
"Bagaimana pak kepala sekolah dan dewan guru? anak ini bisa menjadi contoh yang tidak baik untuk siswa, termasuk Dinda anak saya," kata salah satu wali murid, membuka kipas lipat miliknya lalu mengipasi lehernya. Buah yang jatuh tak jauh dari pohonya, itu pepatah yang bisa mendeskripsikan tentang Dinda dan Ibunya.
Kirana menghela nafasnya, baik kepala sekolah dan seluruh orang disini cuma diam, dia bisa menebak ibu Dinda adalah orang yang penting di sekolah ini, mungkin seorang sekelas donatur. Kirana sudah merasakan sekolahnya ini memang sudah melenceng dari dalam.
"Iya betul pak, saya gak mau anak saya Sandra, bergaul dengan siswi anggota geng motor berbahaya ini," kata seorang lagi, Kirana tahu dia wali dari Sandra.
"Cih, lihat saja ibunya diam seribu bahasa, ini juga salah ibunya yang tidak bisa mendidik anak dengan benar?!" ucap Ibu Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Teen Fictionren·ja·na n rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, dan sebagainya) Kirana Seruni Abhinandar Cewek yang sedikit tomboi dan mempunyai masalalu yang kelam, tiba-tiba merubah pempilanya 180° beda dari biasanya di sekolah yang baru. Apakah ada rencana...