Watcher

957 174 28
                                    

Enjoy, sorry typo.

***


13 March

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 March

"Berita hari ini, seorang siswi ditemukan tewas di belakang gedung sekolah. Polisi sedang menyelidiki kasus ini. Dugaan sementaranya —"

Brak!

"Felix! Habisin dulu!"

Felix memilih untuk abai. Serius, demi apapun, ia benar-benar terkejut mendengar berita pagi ini. Siaran yang di tayangkan itu menampilkan TKP dengan seseorang yang bersimpuh darah.

Ia tidak bodoh. TKP yang dimaksud adalah sekolahnya. Jelas, karena tayangan itu sempat memperlihatkan sekolahnya, dan logo Smarta.

Tak hanya Felix, Han yang tinggal beberapa rumah setelah Felix juga terlihat buru-buru. Berita pagi hari yang cerah ini mengubah segalanya.

"HAN! NEBENG!" sialnya, Felix lupa jika motornya sedang menginap di bengkel karena balapan beberapa hari lalu menyebabkan motornya harus mendekam di tempat itu.

"Motor lo mana?"

"Masih nginep di bengkel."

"Balapan terus sih lo,"

Felix lebih memilih untuk menyetir. Hal itu tentu disetujui Han. Skill Felix memang tidak bisa diremehkan. Bahkan, Han merasa jika mereka berdua baru saja pergi dari rumah Felix, tau-tau sudah sampai.

"Sunwoo!"

"Felix! Lo ke kelas aja, ada Sanha." Sunwoo menyuruh. Masalahnya, sekolahnya ini terlalu ramai. Beberapa wartawan yang mencoba menerobos garis kuning, dan siswa Smarta yang baru datang.

Keadaan ini tidak memungkinkan Felix untuk terus berada di sana. Ia harus cepat ke Sanha. Mereka –Sanha dan Felix, lebih memilih untuk berkutik di belakang layar komputer.

"Lo dah sampe?" Sanha, si telephone pole, rautnya menjadi lega setelah mendapati Felix.

Penampilan Sanha cukup berantakan saat ini. Berbeda dari biasanya. Bajunya sengaja tak di kancingi memperlihatkan kaos hitamnya.

"Hm. Lo berantakan." Sanha menyetujuinya.

"Tadi gue langsung lari pas denger berita itu."

"Siapa yang bunuh diri, sih?"

"Nancy, MIPA dua."

"Serius?" Tanya Felix. Matanya memperhatikan video CCTV yang terputar di laptop milik temannya ini.

"Tapi gue heran, kenapa dia ke sekolah jam 2 cuma buat bunuh diri?"

Sanha bergerak mematikan laptopnya. Datanya sudah tersimpan dengan baik di laptop, jadi ia tidak perlu khawatir. "Kita ke atas, gue rasa kita bisa nemuin bukti baru."

[END] REVEAL - 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang