Beginning

3.7K 341 10
                                    

Enjoy, sorry typo.

***

17 Januari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 Januari

Sanha buru-buru menuruni anak tangga dan berjalan ke depan mengabaikan perintah ibunya untuk sarapan.

Ia mengabaikan sarapannya—tidak, Sanha tidak terbiasa untuk sarapan. Padahal perutnya perlu diisi dengan makanan.

Sekarang pukul 06.50, Sanha telat bangun. Semalam Sanha terlalu asik bermain game dengan Haechan dan juga Felix, melupakan fakta bahwa besok ia harus berangkat ke sekolah.

"Mampus gue telat. Keburu gak ya? Mana gue belum ngerjain pr." Sanha berharap ia tidak terjebak macet di jalan untuk saat ini.

Sebenarnya, sekolah Sanha itu sekolah yang cukup bebas. Sekolahnya membebaskan muridnya untuk mewarnai rambut dan seragam asalkan sopan. Hanya saja, sekolahnya tidak menolerir keterlambatan datang ke sekolah.

Sanha mana bisa santai begitu saja. Apalagi hari ini ada ulangan dan ia belum sempat belajar materinya.

Sesampainya di sekolah, Sanha langsung memarkirkan motornya dan segera berlari ke kelasnya. Tidak menyadari bahwa helm merah milik temannya itu jatuh tersenggol.

Sanha ingin mengumpat saja, ketika Bomin a.k.a chairmate-nya mengatakan kalau ulangan diundur minggu depan.

"Liat pr lo."

Bomin mendengus kesal, Sanha masih saja seenaknya seperti ini. "Lain kali prnya dikerjain di rumah."

Bomin sudah paham kebiasaan Sanha, bermain game hingga larut malam dan besoknya datang ke sekolah meminta pekerjaan rumahnya untuk disalin.

Bomin tidak masalah kalau Sanha bermain game dan melupakan waktunya, tapi yang disayangkan hampir setiap hari Sanha seperti itu.

Pernah saat itu, Sanha tidur dikelas. Kantung matanya menghitam. Sanha bilang kalau ia tidak tidur karena bermain game.

***


"Mabar kuy!"

"Invite gue Lix."

"Gue juga dong Lix."

Sanha, Haechan, Felix. Si maniak game. 24/7 hidupnya hanya untuk game. Everytime everywhere.

Bukan hanya mereka sebenarnya, tapi satu kelas. Tidak heran sih, kalau Wi-Fi sekolah jadi lemot begini.

Mereka kalau sudah bermain game, berisiknya minta ampun. Berasa di dunia lain.

Ini sudah jam istirahat. Kelas sepi, hanya beberapa orang yang tidak ingin meninggalkan tempat duduknya.

Kelas Sanha langsung menghadap ke lapangan utama. Bisa Sanha liat, temannya yang lain sedang bermain basket.

[END] REVEAL - 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang