Epilog

1.1K 148 10
                                    

Enjoy, sorry typo.

***

"Siapa yang mau ikut basket 3:3?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang mau ikut basket 3:3?"

"Sanha aja lah. Tiang listrik gitu, sekali lempar paling langsung masuk."

Jadi, seminggu setelah kejadian di Smarta itu, membuat pihak OSIS menyusun rencana untuk mengadakan lomba antar kelas. Iyalah, biar gak spaneng.

Lagipula, Kepala Sekolah juga setuju dengan kegiatan ini. Apalagi, setelah seminggu mereka dihadapkan dengan berita kasus pembunuhan yang terjadi di Smarta membuat reputasinya sempat turun.

"Sanha gak bisa. Dia, gue sama Haechan, ikut e-sport." Felix akhirnya bersuara.

"Kalo gue ikut, trus timnya siapa lagi? Kalian boncel-boncel gini." Sepertinya Sanha tidak sadar, jika ucapannya itu membuat temannya yang lain menatapnya. Cih, sombong.

"Sunwoo aja." Saran Eric.

"Gak! Gue gak bisa basket."

"Terus siapa yang mau? Jaemin, Renjun, Seungmin, Han, Hyunjin?"

Jaemin, "Eric, lo, sama Hyunjin aja."

"Gue gak bisa."

Mendengar pernyataan dari Jeno, membuat mereka bertanya-tanya. "Kenapa?" Tanya Han.

"Panas."

"ALAHH ALEMANN."

***


Felix memindai jadwal match e-sport untuk final. Iya, timnya menang. Meskipun di detik-detik terakhir mereka sempat kehilangan kendali karena ponsel yang digunakan Haechan mengalami hang sementara.

"Lix, kita lawan siapa si?" Tanya Sanha di sampingnya yang tengah memakan mie ayam.

"Gatau. Masuk final aja gue dah bangga."

"Eh, putusannya hari ini ya?"

"Iya."

"Lo beneran gak papa?" Tanya Haechan memastikan. Bagaimanapun, Bomin dan Sanha itu teman dari SMP. Sudah dekat sejak lama.

"Gak papa lah."

Haechan menyelesaikan acara makannya, "Tapi gue masih gak nyangka kalo Bomin lakuin hal nekat gitu."

"Gue juga engga, kali."

"Untung gue ikut bantu." Haechan menepuk dadanya bangga. Ia masih ingat, bagaimana seharusnya Han dan Sanha pergi ke sekolah, tetapi malah berbalik ke arah markas.

Haechan yang tak tahu apa-apa saat itu, hanya mengangguk setuju. Meskipun tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di sekolah selain mencari barang bukti tersebut, ia tetap menyanggupinya.

Ponsel Sanha yang biasanya digunakan, kini berada di tangan Haechan dengan kondisi mati. Sebagai gantinya, Sanha menggunakan ponsel Jongho untuk menelfonnya nanti.

[END] REVEAL - 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang