Fallen Snow

703 90 4
                                    

Beberapa mobil SUV hitam berhenti di sisi jalan gedung agensi ternama di Korea. Keduabelas pemuda melangkah keluar dengan wajah sumringah dipenuhi senyum dan rasa semangat. Seorang pemuda tampan yang merupakan salah satu leader memegang trophy yang baru saja diraihnya dari sebuah acara penghargaan musik yang bergengsi.

"Kau tampak bahagia sekali, Hyunsuk Hyung," ucap salah seorang pemuda tampan berbalut jas hitam yang membingkai pundak tegapnya.

"Tentu aku bahagia. Ini pencapaian besar, Jaehyuk-ah. Ini pencapaian kita," sahutnya bahagia meski dengan manik yang sedikit berair karena rasa haru yang memenuhi hatinya.

Jaehyuk mengangguk kecil. Senyum bahagia melengkung sempurna--membuat kedua sudut bibirnya terangkat.

"Jaehyukkie," panggil seseorang dengan suara lembut.

Jaehyuk menoleh ke arah suara yang berasal dari sampingnya. Pandangannya melembut melihat pemuda yang lebih mungil darinya sedang menatapnya sambil mengeratkan coat hitam tebal yang membalut tubuh kurusnya.

"Bisakah kita berjalan lebih cepat? Dingin sekali," lirihnya lembut dengan bibirnya yang bergetar karena hawa dingin yang menyeruak.

Jaehyuk tersenyum lembut. Andai mereka orang biasa--bukan seorang idola yang selalu menjadi pusat perhatian. Mungkin dirinya akan lebih leluasa merengkuh pemuda manis ini ke dalam pelukannya.

"Ayo kita cepat masuk sebelum kau membeku, Sahi-ya."

Asahi memberi anggukan singkat kemudian berjalan cepat. Jaehyuk mengikutinya di belakang. Sesekali tersenyum kecil menatap punggung sempit yang sangat ingin direngkuhnya sekarang.

Asahi menggosok-gosok kedua tangannya berusaha memberi rasa hangat pada telapak tangannya yang terasa membeku.

Telapak tangan yang lebih besar darinya menggenggam erat kedua tangannya. Meniupnya perlahan memberikan hawa hangat.

"J-jae, kalau dilihat orang bagaimana?" tanya Asahi gugup. Maniknya bergerak memperhatikan sekelilingnya.

Sepi.

Hanya ada beberapa membernya sedangkan yang lainnya sepertinya sudah terlebih dahulu ke ruang latihan. Ini kebiasaan Treasure tiap kali mereka selesai menghadiri acara award. Mereka akan ke gedung agensi untuk menaruh piala penghargaan lalu akan berkumpul di ruang latihan--sekadar berbicara, berfoto, atau melakukan perayaan kecil dengan memesan beberapa jenis makanan.

"Tidak ada yang melihat, Sahi-ya. Lagipula aku tidak tega melihatmu kedinginan seperti ini. Sudah lebih hangat sekarang?" tanya Jaehyuk dengan pandangan sedikit khawatir.
Bagaimana tidak? Tangan di dalam genggamannya sekarang terasa begitu dingin.

Lucu memang.

Musim dingin adalah musim kesukaan Asahi. Butiran salju yang turun dari langit merupakan salah satu momen favorit pemuda Jepang itu. Namun nyatanya, Asahi paling tidak tahan dingin di antara mereka.

"Sudah lebih hangat. Gomawo, Jaehyukkie," ucapnya dengan senyum lebar. Matanya membentuk bulan sabit.

"Mau keluar sebentar denganku?"

"Kemana?"

"Ke belakang gedung? Seperti yang selalu kita lakukan ketika sebelum debut. Diam-diam bertemu di belakang gedung. Menghabiskan waktu bersama. Aku rindu masa-masa itu," jawab Jaehyuk. Pandangannya nanar seakan memutar memori indah itu di otaknya.

"Yang lain bagaimana? Mereka pasti menunggu kita."

"Tidak masalah. Aku akan meminta ijin sebentar pada Hyunsuk Hyung. Aku rasa tak apa jika sebentar. Bagaimana? Kau mau?"

JaeSahi Shortfics CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang