"Masa lalu tuh lupain aja, gausa diinget terus, gaakan berguna bagi masa depan bangsa, mau dijadiin buku sejarah juga gaakan ada yang baca" - Ria
Vanya terus menerus memikirkan kata kata Pak Epen pekan lalu. Diiringi Playlist galau yang ia buat sebulan lalu, Vanya membubarkan lamunannya mandiri dan meraih HP nya dimeja belajarnya.
Tangannya otomatis mengetikkan "Monyoong" nama yang ia berikan untuk contact Leo di aplikasi WhatsApp Messenger itu. Ia melihat ada tulisan bahwa Leo sedang online.
Tapi Vanya tersadar bahwa se online apapun. Leo tidak akan pernah memulai obrolan di ruang chat yang sudah berdebu itu.
Vanya melihat chat terakhir nya dengan Leo. Ia sadar saat saat terakhir sebelum kejadian Athalla cedera itu, Leo membalas chatnya dengan asal dan cenderung singkat.
"Lebih baik melepas sekarang, karena lukamu belum terlalu dalam." Kata kata pak Epen kembali terputar di otak Vanya.
"Dahlah lagipula onlinemu bukan lagi untukku" ucap Vanya sembari menghela nafasnya berat sambil meletakkan HPnya.
**
Hari latihan perpisahan terakhir a.k.a gladi bersih acara perpisahan adalah hari ini. Namun karena ada rapat mengenai ujian anak kelas 10 dan 11 acara latihan diundur satu jam.
Vanya dengan santai mengobrol dengan Ria di dalam kelas yang tengah sepi.
"Hfffhhh" Vanya menghela nafasnya berat
"Nah bau tanah tuh" ejek ria
"Amit amit..." Jawab vanya sambil mengetok meja dan kepalanya bergantian
"Leo mulu yang dipikir heran gua, iyasi i know it's hurt tapi kan lifes go on gila. Sampek kapan lu bakal nge stuck sama satu makluk aja" ucap ria sembari menghidupkan smartphonenya
"Ya siapa juga yang mau nge stuck bambang, ini tuh otomatis kaya kepikiran aja bawaanya padahal gamau mikirin." jawab Vanya
"Otomatis otomatis dah kaya Honda beat aja hidup lu. Belajar lupain masa lalu hyung, Ga cuma dia yang berhak bahagia. Elu juga. Sekarang mah dia hepi hepi aja sama cewek barunya. Lah elu? Kayak calon mayat tiap hari lesu"
"Iyaya anjir Leo enak banget bisa ketawa ketawa lah Vanya malah galau galau sendiri"
"Masa lalu tuh lupain aja, gausa diinget terus, gaakan berguna bagi masa depan bangsa, mau dijadiin buku sejarah juga gaakan ada yang baca kan. Liat tuh yang didepan mata"
"Apaan yang didepan mata emang?" Tanya Vanya
"Yaampun heran deh kenapa elu bisa rangking satu. Ya Kenny lah heh" jawab ria lugas
"Hah ya kali Kenny ri" jawab Vanya
"Peka dong Vanyaaa, selama lu galau siapa yang nemenin? Kenny. Selama ini yang bareng elu terus siapa? Kenny. Ya kali bukan Kenny Nya.."
"Iya kali ya, takut Vanya ri, kemaren baru buka hati dua senti, udah disakiti aja, males mau buka lagi" curhat Vanya
"Coba aja, sekalian biar bisa muvon, trus bisa panas panasin tuh si Leo liat lu berduaan sama Kenny"
**
Vanya berpikir dari perkataan Ria. Memang benar selama ini Kenny yang selalu ada disampingnya saat masa masa sulit. Menghiburnya tanpa pernah meninggalkannya. Vanya kini bertanya tanya pada dirinya sendiri. Apakah ia bisa mengabulkan permintaan Kenny di toko buku pagi itu?
YOWWW AUTHOR RAJIN UPDATE CHECK
SUMPA INI BNER BNER PERMOHONAN MAAF MAKANYA UPDATE CEPET EHE
ENJOY YA GAIS 💕
DAHLA MAU NGETIK LAGI-Menulis tak terbatas dan melampauinyaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Merebut Senja [COMPLETED]
Teen FictionSAHABAT. sesulit itukah menyematkan sebuah kata dalam hubungan laki laki dan perempuan? Mengapa? mengapa rasa hadir dan menjadi noda dalam kebahagiaan? Ini hanya sebuah kisah,tentang dua insan.. dengan rasa yang sama,CINTA. Akankah mereka berbahagia...