*TIT TIT TIT TIT TIT*
Bunyi alarm mengganggu lelap,memenuhi ruang telinga.
Aku tau ini sudah pukul tiga, namun seperti kata orang,kasur memiliki gaya gravitasi yang sangat tinggi,entahlah apakah itu benar atau tidak.Dengan langkah malas,aku menggapai sumber bunyi itu dan membantunya untuk berhenti.
Kuregangkan tubuhku dan menggaruk tengkukku malas.
Kubuka kelambu jendela yang tergantung beberapa meter saja dari kasur.
Masih gelap.hanya terlihat beberapa lampu taman yang berjejer rapi nampak menerangi pandangan dikala mentari belum bangkit dari tidurnya.Bangun di pagi buta dan membuka jendela untuk memandang kegelapan.
Mungkin orang akan bertanya tanya akan kegiatan yang terdengar aneh ini.Aku berdiri dan terus menunggu menit menit yang terus berlalu.
Terkadang di hari hari sebelumnya saat aku dengan kegiatan yang sama,
Aku melihat Kang Raja pedagang sayur keliling yang sudah bersiap keluar dari rumahnya.Atau dihari lain,terkadang aku melihat salah seorang tetangga berjalan pelan membawa kantong plastik besar yang berisi penuh sampah,mungkin ia akan membuangnya ke sungai sekitar, tidak mungkin ia berjalan untuk membuang di TPS yang berada jauh didekat pasar kota.
Beberapa detik kemudian aku melihat gerbang dibuka, menampilkan sebuah sedan yang memajukan geraknya masuk.
Setelah mesin dimatikan, orang didalamnya keluar dan menghilang masuk kedalam rumah.Leo mendudukan dirinya diatas kasur ber-sprei Klub Bola Barcelona.
Ia tersenyum karna satu alasan.
Alasan mengapa ia bangun di pagi buta,
Alasan untuknya bisa tersenyum meski mentari belum tampak.
Hanya untuk melihat seorang wanita yang biasa ia panggil ibu dari lantai atas.
Karna Hanya itulah caranya bertemu.Keluarga Leo adalah keluarga yang kaya raya,
Namun kaya raya itu sama sekali tak bisa membuat Leo bahagia.
Keluarga Leo tidak pernah memiliki satu waktu untuk bersama.
Mereka tidak pernah sekalipun bertukar cerita tentang satu hari yang telah dijalaninya,walau terkadang Kelvin,adik bungsu Leo yang masih duduk di bangku SD kelas satu ini sering bercerita dengan semangat pada kedua kakaknya,Manda dan Leo.Ayah Leo seorang direktur perusahaan otomotif yang sangat amat sibuk,sedangkan Ibunda Leo seorang pegawai kantoran yang bekerja dari pagi hingga pagi lagi.
Entah mengapa,Ayah Leo sangat keras terhadap Leo,Leo sering kena pukul setelah sempat terlibat adu mulut.
Leo bahkan pernah dikunci didepan rumahnya setelah luput saat menjaga Kelvin sehingga membuat salah satu Vas jatuh dan pecah berkeping-keping,
Namun ibunya selalu menjadi penengah dan selalu membela Leo dihadapan ayahnya.
Leo menjadi sangat kehilangan setelah beberapa tahun lalu ibu Leo memutuskan untuk bekerja dan jarang berada di rumah.Setelah mandi dan bersiap siap,Leo mengambil jatah roti sarapan di meja makan buatan Bi Iyem pembantu rumah yang dipekerjakan sejak Kelvin lahir.
Dan memilih untuk memakannya sambil berjalan keluar rumah.Tidak seperti pagi rumah lain, pagi di rumah ini diliputi keheningan,tidak ada sapaan pagi maupun makan bersama.
Ayah mungkin masih bersiap-siap, begitupun Manda dengan Kelvin.
Kantor ayah dan Sekolah kedua saudaranya searah,setidaknya itu yang selalu difikirkan Leo saat mengingat kedua adiknya selalu diantar oleh Ayahnya.
Manda sudah duduk dibangku SMA kelas 2 namun keputusan sekolah tidak disamakan,namun sesuai keinginan.Menjemput Vanya, Bertemu Vanya,berada dikelas bersama Vanya,mengantar Vanya pulang,
Setidaknya,aku sudah memiliki satu nama yang menjadi alasan senyumku hari ini.
Leo menyalakan mesinnya dan berangkat pergi.*TIN TIN*
Leo membunyikan klakson motornya saat berada didepan rumah Vanya-ralat, rumah mamang Vanya."Pesekk ayok berangkatt"teriak Leo didepan gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merebut Senja [COMPLETED]
Teen FictionSAHABAT. sesulit itukah menyematkan sebuah kata dalam hubungan laki laki dan perempuan? Mengapa? mengapa rasa hadir dan menjadi noda dalam kebahagiaan? Ini hanya sebuah kisah,tentang dua insan.. dengan rasa yang sama,CINTA. Akankah mereka berbahagia...