Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. Diharapkan kebijaksanaan pembaca.
HAPPY READING, BABY!
***
"Kau wanita yang dia cintai," lirih Rania. "Aku yakin, kaulah gadis yang dia inginkan," sambung Rania.
"Huh? Omong kosong apa itu?" Aril menutupi badannya selimut hingga dikepalanya.
"Kalo begitu, mari kita berkencan! Atau sebaiknya kita menikah saja?"
Ucapan Ricky siang tadi sungguh mengganggu pikirannya sendiri. Hal itu membuat Aril kurang tidur.
"Apa benar, nona Aril tinggal disini?" tanya Rama saat berada di depan pintu rumah sewaan Rania dan Aril yang bisa dibilang tak layak di tempati.
"Anda siapa ya Pak?" Rania bertanya melihat setelan laki-laki itu tidak biasa. Mengenakan Jas hitam dan juga celana yang senada dan sepatu pantofel dikakinya.
"Ah, CEO menyuruhku menjemput Aril, dia berada di mobil sekarang. Jika tidak, dia kesini membawa Aril," jelas Rama pada Rania.
"Bisa bilang ke atasanmu untuk duluan? Aril masih belum bangun, biar aku bujuk dia untuk kembali bekerja,"
"Ba-"
"Tunggu lima menit, aku segera mandi dan berangkat bareng!" Aril berteriak bagai kebakaran jenggot.
Empat menit dua puluh tiga menit dia melangkah keluar dari rumah sewaan yang tidak layak ini. Rania merasa heran dengan sahabatnya itu. Dia berpikir pekerjaan Aril di perusahaan RG entertainment sudah berakhir. Meski hanya seorang cleaning service, tidak jadi masalah selama memberi kehidupan.
Pasti di luar sana banyak yang ingin bekerja sebagai cleaning service demi bertahan hidup.
Dibalik kaca mobil, senyuman diwajah Ricky melebar sempurna. Dia menang. Haha.
"Apakah engkau lupa, jikalau engkau berhenti harus membayar kompensasi dalam jumlah besar?"
"Silakan masuk nyonya," ucap Rama.
"Koreksi, silakan calon nyonya," Rama membuka pintu mobil belakang kepada Aril dan senyum kemenangan masih saja terlukis diwajah tampan milik Ricky.
Hening.
Aril terus menatap kakinya yang salah menggunakan sepatu. Dia memaki dalam hati. Ini gara-gara atasannya itu yang suka mengancam dirinya.
"Sudah sarapan pagi?" Suara berat Ricky terdengar. Mendengar suara itu, jantung Aril menggila seolah memberi laporan. Bersamaan dengan suara perutnya yang keroncongan.
Tidak ada sahutan dari Aril. Pandangannya terus menatap kakinya. "Mampir makan di mall sebelum perusahaan RG," ujar Ricky dan Rama mengangguk kepalanya paham.
Ricky tau jikalau Aril mengenakan sepatu yang berbeda sebelum naik ke mobil. Itulah alasannya mesti sarapan di mall.
"Pilih sepatu yang kau sukai," ucap Ricky pada Aril saat tiba didepan toko sepatu yang berbrand. Aril semakin menundukkan kepalanya. Gadis itu malu jikalau ada orang lain yang melihat kakinya yang mengenakan sepatu yang berbeda.
Aril memilih sepatu kets yang murah, sesuai isi kantongnya. Namun Ricky tidak setuju dengan sepatu yang dipilih Aril.
Katanya terlalu kuno dan murah. Dia memilih satu sepatu kets seperti pilihan Aril dengan harga yang berbeda.
Ricky jongkok untuk memasang dikaki Aril sepatu yang dia pilihkan. Aril merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu. Dia duduk untuk memasang dikakinya sepatu itu. Namun Ricky mencegah tangannya. Mata keduanya beradu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Be Mine!
Romantik[Update sesuai mood] Ricky Alexander Graviel, seorang putra tunggal pemilik salah satu perusahaan industri hiburan ternama di New York. Aerilyn Belvannia, seorang gadis polos dari Indonesia melanjutkan hidupnya ke kota New York. Memulai harinya seb...