Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. Diharapkan kebijaksanaan pembaca.HAPPY READING, BABY!
***
"Apa yang bisa aku lakukan Pak?" Aril bertanya seolah tak bersabar."Bagaimana jikalau engkau bekerja untukku?"
"Maksudku, bagaimana jikalau engkau bekerja mencintaiku?"
"Huh?"
"Apa itu terlalu berat untukmu?"
Aril terkejut dengan pekerjaan yang diberikan oleh Ricky padanya. Apakah segitunya atasannya itu tergila-gila padanya?
"Aku menyukaimu, Aril," ucap Ricky seraya memegang bahunya Aril dan menuntunnya untuk duduk disofa tamu.
Hahaha batin Aril tertawa sumbang namun ada rasa sesak juga disana. Jantungnya berdebar tak karuan. Apa itu pertanda ada cinta?
Tidak! Itu tak akan pernah ada!
"Kenapa engkau diam saja? Bukankah engkau tadi menanyakan sebuah pekerjaan yang berat dan banyak?"
"Maks-ud-ku, bu-kan pe-ker-jaan se-macam i-tu, Pa-k," jawab Aril terbata-bata karena kegugupannya berada sangat dekat dengan atasannya itu.
Wajah mereka pun dibilang sangat dekat ketika Ricky menatapnya tanpa kedip.
Hening.
Tidak ada suara apapun setelahnya. Ricky terus memandangi wajah gadis itu. Matanya bergantian menatap bola mata Aril dan bibir tipis milik gadis itu.
Spontan laki-laki itu menutup kedua matanya, dan semakin mendekatkan bibirnya kearah bibir milik Aril.
Aril tidak berkuasa untuk memberontak. Posisinya sekarang berada di pinggiran sofa. Bagaimana caranya untuk menghindar?
Deg! Deg! Deg!
Jantung keduanya menggila. Bibir Ricky terus mendekat dan mendekat hingga meluncur tepat dibibir Aril-
"Permisi, Pak. Maaf, saya tidak tau jika-"
"Shit!" umpat Ricky dalam hati.
Ricky mendorong kepala Aril mendengar suara sekertarisnya itu masuk ke ruangannya.
"Ada perlu apa?" Ricky berdiri tegap melihat Karen di ambang pintu.
"Maaf pak, tukang perlengkapan alat membawa meja dan kursi yang Bapak minta,"
"Ah, itu, suruh mereka masuk."
Laki-laki yang membawa perlengkapan masuk kedalam ruangan CEO. Setelah menyusunnya sesuai perintah mereka keluar begitu juga dengan Karen.
Keheningan kembali tercipta.
"Permisi, Pak, bolehkah aku izin untuk makan siang?"
Ricky menyengirai, "tentu saja, baby, aku juga merasa lapar."
"Huh?"
"Hah huh hah? Kenapa?"
Ricky mengambil kunci mobil diatas meja kerjanya. "Ayo,"
Aril tidak bergerak sama sekali diposisinya. Maksudnya dia akan keluar makan siang sendirian. Tapi kenyataannya atasannya itu ingin bersamanya.
Yang benar saja?
"Aril, ayo, kenapa berdiri disana?"
Wajah Aril memerah, perlakuan atasannya itu bukannya berlebihan? Bukannya Aril baper atau semacamnya, tapi jika diperlakukan seperti ini bisa-bisa orang lain salah mengartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Be Mine!
Romansa[Update sesuai mood] Ricky Alexander Graviel, seorang putra tunggal pemilik salah satu perusahaan industri hiburan ternama di New York. Aerilyn Belvannia, seorang gadis polos dari Indonesia melanjutkan hidupnya ke kota New York. Memulai harinya seb...