Adakah yang menunggu up BBM?Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. Diharapkan kebijaksanaan pembaca.
HAPPY READING, BABY!
***
Ricky memasang dasinya. Satu jam yang lalu, Rama membawa pakaian CEO players itu. Itu bukan hal baru bagi Rama. Sudah rutinitasnya setiap jam lima pagi menelpon atasannya untuk mengantar pakaian untuknya.
Perlahan Aril membuka kedua matanya ketika cahaya menusuk matanya. "Rania, jam berapa?" tanya Aril samar-samar. Rasa ngantuk masih mendominasinya.
Tidak ada sahutan. Dia merasakan tempat tidurnya berbeda. Dia kaget melihat selimut yang berwarna putih.
"Aku dimana?" Aril berteriak ketika kesadarannya kembali. "Oh, Tuhan, apa yang terjadi denganku?" sambung Aril dengan panik.
"Apakah kau lupa?" Suara bariton milik Ricky menyadarkan Aril dengan sempurna.
"Tidak!"
Gadis itu kembali berteriak ketika dia melihat laki-laki bersamanya dalam suatu ruangan semacam kamar hotel?
"Apakah engkau lupa?" Ricky mengulangi pertanyaan yang sama. "Kau bermain dengan penuh gairah!" sambung Ricky.
Aril sungguh panik. Dia melihat tubuhnya. Dia bersyukur ketika melihat bajunya masih menempel ditubuhnya.
"Bersiaplah, kita segera keluar dari sini." ujar Ricky ketika melihat Aril yang masih saja mematung. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu.
Aril menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Betapa terkejutnya ketika pintu kamar mandi di buka oleh Ricky.
"Kenapa Bapak masuk? Bagaimana jika aku-?"
"Jika engkau tak berbusana dan aku melihatmu?" Potong Ricky menyengirai. "Bukannya tadi malam aku melihat semuanya dengan je-"
Plak!
Tamparan ketiga kalinya yang diterima Ricky dari Aril. "Kenapa sikap Bapak tidak menjaga harga diri orang lain?" sergah Aril dan membuat Ricky tersenyum smirk.
"TERIMAKASIH TAMPARANNYA, BABY. DAN AKU PASTIKAN INI ADALAH TAMPARAN TERAKHIRMU UNTUKKU!" Ricky mengatakan penuh penekanan disetiap kata yang dia ucapkan. Dia pergi keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Aril.
Aril duduk di pinggiran bath-up dan menangis tersedu-sedu. Dia menyesali perbuatannya yang telah membuat dirinya terjebak dalam suatu masalah.
Dia menyesali kenapa harus bertemu dengan atasannya yang sangat players itu. Aril merasa tidak terima ketika Ricky melakukan semaunya saja terhadapnya.
Keluar dari tempatnya bekerja sekarang ini bukanlah hal yang mudah. Ada kompensasi yang mesti dibayar dengan jumlah besar.
Ricky membawa pakaian putih hitam untuk seorang wanita ke dalam kamar mandi. "Mandilah dan tukar pakaianmu. Aku tunggu 15 menit di luar, jika tidak aku sendiri yang memandikan dirimu." suara bariton khas milik Ricky sedikit melemah dan Aril meraih langsung pakaian itu.
Gadis itu dengan cepat membuka pakaiannya. Dan segera membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia memakai baju yang dibawakan Aril kepadanya.
Pasti pakaian itu di siapkan oleh Karen untuknya.
Tidak sampai 15 menit, Aril keluar dari kamar mandi. Nyalinya seketika mencuit ketika Ricky mengatakan akan memandikan dirinya.
"Karen selalu melakukan tugasnya dengan baik," pungkasnya melihat pakaian yang dikenakan oleh Aril.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Be Mine!
Romance[Update sesuai mood] Ricky Alexander Graviel, seorang putra tunggal pemilik salah satu perusahaan industri hiburan ternama di New York. Aerilyn Belvannia, seorang gadis polos dari Indonesia melanjutkan hidupnya ke kota New York. Memulai harinya seb...