Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. Diharapkan kebijaksanaan pembaca.
HAPPY READING, BABY!
***
Ricky membukakan pintu mobil untuk Aril. Gadis itu sungguh cantik dan bercahaya malam ini. Meski dalam hati dia sangat penasaran dengan siapa dia bertemu dan dalam hal apa Ricky membawanya keluar seperti malam dihari perayaan ulang tahun Alya.
"Kau tampak cantik mengenakan baju manapun," Ricky memujinya. Dan Aril tersipu malu dengan pujian atasannya itu.
Ricky melemparkan seluruh pemandangannya dirumah milik ayahnya yang megah ini. Di depan pintu utama ada dua pria yang berseragam hitam untuk menjaga pintu.
Laki-laki itu berusaha mengingat tanggal hari ini, mencoba mengingat sebuah tradisi peringatan atau sesuatu perayaan. Tapi tidak ada satupun yang terbersit dipikirannya.
"Selamat datang tuan muda, Ricky!" sapa salah satu laki-laki yang menjaga di pintu utama. "Kami perlu tau siapa nama nona yang bersamamu tuan," sambung yang satunya.
"Bukan urusan kalian," jawab Ricky dengan tegas.
Kedua penjaga itu mencocokan dengan foto yang ada di tangan mereka. "Berhenti tuan, nona disebelah anda tidak di undang untuk datang," teriak seorang penjaga itu memberhentikan langkah Ricky dan Aril.
Tangan kanan Ricky mengepal kuat, sedangkan tangan kirinya menggenggam jemari Aril dengan erat.
"Kembali ketempat jaga atau kalian mendapatkan akibatnya?" ujar Ricky dengan tatapan membunuh.
Kedua penjaga itu memilih melangkah mundur. Mereka ketakutan dengan tatapan siap diterkam dari tuan muda yang ada dihadapannya.
Tiba di ruang tamu, Ridwan langsung berdiri dari tempatnya saat melihat kedatangan Ricky bersama gadis yang sama sekali tak ingin ia lihat.
Meski ini kali pertama bertemu langsung, Ridwan mengenali sosok gadis itu. Raymond menceritakan kepadanya.
Naila juga ada disana bersama ibunya. "Kak Iky!?" sambutnya dengan teriak. Gadis yang masih duduk di bangku SMA itu menghampiri kakaknya dan memeluknya.
"Kak Iky, udah lama kita tak berjumpa. Naila kangen sama kak Iky."
Ricky mengelus punggung sang adik dengan tangan kanannya. "Kamu boleh jumpai kakak kapan saja," sahut Ricky tenang.
Naila melepas pelukannya. "Kakak sama siapa?" tanyanya kepo. "Cantik banget ya kak," sambungnya.
"Oh, ini namanya Aril. Calon ibu dari anak-anak kakak kelak," jawab Ricky enteng. Untung ada Naila jadi suasana disini tidak terlalu menegangkan. Meski wanita setengah baya—ibunya Naila tak ingin Ricky lihat.
Ricky melihat sofa kosong dan menuntun Aril duduk disebelahnya.
"Apa rencanamu membawa gadis ini?" tanya Ridwan spontan.
"Ini waktu yang tepat untuk memperkenalkan dia," ujar Ricky. "Dia Aerilyn Belvannia, gadis dari Indonesia. Kami akan menikah. Jadi ayah jangan halangi rencanaku," sambung Ricky.
Aril terus menunduk kala Ricky mengutarakan niatnya kepada sang ayah. Meski dihatinya tidak sepenuhnya dia menyetujui rencana atasannya itu.
"Jangan harap ayah akan menyetujuinya. Kurang pengalaman engkau memilih sosok yang cocok untuk memberimu keturunan. Alya lah yang lebih tepat dari wanita ini!" sergah Ridwan ayahnya.
"Sudah kubilang jangan pernah mencari gadis Indonesia!" teriak Ridwan tidak bisa menahan amarahnya.
"Ayah tidak perlu mengatur hidupku!" Ricky juga membalas Ridwan dengan menaikkan oktaf suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Be Mine!
Romansa[Update sesuai mood] Ricky Alexander Graviel, seorang putra tunggal pemilik salah satu perusahaan industri hiburan ternama di New York. Aerilyn Belvannia, seorang gadis polos dari Indonesia melanjutkan hidupnya ke kota New York. Memulai harinya seb...