24. Keep.

21.6K 3K 254
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Pada akhirnya para omega yang ada di sekolahan tidak ada lagi yang membicarakan Soobin yang berhasil mendapatkan Yeonjun itu.

Mungkin memang benar kalau pada akhirnya juga mereka gak akan bisa menjadi Mate dari Yeonjun.

Soobin akhirnya bisa berjalan dengan biasa saja ke kelas tanpa perlu menunduk seperti biasanya, para alpha juga tidak ada yang berani menganggunya karena mereka tidak tertarik dengan mate seseorang.

Tangannya terasa dipegang oleh seseorang membuat Soobin segera menoleh kearah belakangnya.

Disana ada Shinae yang tersenyum kearahnya, mungkin teman Soobin di sekolah hanya Shinae, karena dia yang saat itu membela Soobin.

Walaupun saat Soobin berterima kasih dia bilang hanya risih saja dengan omongan para omega dikelas mereka itu.

Tapi mukanya memerah, Soobin cuma tersenyum saja ketika tau memang pada awalnya tujuan Shinae untuk membelanya.

"Kamu tau gak, kalau ada anak kelas sebelah yang ketahuan hamil?" tanya Shinae membuat Soobin menggelengkan kepalanya.

Diakan adalah orang anti sosial dan kontak di handphonenya sana orang tuanya, kakaknya, Yeonjun, dan Shinae sendiri.

Lalu hanya ada satu grup di aplikasi chatnya yaitu grup kelasnya sendiri.

"Pasti kamu gak akan tau sih, sudah aku tebak duluan," lanjut Shinae sambil berjalan di sebelah Soobin itu.

Kejadian hamil di sekolah itu sudah terdengar sangat lumrah disini, karena mau bagaimana lagi omega itu sering terkena heat, cara satu-satunya agar bisa menghilangkannya adalah berhubungan dengan alpha.

Lalu jika alpha sedang rut, itu tambah membuat proses kehamilan tambah cepat, makanya kalau ada yang hamil ya gak akan ada yang bingung.

Pihak sekolah juga tampak biasa saja kalau ada yang hamil, sekolah lainpun sama, palingan cuma anak-anak sekolahan saja yang tampak menatap yang sedang hamil itu dengan tajam.

Soobin gak akan bisa mengejek sih, karena itu sesama dengan dirinya yaitu omega.

"Dia gak dikeluarkan?"

"Enggaklah, bukankah sudah biasa sekolah membiarkan siswanya hamil, tapi sepertinya dia akan berhenti atau gak ya home schooling, karena kamu tau sendiri disini hinaannya kejam sekali," jawab Shinae sambil menatap kearah beta yang menyapanya itu.

Ya omongan orang-orang memang mengerikan sih, pasti sebentar lagi para alpha atau beta akan mengejek-ngejek omega lagi.

Padahal yang membuat omega hamil itu siapa lagi kalau bukan para alpha?

Alpha dan omega itu tidak bisa dipisahkan, mereka bagaikan simbiosis mutualisme, saling mengguntungkan satu sama lain.

Ya walaupun omega banyak yang tidak diuntungkan sih, apalagi saat rut, omega cuma bisa terduduk karena tidak bisa jalan itu.

"Hei malah melamun, gak perlu dipikirkan, kalaupun Yeonjun keluarnya di dalam juga minum obat saja langsung," ucap Shinae membuat muka Soobin memerah, perkataan kotor seperti apa itu.

Lagipula Yeonjun saat melakukannya dengannya selalu pakai pengaman.

"Kalaupun dia pakai pengaman juga, kalau sedang sial bisa saja pengamannya bocor, terus kamu hamil, aku tunggu bayi kalian ya," lanjut Shinae membuat Soobin memerah sendiri ketika mendengar ucapan beta di sebelahnya itu.

Soobin cemberut lalu segera membuka pintu kelas dimana kelas mereka masih sangat sepi sekali saat ini.

Emangnya saljunya setebal itu sampai mereka gak datang ke sekolah?

Salju diluar emang sangat tebal sih, sampai menutupi jalan, Soobin tadi sana sampai agak kesusahan karena menunggu bus yang gak datang-datang.

Dia pikir dirinya sudah telat karena sekolahan sangat sepi, ternyata emang banyak yang tidak datang.

Matanya menatap kearah Yeonjun yang bahkan tidak datang juga itu, Soobin akhirnya menoleh kearah sebelah kanannya lalu terlonjak ketika melihat ada Yeonjun yang masuk lewat jendela bersama para alpha yang lainnya itu.

"Hai," sapa Yeonjun sambil menepis salju dari mantelnya itu dan segera berjalan ke bangkunya.

Perasaan gerbang masih dibuka kenapa mereka lewat belakang, bahkan masuk ke kelaspun dari jendela.

Lalu Soobin kembali menoleh kearah jendelanya sambil melihat salju yang masih saja turun itu.

"Gila si kakek tua itu kayak punya dendam pribadi banget," ucap Yeonjun yang kesal karena kakeknya itu selalu saja mengincarnya untuk dihukum padahal yang telat ada banyak sekali.

Lagipula aneh banget saat di gerbang ada kakeknya itu, biasanya hanya guru saja.

Kalau guru mah mudah mengelabuinya kalau kakek tuanya itu susah untuk dikelabui makanya mereka lewat dari belakang saja daripada dihukum di lapangan, apalagi sedang musim dingin dan salju yang terus turun.

Soobin akhirnya menghadap ke depan sambil menyatukan kedua tangannya itu lalu menggosoknya agar tetap hangat.

Penghangat ruangan juga sudah dinyalakan tapi tetap saja ini sangat dingin sekali.

"Mau mantelku gak?"

Soobin menoleh kearah alpha di hadapannya itu, lalu menggelengkan kepalanya sambil memegang mantelnya sendiri.

"Akukan pakai mantel sendiri, kamu pakai untukmu sendiri aja," jawab Soobin sambil tersenyum ke Yeonjun yang menyuruh omega duduk di sebelah meja Soobin agar duduk di tempat lain.

Lalu Yeonjun duduk disana sambil tersenyum ke Soobin yang sedang menempelkan tangannya sendiri ke pipinya itu.

"Mau yang lebih hangat?"

"Apa?" tanya Soobin sambil menoleh kearah Yeonjun, namun Yeonjun menggelengkan kepalanya.

"Mau dulu apa enggak?" tanyanya lagi membuat Soobin curiga, pasti ini ada yang aneh-anehnya.

Dia sudah curiga duluan, jadi dia langsung menggelengkan kepalanya.

"Gak deh, aku sudah cukup dengan mantel dan penghangat ruangan di kelas ini," balas Soobin yang aslinya berbohong itu, mana ada dia sudah merasa hangat dengan memakai dua benda itu.

Yeonjun tersenyum miring, dasar padahal dia mau memberikan hotpack ke Soobin.

"Kamu mikirin hal apaan sih? Aku padahal cuma mau menawarkan hotpack," ucap Yeonjun sambil menunjukkan hotpack ditangannya itu.

Soobin langsung terfokus kesana, ah sial pikirannya emang sudah menjadi aneh sekali semenjak setelah heat, apalagi dia berhubungan dengan Yeonjun, tambah aneh lagi dirinya.

"Nih ambil, aku masih ada satu lagi."

Yeonjun segera memberikan hotpack tersebut ke Soobin yang langsung menerimanya dengan senang, padahal itu cuma hotpack doang, bagaimana kalau Soobin diberikan cincin oleh Yeonjun?

Tambah senang mungkin? Atau bisa jadi juga biasa saja karena Soobin juga termasuk omega yang pendiam dan penurut.

"Thanks," ucapnya setelah memegang hotpack tersebut.

"Iya, nanti setelah pulang sekolah bareng aku aja naik motorku," ajak Yeonjun membuat Soobin menganggukkan kepalanya.

Terlihat bukan kalau Soobin selalu menurut dengan alphanya.

"Soalnya aku mau mengajakmu jalan-jalan," lanjut Yeonjun membuat Soobin kembali menganggukkan kepalanya.

Yeonjun yang melihat itu segera tersenyum sambil mengacak-acak rambut Soobin yang sedang tersenyum kearahnya itu.

Omeganya terlalu baik dan imut untuk dijahati oleh orang-orang, maka dari itu Yeonjun akan selalu menjaga omeganya yang sudah menjadi matenya itu.

Tbc.

Wah updatenya siang, gapapalah ya, penting update.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.





















Salam,



Anaknya Taekook.

Soulmate -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang