14

2.9K 496 39
                                    

"BAJINGAN!"

Mark menarik kerah Jaebin kasar lalu memukul rahang cowok itu dengan keras hingga cowok itu terpental.

"Sialan! Berani-" belum sempat Jaebin menyelesaikan kalimatnya, pukulan kedua kembali dilayangkan kepadanya. Jaebin terbatuk-batuk, memegangi dadanya yang sakit.

Mark menatap nyalang Jaebin yang kini sudah mengeluarkan darah dari hidungnya. Ia mendesis bengis.

"Brengsek!"

Minjae yang melihat temannya yang sudah terkapar sontak membalas pukulan Mark, namun sayangnya Mark menghindar dengan cepat lalu memelintir tangan Minjae kemudian meninju tepat diwajahnya.

Mark kembali menatap Jaebin yang kini sudah berdiri dan menatapnya nyalang. Ia membalasnya dengan tatapan bengis.

"Bocah brengsek!" maki Jaebin lalu melayangkan tinjunya.

Mark menghindar kemudian ia mengunci leher Jaebin dengan kuat.

"Gue bersumpah. Kalo lo nyentuh kakak gue lagi. Lo bakal mati di tangan gue," desis Mark dingin di telinga Jaebin. Lalu ia membanting tubuh Jaebin ke tanah.

Teman-teman Jaebin yang melihat itu sontak tak berkutik. Tak percaya bahwa ketua mereka berhasil dilumpuhkan oleh bocah SMA. Padahal yang mereka tahu, Jaebin sangat jago bela diri.

"Mark!" teriak Lisa cemas. Ia memberi tatapan peringatan pada adim-adiknya yang lain agar tidak ikut terlibat baku hantam.

"Diam," peringat Lisa.

Mark mendekat, tatapannya membunuh. Ia mengepalkan tangannya erat, siap menghajar Jaebin sampai cowok itu tak berdaya.

"Mark, udah." Lisa menahan tangan Mark yang ingin kembali memukul Jaebin yang sudah terkapar di tanah.

"Lepas, kak! Aku mau matahin tangannya!" teriak Mark sembari berontak. Namun Lisa menahannya dengan sekuat tenaga.

"Kak Lisa gak apa-apa, Mark!" nada Lisa meninggi. "Udah, jangan pukul dia lagi," lanjutnya lembut. Ia tersenyum menenangkan.

Melihat senyuman Lisa membuat tatapan Mark melunak. Tangannya yang terkepal ia turunkan.

"Keep calm, Kak Lisa gak apa-apa." Lisa meyakinkan.

"Pergi sono lo anjing! Bawa ketua pecundang lo!" teriak Jeno pada teman-teman Jaebin. "Sebelum gue ikut ngehajar kalian."

Minjae mendekati Jaebin, merangkul cowok itu untuk segera membawanya pergi dari sana.

"Lepasin brengsek!" marah Jaebin.

"Apa-apaan nih bangsat!? Lo ngapain di sini bajingan!?" seru Taeyong dingin mendapati keadaan di sekitar stan ice cream ramai. Belum lagi ada Jaebin dan geng-annya di sini. Sepertinya mereka membuat ulah lagi.

Jaebin menyeringai meski sudut bibirnya sobek.

"Wahh.. Ada jagoan di sini. Kayanya tuh cewek banyak pawangnya," ujar Jaebin dengan kekehan sinis.

Pandangan Jaehyun menajam.

"Jangan berani-beraninya! Lo tau konsekuensinya kalo berurusan sama kita," desis Jaehyun.

Jaebin tertawa disela-sela rasa nyerinya. Ia menunjuk ke arah Lisa menggunakan tangan kanannya.

"Itu cewek bakal gue incer."

Renjun mengepalkan tangannya erat. Giginya bergemelutuk. Sekuat tenaga ia menahan gejolak emosinya yang hampir lepas kendali. Jika bukan karena peringatan kakaknya, bukan tidak mungkin sekarang Jaebin habis ditangannya.

SISTER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang