[Eight]

20 8 0
                                    

Senin, sampai hari ini pun Bella sama sekali tak bisa menghubungi Juyeon. Bahkan laki-laki itu tak menampakkan sedikitpun rambutnya di sekolah.

Saat bel istirahat berbunyi, Bella tanpa ditanya lagi sudah pasti menuju kelas Juyeon. Hanya untuk memastikan, apakah laki-laki itu benar-benar tak masuk sekolah.

"Hai, Juyeon-nya ada?" tanya Bella pada salah seorang teman sekelas Juyeon.

"Juyeon hari ini nggak masuk Bel."

Bella mencoba menggali lebih dalam. "Ada keterangan?"

Gadis lain dari kelas yang sama ikut menimbrung. "Lo kan sahabatnya, masa nggak tau apa-apa."

"Oh, atau jangan-jangan, Juyeon nggak anggap lo sebagai sahabatnya?" satu gadis lainnya tampak bertos ria setelah mengatakan itu.

Bella ingin sekali mengatakan dengan lantang bahwa 'Gue itu pacarnya.' tapi, bukankah itu lebih memalukan lagi nantinya?

"Itu kan cuma asumsi kalian." suara yang terdengar serak itu menyeruak di indera pendengaran Bella. Ia menoleh ke belakang dan menemukan Hyunjae berjalan ke arahnya dan tiga orang gadis yang dua diantaranya tadi mengejeknya.

"Jangan bersikap seolah-olah kalian tau tentang Juyeon. Jujur aja deh, kalian juga sebenernya nggak tau kan kenapa Juyeon nggak masuk hari ini?"

"E-eh, itu...." kedua gadis itu tampak malu dengan pertanyaan yang menjurus pernyataan dari Hyunjae barusan. Sedangkan gadis lain yang Bella anggap friendly itu mengangguk biasa tanpa beban. Ah, sepertinya Bella harus berteman dengannya.

Hyunjae tersenyum miring sekilas kepada dua gadis itu dan merubah senyum manis untuk gadis yang Bella lihat nametag nya bernama Chaeyeon.

🐝🐝🐝

"Lo punya banyak kesempatan buat nunjukin eksistensi lo, Bel."

Bella mengerucutkan bibirnya ke depan. "Hm."

Hyunjae menatap kesal pada Bella yang dari tadi hanya menanggapi ucapannya dengan 'hm, hm, hm'.

"Bel, gini ya, yang namanya pacaran itu dijalani oleh dua orang yang berbeda jenis. Juyeon berhak melarang lo buka mulut soal status kalian. Tapi lo juga punya hak buat membela diri, Bel. Jangan terlalu pikirin tentang Juyeon, pikirin juga perasaan lo."

Bella menunduk diam. Bahkan saat Hyunjae pergi, Bella tetap memilih untuk menundukkan kepalanya. Ia mengerti, mungkin, Hyunjae kesal karena sikapnya yang terlalu memikirkan orang lain.

Bella terus menatap rerumputan yang diinjaknya, sampai sepasang kaki berdiri di hadapannya.

Nancy, batinnya saat mendongak.

"Hai, Bel!" sapa gadis itu.

Bella tersenyum kaku. "H-hai."

Tanpa permisi lalu Nancy mengambil tempat di samping Bella.

Bella merasa canggung. Masalahnya, sampai hari di mana Hyunjae memutuskan gadis di sebelahnya saat ini, ia sama sekali tak pernah akrab dengannya. Bahkan, saat Hyunjae berpacaran dengan Nancy pun, Bella tak akrab sama sekali.

Nancy melirik. Lalu terkekeh. "Jangan kikuk gitu dong Bel."

Bella menoleh dan tersenyum sebisanya. "Ada apa ya?"

"Lo kenal gue?"

Bella mengernyit. "Iya, lo kan man–"

"Bukan!" sergah Nancy cepat. "Bukan sebagai itu maksud gue."

Oh, Bella mengerti. Ia mengangguk dan tersenyum. "Iya, gue kenal lo. Nancy dari kelas Bahasa."

Nancy tersenyum. Lalu tatapannya tiba-tiba menyendu. "Sakit ya Bel?"

"Ha?"

Nancy bersandar pada sandaran kursi taman dan menatap langit-langit dengan tenang. "Saat pacar lo lebih mentingin sahabatnya. Saat pacar lo nyatanya suka sama sahabatnya. Pasti sakit kan Bel?"

Bella kembali menunduk. Ia jadi merasa bersalah. Apa saat ini, Nancy sedang menyindirnya? Perihal kejadian di mobil waktu itu. Karena itulah yang menjadi alasan Nancy putus dengan Hyunjae. Apa Nancy mengira semua itu karenanya? Bella makin merasa bersalah.

"Soal itu, maaf, Nance, gue sama sekali nggak bermaksud."

Nancy menoleh cepat padanya. "Haha, santai aja kali. Lagian gue tau Hyunjae nggak bener-bener niat sama gue."

"Yah, meskipun setelah kejadian itu gue sempet berpikir buat melampiaskannya ke lo." Nancy terkekeh di akhir ucapannya. "Tapi, setelah ngobrol langsung sama lo saat ini, gue bersyukur banget, karena gue nggak melakukan hal itu sama lo."

Bella hanya sesekali terkekeh menanggapi.

"Pokoknya Bel, suatu saat nanti, kalau lo berpikir semua yang lo alami ini karena Somi, jangan pernah melakukan hal-hal bodoh yang nantinya bisa menjadi boomerang buat lo." Nancy tersenyum tulus. "Lo cuma harus inget, bahwa masih banyak yang peduli sama lo."
.


.
.
.
.
Tbc.

B I T T E R S W E E T || LEE JUYEON X SON NAEUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang