Bella hanya melirik ponselnya yang tiap kali berdering tanda telepon masuk. Tak perlu melihatnya dua kali karena ia tahu siapa yang menelepon nya.
Anggota tubuhnya sibuk mem-packing keperluan-keperluan yang akan ia bawa ke Bandung. Tak banyak. Hanya keperluan sampai dua hari di sana.
Tok
Tok
TokEric terlihat dari balik pintu kamarnya setelah ia mempersilakan adiknya itu masuk.
Cowok itu mengangkat ponselnya seperti menunjukkan sesuatu. Bella menoleh melihat apa yang dilakukan adiknya itu.
Pandangannya langsung terfokus pada layar ponsel di hadapannya. Terlihat nama orang yang sama menelepon ke ponsel itu yang sudah tersambung.
"Kenapa?" tanya Bella. Kepada Eric.
Eric mengedik bahunya acuh. "Dia bilang nggak bisa hubungin lo, makanya nelepon ke gue. Nih, ngomong," ucap Eric seraya menyodorkan handphone nya ke tangan Bella.
Bella melengos berbalik dan kembali mempersiapkan barang-barangnya. "Gue sibuk."
Sementara di ujung sana, Juyeon yang mendengar sahutan Bella hanya menghela napas pasrah. Ia kemudian mematikan sepihak sambungan teleponnya tanpa berkata apa pun.
Setelah kejadian semalam di mana Bella memutuskan break dengannya, gadis itu langsung meninggalkan Juyeon tanpa mendengar persetujuannya. Dengan kata lain, gadis itu mengambil keputusan secara sepihak.
Tak dapat ia elak kalau sebenarnya setelah kemarin perasaannya tak tenang sama sekali. Seperti ada rasa khawatir yang mendalam pada hatinya. Juga perasaan gelisah yang membuatnya tak tidur tenang semalam.
Terlebih lagi saat pagi ini ia sudah berkali-kali menghubungi Bella dan tak mendapat balasan. Artinya Bella benar-benar serius kan? Kalau saja Sunwoo melihatnya yang misuh-misuh karena Bella tak mengangkat telepon dan membalas chat darinya. Mungkin adik tingkatnya itu bakal ketawa guling-guling.
🐝🐝🐝
"Bella berangkat dulu, Ma." pamitnya pada Yerin yang mengantarnya dan Eric ke stasiun.
"Iya. Hati-hati ya, Bel, Eric."
Ya. Karena suruhan Yerin akhirnya Eric pun ikut pergi menemani Bella ke Bandung untuk mengunjungi keluarga dari ayahnya. Bella memutuskan untuk berangkat naik kereta. Sudah lama ia tak menaiki transportasi itu. Dan Eric pun tak masalah.
Bella melambai pada Yerin sebelum akhirnya memasuki kereta. Perlahan Yerin mulai menghilang dari pandangan keduanya bersamaan dengan kereta yang melaju semakin cepat.
Yerin menghela napasnya kasar. "Semoga mereka baik-baik aja." gumamnya.
Selama perjalanan, Eric sibuk bermain game dengan menggunakan ponsel Bella. Sedangkan Bella sendiri langsung terbawa kantuk setelah duduk di bangku kereta. Maklum saja, ia tak bisa tidur semalaman yang mengakibatkan kantung matanya muncul dan sedikit membengkak. Oleh sebab itulah ia menggunakan kacamata hitam untuk menutupinya.
Di tengah asiknya bermain game, seseorang menelepon mengganggu aktivitasnya.
Eric agak kesal karena ia jadi kalah karena orang itu. Melihat nama Si penelepon Eric pun berniat memberikannya pada Bella. Namun ternyata kakaknya itu sudah tertidur dengan bersandar pada bahunya. Akhirnya laki-laki itu mengangkatnya.
"Bel?" suara panggilan terdengar di seberang telepon.
"Ini gue, Eric." jawab Eric. Terdengar suara hembusan napas di ujung sana setelah ia menjawabnya.
"Bella mana? Gue mau ngomong."
"Bella tidur, bang. Ada apa? Nanti biar gue sampein." jawab Eric pada Juyeon.
Eric mendengar gumaman Juyeon yang sangat kecil. "Nggak usah. Semalem Bella nggak apa-apa kan?"
Eric mengernyit. Memangnya semalam Bella kenapa? Karena bingung harus menjawab apa akhirnya Eric hanya diam. Namun diamnya Eric disalahartikan oleh Juyeon yang mengira bahwa terjadi sebaliknya.
"Gue cuma mau nanya itu aja. Kalo udah sampe kabarin gue." ujar Juyeon. "Oh iya. Gue minta tolong aja kasih tau Bella buat telepon gue balik nanti." lanjut laki-laki itu.
Tanpa sadar Eric mengangguk dan bukannya menjawab. Tapi, baru juga ingin membuka suara panggilan sudah terputus.
Akhirnya ia memutuskan kembali bermain game yang sempat tertunda.
.
.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
B I T T E R S W E E T || LEE JUYEON X SON NAEUN
FanfictionB I T T E R S W E E T || LEE JUYEON X SON NAEUN Bella pacar Juyeon. Tapi Somi sahabat Juyeon. Akibat status sialan itu, Bella jadi harus luka batin tiap hari. Sebenarnya ia nggak masalah kalau Juyeon bisa bersikap adil. Tapi karena laki-laki itu l...