[Four]

23 7 0
                                    

Waktu istirahat berakhir. Bella dan Hyunjae berjalan beriringan untuk kembali ke kelas.

Setelah perkumpulan bersama di kantin tadi, mereka langsung terpecah guna kembali ke kelas masing-masing.

"Pacar lo gimana?" tanya Bella.

"Putus." jawab Hyunjae seadanya.

"Kok gitu? Gara-gara gue duduk di depan?" sungguh Bella tak mengerti. Apa benar hanya karena hal itu mereka putus? Tak masuk akal!

"Gue yang mutusin."

"Kenapa?" Bella menengok menatap Hyunjae yang lebih tinggi darinya.

Ganteng

Tunggu.

Apa-apaan itu?! Dari mana suara itu berasal? Nggak! Inget Bella, Juyeon yang paling ganteng!

"Kenapa diputusin?" tanya gadis itu ulang.

Hyunjae menengok balik. Menatap wajah cantik Bella yang tampak penasaran itu. Sejenak, karena setelahnya ia kembali menatap lurus ke depan.

"Dia marah-marah nggak jelas setelah waktu itu. Gue nggak suka cewek yang terlalu berlebihan. Gue nggak akan pertahanin kalo dia ngelarang gue buat deket sama sahabat gue sendiri."

"Tapi dia kan cuma mau pertahanin apa yang dia punya. Buat gue itu wajar," ujarnya.

"Banyak cara, Bel. Gue lebih suka cewek yang berkepala dingin. Kalo bisa diomongin baik-baik, kenapa nggak?"

Bella manggut-manggut menanggapi jawaban sahabatnya itu.

"Kalo semisalnya gue ngelarang Juyeon buat deket sama Somi, apa gue bakal diputusin juga?" ucap Bella lirih.

Hyunjae tiba-tiba saja berhenti. Cowok itu menahan tangan Bella agar mengikutinya untuk melakukan hal yang sama.

"Kalo dia nggak maen-maen pacaran sama lo, gue rasa sih nggak. Kan gue bilang tadi, bicarain baik-baik selagi bisa." rasanya Hyunjae seperti bapak yang sedang menasihati anaknya.

Bella terdiam. Lalu tersadar akan sesuatu. Dengan teganya ia memukul pundak Hyunjae dengan sangat kencang.

"Ih, berarti lo nggak serius dong pacaran sama Nancy!" ujarnya kesal.

Hyunjae tertawa sembari mengusap bahunya yang dipukul Bella. "Itu alasan kedua."

Bella melanjutkan langkahnya dengan sesekali menghentak kesal.

Hyunjae sialan.

Dasar playboy.

Bella kira sahabatnya yang satu itu sudah tobat.

🐝🐝🐝

"Bel, bareng gak?" tanya Sunwoo kepada sang pemilik acara.

"Kalian duluan aja, gue nyusul sama Juyeon."

Dengan semangat Bella melangkah menuju kelas Juyeon. XI MIPA 2. Cukup jauh jaraknya dengan kelas Bella. Karena harus turun satu lantai. Kelas Juyeon berada di lantai dasar sedangkan kelas Bella tepat di atasnya.

Kebetulan sekali yang dicari-cari keluar kelas. Dengan tas di punggungnya Bella sedikit berlari menghampiri Juyeon.

"Juyeon!" teriaknya memanggil karena Juyeon mulai melangkah dengan arah yang berbeda dari Bella.

Mendengar suara familiar, laki-laki bertubuh jangkung itu berbalik. Benar saja, gadis dengan rambut panjang itu setengah berlari menghampirinya.

Juyeon tersenyum seperti biasa yang selalu ia tunjukkan. Tak urung juga ia merasa heran karena tumben sekali pacarnya itu menghampirinya ke kelas di jam pulang seperti ini.

Hei, dia tak tahu saja. Bella sangat sering menghampirinya di kelas. Namun teman-temannya selalu berkata "Juyeon udah keluar sama Somi." atau "Baru aja nyusulin ke kelas Somi." seperti itu.

"Kenapa?"

"Lo mau ke mana?" bukannya menjawab ia justru balik bertanya.

"Mau ke kelasnya Somi."

Sedikitnya senyum Bella memudar. Buru-buru ia mengatakan maksud tujuannya ke sini.

"Anak-anak mau pada kumpul, lo, ikut, kan?"

Bella mulai ragu karena Juyeon menampilkan wajah yang sangat Bella tahu jawabannya tanpa tahu alasannya.

"Gue gak bisa ikut. Bilang ke anak-anak yang lain," dan benar saja.

Raut Bella menjadi sedih. Menunjukkannya dengan kentara di hadapan Juyeon.

Bella butuh alasan.

"Kenapa?"

"Somi...."

Ah, karena Somi, ya. Bella berusaha untuk bersikap biasa. Tersenyum, menutupi perasaan tak baik di hatinya.

"Ajak aja. Nggak apa-apa kok." ya nggak apa-apa. Bella yang punya acara.

Juyeon menghela napas panjang. "Bel, bukannya nggak mau. Tapi, Somi sebenernya nggak nyaman sama kalian."

Jujur saja rasanya Bella ingin menyahut "Gue juga nggak nyaman sama dia." tapi siapa dia berkata seperti itu.

Pacar?

Bahkan sekarang Bella merasa itu hanya status belaka.

"Gue juga janji mau jalan sama dia."

Bella tersenyum miris.

"Apa nggak bisa besok aja?" Bella masih berharap bahwa Juyeon akan membiarkan Somi sekali saja.

"Lo kenapa sih, Bel?" tanya Juyeon yang merasa keheranan dengan sikap Bella yang tidak biasanya itu.

Bella mencengkeram lengan Juyeon dengan cukup erat. Menyalurkan sebuah perasaan memohon kepada pria itu.

"Kali ini aja, Yeon," pintanya dengan nada memohon.

Tak diduga. Juyeon menepis kasar tangan Bella yang mencengkeram lengannya. Bella terkejut bukan main.

"Bel, gak usah manja! Lo kan masih ada yang lain yang bisa pergi sama lo."

"Ih, liat tuh, Bella ganjen banget. Dia mau jadi pho ya."

"Tau. Juyeon kan mau jalan sama pacarnya, dia siapa ngelarang-larang."

"Kasian. Cinta sebelah pihak. Hahahaha,"

Bella menundukkan kepalanya. Antara takut dan sedih. Pasalnya Juyeon tak pernah sekali pun membentak nya. Belum lagi bisikan-bisikan yang didengarnya.

Di mata mereka, Bella adalah pemeran antagonis nya. Yang berusaha menghancurkan hubungan sahabatnya sendiri. Begitulah pikiran mereka.

"Udah lah, gue mau ke kelasnya Somi." seakan tak peduli Juyeon pergi begitu saja.

Bella menatap punggung Juyeon sendu. "Tapi, hari ini hari ulang tahun gue." ujarnya lirih.

Dengan langkah gontai Bella berjalan ke luar gedung sekolahnya. Tak menghiraukan beberapa pasang mata yang menatap rendah dirinya.

Tapi sesuatu menarik perhatiannya. Membuat tujuannya yang semula menuju gerbang menjadi ke parkiran sekolah.

"Hyunjae,"

Cowok itu menoleh dan segera bangkit dari sandarannya pada kap mobil.

"Kok masih di sini?" tanya Bella. Karena seharusnya Hyunjae sudah pergi bersama yang lainnya kan?

"Oh, itu, lagi nunggu temen." ucapnya. "Juyeon mana?"

Bella menggeleng lesu. "Dia nggak ikut."

Hyunjae mengangguk paham. "Ya udah, lo sama gue aja."

Bella menatap bingung sahabatnya itu. "Temen lo?"

Hyunjae mengusap tengkuknya. "Udah pulang kayaknya."

Bella tersenyum tulus. "Makasih, Hyunjae."
.
.
.
.
.
Tbc.

B I T T E R S W E E T || LEE JUYEON X SON NAEUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang