《BokuKuro》Bromance?

2K 110 23
                                    

Warning : Ada adegan 🔞  di dalamnya.
...

Bokuto Kotaro dan Kuroo Tetsuro adalah sepasang sahabat. Ya, walaupun mereka adalah pesaing di dalam dunia voli—mereka mengakui bahwa mereka cocok dalam dunia pertemanan. Bokuto yang penuh semangat dan aneh, Kuroo yang nerd dan aneh; keduanya mampu melakukan hal gila bersama.

Bahkan saking dekatnya—Akaashi Keiji—setter Fukurodani, pernah bergumam, "Bokuto-san dan Kuroo-san sangat dekat, ya. Kalian tidak ragu dicap sebagai bromance..."

Yup, bromance. Istilah yang dipakai untuk menunjukkan hubungan sesama laki-laki yang sangat dekat, bahkan tidak jarang emosional, tetapi—terbebas dari cinta romantis dan non-seksual. Begitulah Bokuto dan Kuroo.

Mereka dekat, sangat dekat malah.

Contohnya sangat jelas ketika Fukurodani, Nekoma, dan sekolah lainnya melakukan training camp. Saat Bokuto kelelahan, ia mendatangi si rambut hitam itu. Menepuk bahu kapten Nekoma yang sedang menyesap minumannya.

"Bro, minta minum," pinta Bokuto sembari meletakkan dagunya di pundak Kuroo. Kuroo tanpa segan menyodorkan minumannya. Tak peduli jika bibir Bokuto menyentuh ujung botolnya, meminum airnya.

Benar-benar seperti orang berpacaran.

Contoh yang lain.

"Oya~ Bokuto!" Kuroo berlari kencang dengan langkah antusiasnya menuju ke arah Ace Fukurodani yang tengah mengelap keringatnya dengan bajunya—membuat enam kotak perutnya terlihat. Menyeringai pelan, Kuroo mengusap perut Bokuto.

"Buahaha! Apa yang kau lakukan, Kuroo?"

"I'ie, i'ie. Aku hanya mengagumi garis abdominalmu, bro," ujar Kuroo dengan wajah genit bagaikan lelaki paruh bayanya, mengusap perut Bokuto yang membuat lelaki itu tertawa kencang karena merasa geli.

"Ah~ Kuroo-kun genit," si pemilik rambut dwiwarna itu melengkingkan suaranya, mencoba untuk menirukan suara anak gadis. Bokuto pun menarik seringainya, menahan pergelangan tangan Kuroo—lalu memasukkan tangannya ke dalam baju Kuroo.

"Hora, serangan balasan! Kau juga punya perut yang indah, Brokuro!"

Bokuto dan Kuroo saling menyeringai, mencoba untuk mengelus perut satu sama lain dengan tawa yang menggema di dalam gymnasium. Hal itu membuat Akaashi dan Kenma yang melihat hal itu dari kejauhan saling berpandangan.

"Kapten kita..."

"... benar-benar bodoh."

🦉🐱

Bromance.

Ya, itu hanyalah bromance

Sentuhan tanpa kasih sayang, sentuhan tidak sengaja, sentuhan tanpa sadar, tiada artinya—yup, semua itu tak ada arti khusus bagi kapten Fukurodani dan Nekoma. Benar-benar tak ada artinya.

Pagi itu, masih di saat camp, Kuroo membasuh mukanya dengan air keran. Bangun tidur, rambutnya yang alamiah kaku itu kelihatan beratakan. Sama halnya dengan Bokuto.

Berjalan sempoyongan, menguap beberapa kali—rambut dwiwarnanya menurun karena belum diberi gel. Kelihatan berantakan dan menutupi dahinya.

"Masih mengantuk?" Basa-basi, Kuroo bertanya. Well, ini memang masih pagi sekali—matahari bahkan belum terbit. Kuroo sengaja bangun sepagi ini supaya kamar mandinya sepi.

"Iya... hoaaam," Bokuto menguap lagi, matanya tak sepenuhnya terbuka. Mengantuk berat.

"He~ tumben sekali kau bangun sangat pagi. Kerasukan apa?" Kuroo menyeringai dan mengangkat alisnya. Dia tahu sekali bagaimana ruang tidur Fukurodani. Setiap pagi, Akaashi disibukkan membangunkan si kapten—dengan bantuan Konoha and friends yang membuat suara kegaduhan luar biasanya, sampai terdengar di ruangan lainnya.

Haikyuu!! Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang