Request from kauki_aoi
...
"Hinata! Truth or Dare?"
Bokuto menepuk tangannya ketika botol itu berhenti di depan si mungil. Hinata mengerucutkan bibirnya, melipat tangannya dan memasang wajah berpikirnya, "Uhm... Truth saja, deh!"
"Yamaguchi, kau yang kasih pertanyaan," Tsukishima di sampingnya berkata—memberitahukan teman baiknya yang sedari tadi melamun. Yamaguchi tersentak. Oh, ya. Ia yang berada di sebelah Hinata, berarti ia yang harus memberikan pertanyaan.
Yamaguchi berkedip bingung. Sejujurnya, ia bingung harus bertanya bagaimana. Ia takut merusak suasana di sini dengan pertanyaannya yang mungkin biasa saja. Yamaguchi pun menggaruk pipinya, "Etto..."
"Kapan kau terakhir berbohong, Shoyo?"
"Eh—?" Semuanya menoleh ke arah sumber suara. Si setter Nekoma, bertanya dengan santai sambil melipat tangannya.
"Kenma, ini saatnya Yamaguchi bertanya, lho..." Kuroo terkekeh pelan melihat tingkah si teman masa kecilnya. Meski dia tahu Kenma dan Hinata dekat, bukan begitu peraturan permainannya. Yamaguchi yang melihat itu buru-buru mengibaskan tangannya.
"Ah—kupikir aku tidak punya pertanyaan spesial! Pakai pertanyaan dari Kozume-san juga tidak apa-apa!"
"Begitu?" Akaashi mengangkat alisnya, lalu menatap Hinata. "Baiklah, Hinata-kun bisa menjawab."
"Uhhh, baiklah," Hinata memejamkan matanya dan berpenopang dagu—berpikir keras. "Sepertinya hari ini, deh. Ja... jangan bilang-bilang Kageyama, ya. Tadi aku sempat memuji salah satu tossnya yang kubilang enak, padahal itu terlalu tinggi. Aku hanya tidak ingin dia sedih~"
"Hee. Kalau bertemu dia, akan kuberitahu," Kuroo tersenyum jahil.
"J—jangan begitu dong, Kuroo-san!"
"Lagipula, kenapa kau tidak bilang? Komunikasi antar pengumpan dan setter itu penting," Lev berkecak pinggang, tidak setuju.
"Kau tidak tahu, sih! Kageyama sudah pernah bilang harusnya aku melompat lebih tinggi sesuai dengan iramanya! Dan dia itu kalau marah se~ram~" Hinata mencoba menirukan ekspresi dingin si setter, dan membuat tanda 'tanduk' di atas kepalanya.
"Hahaha~ Kau jujur sekali, Hinata! Oke. Aku putar botolnya, ya!" Bokuto memutar botol itu dengan semangat—dan berhenti tepat di depan si kapten Nekoma, Kuroo Tetsuro.
"Curang. Tanganmu kotor sih, Bokuto," Kuroo mendengus.
"Heh?! Kotor darimana?!" Bokuto tidak terima.
Kuroo pun menarik seringainya, "Dare aja deh. Biar asyik."
Kenma di sampingnya mengambil napasnya, berucap dengan datar karena ia yang bertugas memberikan tantangan, "Cium orang yang membuatmu tertarik di sini, Kuro. Oh. Atau lebih tepatnya, cium si Tsukki-mu itu."
Yang lain langsung antusias mendengar tantangan itu. Muka yang berkacamata memerah padam, "K-kozume-san?!"
Dan Kuroo menyeringai jahil ke arah Tsukishima, "Apa boleh buat, Megane-kun~ Ini untuk tantanganku~"