Chapter 2: Unknown Man

147 21 8
                                    

Mobil itu ternyata membawa mereka ke sebuah rumah besar. Rumahnya besar, mirip seperti istana.

Para penculik itu melepas ikatan pada kaki dan tangan mereka semua dan mendorong mereka keluar dari mobil menuju ke dalam rumah mewah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para penculik itu melepas ikatan pada kaki dan tangan mereka semua dan mendorong mereka keluar dari mobil menuju ke dalam rumah mewah tersebut. Percuma juga, mereka tidak bisa kabur karena ada banyak sekali penjaganya. Mereka yang awalnya menangis, menjadi terpukau karena keindahan rumah tersebut.

"Hyung, rumahnya bagus banget..wow.." Kata anak yang bernama Huang Renjun kepada Taeyong.

"Hey, kita ini diculik, bukan mau jalan-jalan, walaupun rumahnya bagus, niat orang yang nyulik kita pasti buruk. Jadi jangan terpukau dulu." Kata Taeyong kepada Renjun sambil berbisik-bisik.

"Maaf hyung, rumahnya bagus soalnya.." Ucap Renjun kepada hyungnya itu. Menurut Taeyong, rumah ini memang bagus. Tapi dia tidak boleh terlalu terpukau dahulu, karena dia tidak tahu apa yang akan mereka hadapi ketika mereka masuk ke dalam rumah tersebut.

Penculik itu terus mendorong mereka kedalam rumah tersebut. Dan akhirnya mereka masuk kedalamnya. Mereka semua terkejut melihat isi dari rumah tersebut. Dindingnya berwarna putih, kursi dan meja berwarna emas, bahkan lampunya saja besar dan berlian menghiasi lampu tersebut. Lantainya mengkilap, semuanya serba mengkilap!

"Woah gila, keren banget.." bisik Jeno. Jaemin yang mendengarnya pun mengangguk setuju.

"Taeil, Johnny, Yuta, bawa mereka ke ruang bawah tanah!" Perintah seseorang dari sebuah speaker yang menempel pada dinding rumah tersebut. Tiga laki-laki gagah yang bernama Taeil, Johnny dan Yuta itupun mendorong anak-anak tersebut dan berjalan menuju ruang bawah tanah.

°°°°°°°

"Ten, mereka mau kesini, tolong persiapkan ruangan bawah tanah."

"Baik Bos!"

Orang yang dipanggil sebagai Bos itu tersenyum seram.

°°°°°°°

Saat mereka sampai, ruangan tersebut gelap gulita. Tiba-tiba anak-anak itu didorong dan ditinggal didalam ruangan itu.

"Hyung..aku takut gelap.." Kata anak yang bernama Dong Si Cheng, atau yang biasa dipanggil winwin.

"Pegangan sama hyung ya win, jangan kemana-mana." Ucap anak lain bernama Kim Doyoung. Winwin pun memegang lengan Doyoung dan menutup matanya.

"Oh sudah sampai rupanya..." Mereka semua terkejut karena mendengar suara tersebut. Winwin semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Doyoung. Doyoung yang melihat Winwin ketakutan pun mengelus lengan Winwin.

Tiba-tiba lampu menyala, seorang laki-laki berumur sekitar 40-an terlihat sedang duduk di sebuah kursi. Dia membalikkan kursinya dan sekarang menghadap anak-anak tersebut. Senyum menyeramkan langsung menghias wajahnya saat melihat mereka. Lalu, dia berjalan memutari mereka.

Tak, tok, tak, tok.

Suara sepatu orang tersebut menggelegar dalam ruangan itu, membuat anak-anak tersebut ketakutan. Tiba-tiba dia berhenti tepat di depan Taeyong.

"Kamu. Namamu Taeyong, Lee Taeyong. Berumur 13 tahun. Orangtuamu meninggalkanmu karena mereka menginginkan anak perempuan, tapi mereka malah mendapatkan anak laki-laki." Mendengar ucapan orang itu, Taeyong menjadi tegang, karena yang tahu tentang itu hanya sahabat-sahabatnya. Bagaimana orang ini bisa tahu? Lalu orang itu berjalan lagi, kali ini berhenti tepat didepan Doyoung.

"Namamu Kim Doyoung. Umurmu 12 tahun. Ibumu meninggal saat melahirkanmu, dan ayahmu menyalahkanmu. Jadi dia membuangmu." Dia berjalan lagi kedepan anak lain.

"Jung Jaehyun. Umur 11 tahun. Kamu kabur dari rumahmu karena Ibumu menyuruhmu saat Ayahmu sedang memukulinya. Jadi kamu terpaksa untuk pergi." Jaehyun yang mendengar itu pun berusaha untuk menahan air matanya karena ia teringat Ibunya.

"Dong Si Cheng. Umur 10 tahun. Merupakan anak dari orangtua pemabuk. Dan kamu kabur dari rumahmu." Winwin semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Doyoung sampai lengannya sedikit memerah, tapi Doyoung tidak permasalahkan itu.

"Mark Lee. Umur 9 tahun. Ibumu meninggal saat usiamu masih muda, dan Ayahmu dipenjara karena mencuri uang dari bank."

"Huang Renjun. Umur 8 tahun. Orangtuamu tidak mempunyai uang yang cukup. Jadi mereka menaruhmu, yang masih bayi, didepan pintu orang tidak dikenal. Ternyata, itu adalah rumah seorang laki-laki yang mempunyai hutang berlimpah. Dan dia dibunuh karena tidak bisa membayar hutangnya." Renjun yang mendengar itu mengingat saat-saat dimana orang yang merawatnya sampai umur 7 tahun itu dihajar, mukanya ditonjok, dan akhirnya dia ditembak.

"Namamu Lee Jeno. Umurmu 8 tahun. Dari kecil orangtuamu tidak mengurusmu, dan kamu memiliki seorang kakak perempuan. Tapi dia meninggal karena dijual oleh Ayahmu dan dia berusaha untuk kabur, tapi ketahuan dan dia ditembak."

"Lee Donghyuck. Berumur 8 tahun. Anak orang kaya, tapi orangtuamu kecelakaan dan meninggal."

"Dan yang terakhir..." Orang tersebut berjalan menghampiri Jaemin yang ketakutan. Jaemin pun bersembunyi dibelakang Jeno yang langsung menatap marah orang tersebut.

"Na Jaemin. Umur 8 tahun. Orangtuamu membencimu karena kesalahanmu di masa lalu. Kamu diberikan ke Panti Asuhan dimana pengurusnya juga membencimu. Sebenarnya apa salahmu sampai kau dibenci banyak orang ya?" Orang tersebut terkekeh dan kembali ke tempat duduknya.

Semua anak-anak itu menegang, bagaimana bisa orang yang sama sekali tidak mereka kenal, dan yang sama sekali belum pernah bertemu dengan mereka, mengetahui masa lalu mereka?

"Bapak sebenarnya siapa?" Tanya Mark. Orang itu menatap mereka semua, dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka semua ketakutan.

"Saya? Saya bukan siapa-siapa. Tapi saya tau semua tentang kalian. Dan kalian saya bawa kesini, untuk saya jadikan tahanan." Setelah berkata seperti itu, sekelompok orang yang memakai jas dan pakaian serba hitam masuk kedalam ruangan dan menaruh kain didepan mulut anak-anak tersebut sehingga mereka pingsan.

"Bawa mereka ke ruangan tempat anak lain dikurung." Para orang berpakaian jas itupun menggendong anak-anak itu dan pergi.

"Tunggu pembalasanku." Kata pria tersebut lalu tertawa.

--------------------------------------------------

Semoga kalian suka sama chap ini ya! Jangan lupa komen dan vote :)

Together || BTS × NCT × TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang