3 hari berlalu. Tidak terasa besok adalah saatnya mereka pergi ke London dan melaksanakan tugas mereka masing-masing.
Kali ini, mereka semua sedang mempersiapkan diri mereka untuk besok. Ada yang berlatih di ruang latihan lagi, ada yang berlatih akting, dan ada juga yang menyusun rencana. Sedangkan Bos mereka tidak terlihat dimana-mana, mereka juga tidak tahu atasan mereka itu ada dimana.
Sejak perkataan keji yang keluar dari mulut Bos mereka itu disampaikan di depan Jaemin, Jaemin mulai berlatih lebih keras. Dalam 3 hari, Dia berlatih selama 6 jam, dan dilatih oleh Beomgyu, Taeyong, dan Jeno. Dia bersikeras, jika Dia masih tidak bisa memukul atau menjatuhkan seseorang, maka Dia tidak akan berhenti berlatih. Dari dulu, Jaemin memang anak yang keras kepala.
Jaemin meluncurkan kepalan tangannya kepada lawannya, sahabatnya sendiri dari kecil, saudaranya dari Ibu yang lain, yakni Jeno, dan akhirnya, dalam 2 hari, 12 jam, dan dalam 43200 detik, Dia berhasil memukul 1 orang dan membuatnya jatuh. Walaupun tidak tega, tapi Jaemin tetap bangga pada dirinya sendiri karena akhirnya bisa memukul seseorang tanpa terjatuh.
Dia melompat-lompat dan berteriak 'yes!'. Jeno, Taeyong, dan Beomgyu yang mengamatinya tersenyum dan bertepuk tangan. Jaemin yang tersadar bahwa Jeno masih tergeletak di lantai pun merentangkan tangannya dan membantu Jeno berdiri. Jeno yang sudah berdiri pun mengacak-acak rambut Jaemin dan tersenyum.
"Aw nana udah bisa.."
Jaemin menyingkirkan tangan Jeno dari kepalanya dan melipat tangannya di dadanya dan mencibir. "Ih apaan sih Jen, gua bukan bayiii!"
"Lu bertingkah kayak bayi." Balas Jeno. Pada akhirnya 2 sahabat dekat itu pun berkejar-kejaran.
Taeyong yang melihat mereka bermain pun tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. "Aduh, gua gemes sama mereka gyu.."
"Hahahaha, sama Hyung, padahal gua lebih muda." Kata Beomgyu.
Taeyong menggerakan kepalanya ke kanan dan menatap Beomgyu. Dia menyeringai dan melipat tangannya di dadanya. "Hem, lu kan kataya jago berantem nih..." Beomgyu pun meniru pose Taeyong dan menatap Taeyong.
"Gimana kalau kita berantem sekarang?"
"Oh..dengan senang hati Hyung.." Dan pertengkaran antara dua orang yang wajahnya mirip itu pun dimulai dengan Beomgyu yang mencoba untuk memukul dahulu. Tapi pukulannya meleset karena Taeyong berhasil menghindari pukulan itu.
Selanjutnya Taeyong menendang kaki Beomgyu membuatnya kesakitan dan terjatuh di lantai. Lalu, Taeyong merentangkan tangannya dan membantu Beomgyu berdiri untuk lanjut. Beomgyu yang sudah berdiri langsung menonjok perut Taeyong, mengakibatkan Taeyong kesakitan karena kurang cepat. Tapi Dia mengabaikan kesakitannya dan berusaha untuk memukul wajah Beomgyu. Beomgyu berhasil menghindar, tapi Dia tidak sadar bahwa Taeyong sebenarnya mengincar kakinya.
Taeyong yang melihat bahwa Beomgyu berhasil menghindar pun langsung menendang kaki Beomgyu dan memukul wajahnya. Alhasil membuat Beomgyu sempat terjatuh, tapi Dia menggunakan kaki nya yang tidak sakit dan menopang tubuhnya. Taeyong meluncurkan kepalan tangannya untuk memukul wajah Beomgyu yang masih berlutut, tapi Beomgyu berhasil menghindar dan cepat-cepat berdiri lagi.
Mereka tidak sadar kalau pertengkaran mereka diamati oleh teman-teman mereka yang lain. Jeno dan Jaemin yang tadi bermain kejar-kejaran juga berhenti ketika melihat Hyung-hyung mereka yang lain masuk ke dalam ruangan latihan dan berdiri diujung ruangan tersebut sambil mengamati sesuatu sehingga membuat mulut mereka ternganga.
Taeyong dan Beomgyu menyelesaikan pertengkaran mereka dengan Beomgyu yang kakinya kesakitan dan Taeyong yang perutnya kesakitan. Tapi, secara tidak sengaja, pose mereka mirip seperti seorang laki-laki yang sedang melamar pacarnya. Beomgyu berlutut dengan satu kaki dan memegang satu kakinya yang lain dengan tangannya, sedangkan Taeyong berdiri didepan Beomgyu sambil memegang perutnya dan meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together || BTS × NCT × TXT
AcciónKata kuncinya adalah kita bisa! Dengan semangat kebersamaan, kita bisa lakukan apa saja. Cerita tentang kebersamaan sekelompok laki-laki kuat. Dimana kebersamaan membuat mereka sadar, bahwa tidak ada yang tak mungkin jika mereka terus bersama.